Hubungan Pengampunan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Hubungan Keyakinan dan Nilai-Nilai dengan Tingkat Kecemasan

beban bagi orang lain. Hal yang mendorong mereka keluar dari perasaan sedih dan merasa jauh lebih kuat adalah hubungan yang baik dengan keluarganya. Setelah dilakukan analisa multivariat dengan multiple correlation ternyata arti dan tujuan tidak mempunyai hubungan dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker, dimana nilai p 0,05. Hal ini kemungkinan karena arti dan tujuan hidup baik belum dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien kanker. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan bahwa sebanyak 4 orang 4,2 tidak setuju dapat menerima keadaan kondisi penyakitnya, 12 orang 12,5 merasa ragu-ragu untuk hidup lebih terarah ketika dekat dengan Tuhan. Hasil ini berbeda dengan penelitian Stella dan Fitch 2008 mengenai spiritualitas dan perubahan kesehatan pada pasien kanker menemukan bahwa spiritualitas mempunyai multiple fungsi bagi pasien kanker, spiritualitas tersebut membantu menemukan arti dan tujuan hidup sehingga pasien akan memiliki kenyamanan emosional dan mempunyai koping yang positif terhadap dampak yang ditimbulkan dari penyakit kanker yang dialami.

5.5. Hubungan Pengampunan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Kanker

di RSUP. H. Adam Malik Medan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil analisis menunjukkan bahwa nilai p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengampunan dengan tingkat kecemasan pasien kanker. Setelah dilakukan analisa multivariat dengan multiple correlation ternyata pengampunan tidak mempunyai hubungan dengan tingkat kecemasan pasien kanker, dimana nilai p0,05. Hal ini Universitas Sumatera Utara kemungkinan disebabkan adanya pengampunan yang baik tidak dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien kanker. Tingkat kecemasan lebih dominan ada pada pasien. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan bahwa sebanyak 21 orang 21,9 setuju marah kepada Tuhan karena telah memberikan ujian hidup kepada saya, 34 orang 35,4 sangat setuju Tuhan menguji saya dengan penyakit yang saya derita. Hasil ini berbeda dengan penelitian Mickley dan Cowles 2001 dalam Kozier et al, 2010 mengenai kebutuhan spiritual pada pasien kanker menemukan bahwa pengampunan mendapatkan perhatian meningkat dari para profesional pelayanan kesehatan. Bagi banyak pasien, sakit atau kecacatan berkaitan dengan rasa malu dan rasa bersalah. Masalah kesehatan diinterpretasikan sebagai hukuman atas dosa dimasa lalu. Klien yang sedang menghadapi kematian dapat mencari atau meminta pengampunan dari yang lain termasuk dari Tuhan. Dalam penelitian ini menganjurkan pada perawat yang mempunyai peran penting, agar membantu klien dengan memahami proses pengampunan ini dan memenuhi kebutuhan spiritualitas klien melalui pengampunan ini.

5.6. Hubungan Keyakinan dan Nilai-Nilai dengan Tingkat Kecemasan

Pasien Kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil analisa menunjukkan bahwa nilai p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keyakinan dan nilai-nilai dengan tingkat kecemasan pasien kanker. Untuk nilai PR=0,51 95 CI= 0,28-0,93 artinya responden yang mempunyai keyakinan dan Universitas Sumatera Utara nilai-nilai baik perkiraan peluangnya 0,51 kali mempunyai tingkat kecemasan berat dibandingkan responden yang mempunyai keyakinan dan nilai-nilai cukup, keyakinan dan nilai-nilai baik merupakan sebagai faktor protektif untuk timbulnya tingkat kecemasan berat. Hasil ini sesuai dengan penelitian Susanti 2009 mengenai pengalaman spiritual perempuan dengan kanker serviks di RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo menemukan bahwa kehidupan pasien kanker diawali dengan ketidakpastian dan mengalami penderitaan sepanjang hidupnya, namun semangat dan keyakinan akan Tuhan dan harapan menjadikan kehidupannya lebih pasti. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi perempuan dengan kanker serviks yaitu nilai individu dan stigma masyarakat. Harapan timbul dari dukungan sosial, tujuan hidup, kedekatan dengan Tuhan serta pelayanan yang kuat merupakan mekanisme koping pada pasien sehingga menciptakan keseimbangan dalam menjalani kehidupannya. Setelah dilakukan analisa multivariat dengan multiple correlation, ternyata keyakinan dan nilai-nilai tidak mempunyai hubungan dengan tingkat kecemasan pasien kanker karena nilai p0,05. Hal ini kemungkinan disebabkan bahwa keyakinan dan nilai-nilai baik yang ada pada diri pasien tidak dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien kanker. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan bahwa sebanyak 9 orang 9,4 tidak setuju untuk yakin terhadap Tuhan walaupun dalam kondisi sakit dan 13 orang 13,5 merasa ragu-ragu bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan bagi saya untuk sembuh. Universitas Sumatera Utara Hasil ini berbeda dengan penelitian Nabolsi Carson 2011 mengenai spiritual, sakit dan tanggung jawab pada pasien kanker menemukan bahwa keimanan membantu memfasilitasi penerimaan individu terhadap penyakit mereka dan mendorong dalam meningkatkan strategi koping. Spiritualitas meningkatkan kekuatan, harapan, dan penerimaan diri dan membantu mereka untuk menemukan makna dan tujuan dalam hidup. Ketika sakit, kehilangan atau nyeri menyerang seseorang, kekuatan spiritual dapat membantu seseorang ke arah penyembuhan, misalnya individu sering menjadi kurang mampu untuk merawat diri mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan dan dukungan. Distres spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain.

5.7. Hubungan yang Harmonis dengan Tingkat Kecemasan Pasien