2.4. Landasan Teoritis
2.4.1. Keperawatan Holistik Dossey 2005 menyatakan bahwa model yang paling komprehensif
yang tersedia untuk memandu perawatan kesehatan utama adalah biopsycho sosial- spiritual model. Dalam model holistik, semua penyakit yang
memiliki komponen psikosomatik dan biologis, faktor psikologis, sosial dan spiritual selalu berkontribusi untuk gejala-gejala penyakit pasien. Dimensi
spiritual dalam model biopsycho-sosial-spiritual menggabungkan spiritualitas dalam konteks yang luas, nilai-nilai, makna dan tujuan dalam
hidup. Ini mencerminkan sifat manusia yang peduli, mencintai, kejujuran, kebijaksanaan dan imajinasi. Konsep semangat menyiratkan suatu kualitas
transendensi, sebuah kekuatan membimbing atau sesuatu di luar diri dan melampaui individu perawat atau klien. Ini mungkin mencerminkan
keyakinan akan adanya kekuatan yang lebih tinggi. Bagi sebagian orang, semangat dapat menunjukkan perasaan sepenuhnya mistis atau kualitas
dinamis yang mengalir dari kesatuan. Hal ini sulit didefenisikan, namun merupakan sebuah kekuatan vital secara mendalam yang dirasakan oleh
individu. Roh manusia dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati serta kesehatan dan penyakit.
Gambar 2.4 The Bio-Psycho-Social-Spiritual Model Biologi
Psikologi Sosiologi
Spiritual
MANUSIA
Universitas Sumatera Utara
Setiap komponen dari model bio-psiko-sosial- spiritual saling tergantung dan saling terkait. Hal ini diperlukan untuk mengatasi semua
komponen untuk mencapai hasil terapi yang optimal. Terlepas dari penyakit yang terlibat, teknologi yang dikembangkan atau terapi yang digunakan,
model bio-psiko-sosial-spiritual menyediakan peta jalan utama keseluruhan
dalam merawat pasien secara keseluruhan.
Dua tantangan utama dalam keperawatan telah muncul di abad kedua puluh satu. Yang pertama adalah untuk mengintegrasikan konsep teknologi,
pikiran dan jiwa ke dalam praktek keperawatan, yang kedua adalah untuk mengintegrasikan model untuk keperawatan kesehatan yang memandu
penyembuhan diri dan orang lain. Keperawatan holistik adalah acara yang
paling lengkap untuk konsep dan praktek keperawatan profesional
2.4.2 Elemen Spiritual a. Keterhubungan dengan sumber suci atau Tuhan
Sumber suci mungkin dijelaskan sebagai orang, kehadiran atau sebagai sebuah misteri yang melampaui kata-kata. Ketidakcukupan bahasa
sangat jelas ketika kita mencoba untuk mendiskusikan atau menggambarkan apa yang ada di dalam dan diantara kita, namun di luar dan kekuatan yang
lebih besar dari kita. Pikiran rasional kita tidak bisa memahami Tuhan dan setiap deskripsi atau kata-kata yang digunakan untuk berbicara tentang
sumber suci masih kurang. Tuhan jauh dari konsep apa pun yang dipikirkan manusia. Kata-kata dan deskripsi, bagaimanapun, alat-alat dari pikiran
Universitas Sumatera Utara
rasional yang bsia mengarahkan kita kepada Tuhan. Konsep Tuhan yang
dikembangkan oleh pikiran rasional mungkin bersifat pribadi atau kelompok.
Menghubungkan dengan sumber suci bisa melibatkan hal-hal seperti doa, ritual, rekonsiliasi dan ketenangan. Ajaran dari tradisi keagamaan
menawarkan berbagai perspektif mereka sendiri dan pedoman bagaimana cara berhubungan dengan sumber suci. Memahami bagaimana orang mencari
dan merasakan hubungan dengan sumber suci dan hambatan yang mungkin mereka hadapiu adalah penting dalam memberikan perawatan spiritual
Dossey, 2005.
b. Keterhubungan dengan alam
Spiritualitas sering diungkapkan pada pengalaman melalui rasa keterhubungan dengan alam, lingkungan dan alam semesta. Hewan, burung,
ikan dan makhluk lainnya di bumi yang memberikan makna dan suka cita bagi orang-orang dari segala usia. Kesadaran semua bentuk kehidupan di
bumi dan tempat mereka dalam keteraturan alam, merupakan sumber hubungan dan apresiasi spiritual. Burung-burung atau lebah dengan bunga-
bunga semua menggambarkan keajaiban dari berbagai bentuk kehidupan yang sangat memberikan pengalaman spiritual. Kesadaran dari
keterhubungan dengan bumi dan alam semesta. Individu bukan penenun dari jaringan kehidupan, melainkan masing-masing untai dalam jaringan tersebut.
Apa yang mereka lakukan untuk jaringan mereka lakukan untuk diri mereka sendiri. Dengan demikian, apa yang terjadi pada bumi dan lingkungan
mempengaruhi mereka dan sebaliknya. Pilihan dan tindakan mereka dalam
Universitas Sumatera Utara
segala hal mempengaruhi alam. Memahami keterkaitan antara roh dan materi dasar untuk beberapa tradisi dan dikenal di beberapa tingkat dalam semua
tradisi spiritual, khususnya dikalangan mistikus. Banyak orang mengalami rasa hubungan dengan sumber suci melalui
alam, terlepas dari latar belakang agama mereka. Orang sering mengekspresikan perasaan tertentu kedekatan dengan diri spiritual mereka
saat berjalan di pantai, duduk didekat pohon kesukaan mereka, melihat matahari terbenam, mendengarkan air yang mengalir, melihat api, merawat
tanaman dan sebaliknya mengalami tatanan alam. Alam bisa menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan kenyamanan yang semuanya adalah atribut dari
spiritualitas Dossey, 2005. c.
Keterhubungan dengan orang lain Spiritualitas diketahui dan dialami dengan adanya hubungan, dengan
kenyamanan, dukungan, konflik dan perselisihan yang menandai hubungan tersebut. Orang-orang mengekspresikan dan mengalami spiritualitas melalui
apresiasi ikatan yang sama dengan seluruh umat manusia dan hubungan khusus mereka dengan orang lain. Spiritualitas dibentuk dan dipelihara dalam
pengalaman seseorang dalam masyarakat dimulai dengan keluarga. Masyarakat, baik formal maupun informal dimana orang menjalani kehidupan
mereka memberikan konteks untuk mengekspresikan rasa spiritual. Masyarakat memberikan kesempatan untuk berbagi perjalanan spiritual.
Orang sering berbicara tentang spiritualitas dalam hal hubungan mereka, baik harmonis dan tidak harmonis. Pembentukan, bekerja,
Universitas Sumatera Utara
memelihara dan perbaikan hubungan adalah bagian penting dari spiritualitas seseorang. Berada dengan orang lain dengan cara mencintai dan mendukung
adalah sebuah ekspresi dari spiritualitas, seperti berjuang dengan hubungan yang menyakitkan dan sulit dengan keluarga, teman dan kenalan. Hubungan
yang memerlukan penyembuhan adalah hal yang penting untuk spiritualitas seperti halnya orang-orang yang memberikan dukungan dan kenyamanan.
Keterhubungan spiritual dengan orang lain baik dalam hal memberi dan menerima. Keterbukaan untuk menerima cinta, hidup dan sumber suci
adalah sikap spiritual. Memang, kehadiran yang sejati bahwa seseorang berbagi dengan yang lain, dengan kejujuran yang tersirat penuh kasih dan
keintiman adalah manifestasi dari spiritualitas. Spiritualitas dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari dan saat-saat khusus bersama dengan orang lain
saat suka cita, kesedihan, ritual, seksualitas, doa, bermain, semangat, kemarahan, perdamaaian dan kepedulian Dossey, 2005.
d. Keterbukaan dengan diri sendiri
Spiritualitas menanamkan kesadaran yang terus menerus tentang pentingnya menjadi diri sendiri. Kemampuan untuk berada dalam kesadaran
yang mengalir dari jiwa adalah elemen penting dari keterkaitan dengan diri. Kesadaran untuk membuka pengalaman hidup di saat ini, hadir untuk tubuh
jiwa pikiran mereka sendiri dan memungkinkan mereka untuk menerima semua aspek dari diri mereka sendiri tanpa penghakiman Dossey, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Kerangka Konsep Teoritis