Tingkat Kecemasan Pasien Kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan

Tuhan dapat dijadikan sebagai sumber kekuatan bagi pasien kanker sehingga pada saat kondisi sakit, pasien dapat mempertahankan kondisi dan menimbulkan kembali kekuatan baru, tidak mudah kecewa pada saat menjalani kesulitan dalam hidup Hasil ini berbeda dengan penelitian Yosalina et al 2012 mengenai gambaran kebutuhan spiritual pada pasien kanker di RS. Hasan Sadikin Bandung menemukan bahwa dengan adanya dampak psikologis yang terjadi pada pasien kanker maka mayoritas pasien kanker memiliki kebutuhan spiritual yang tinggi. Kebutuhan spiritual merupakan gabungan dari empat komponen yaitu kebutuhan beragama, kebutuhan akan kedamaian, kebutuhan akan makna keberadaan dan kebutuhan memberi. Pemenuhan kebutuhan spiritualitas dapat membantu individu dalam menerima keterbatasan kondisi mereka, memberi kekuatan, memberikan semangat pada individu dalam menjalani kehidupan dan menjalani hubungan dengan Tuhan, orang lain dan lingkungan. .

5.2. Tingkat Kecemasan Pasien Kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat kecemasan pasien kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan dalam kategori tingkat kecemasan sedang sebanyak 31 orang 32,3. Menurut peneliti, hal ini kemungkinan disebabkan karena pendidikan mayoritas pasien memiliki latar belakang pendidikan SMA sebanyak 42 orang 43,8. Hal ini sejalan dengan teori pengetahuan yang dikemukakan oleh Notoadmodjo 2007 yang menyatakan bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar dan menerima Universitas Sumatera Utara informasi baik dari orang lain maupun media massa. Orang yang mempunyai tingkat pendidikan rendah maka tingkat pemahaman terhadap sesuatu juga rendah. Ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan bahwa sebanyak 44 orang 45,8 merasa cemas terhadap perubahan fisik yang dialami akibat kondisi penyakit, 39 orang 40,6 takut bila melihat teman satu ruangan yang mempunyai penyakit yang sama dengan saya meninggal dunia, 24 orang 25,0 merasa tidak tenang bila mendengar bahwa penyakit kanker tidak bisa disembuhkan, 20 orang 20,8 saya sering mengalami kesulitan untuk tidur, 21 orang 21,9 saya sering tidak bisa tidur dengan nyenyak pada malam hari. Hasil ini sesuai dengan penelitian Yunitasari 2012 mengenai tingkat kecemasan pasien kanker pasca diagnosis kanker di RSUP. Dr. Kariadi Semarang menemukan bahwa tingkat kecemasan pasien kanker mayoritas dalam kategori tingkat kecemasan sedang yaitu 40,7. Hal ini disebabkan adaptasi seseorang terhadap lingkungan dapat membantu mengurangi kecemasan pasien selama pengobatan. Penelitian ini terbukti pasien yang tingkat adaptasinya buruk maka tingkat kecemasannya tinggi. Pasien dengan tingkat adaptasi yang buruk maka 50 persen pasien mengalami kecemasan berat. Adaptasi seseorang diperlukan untuk mempersiapkan kondisi fisik dan psikologis selama pasien menjalani tindakan pengobatan. Proses adaptasi sering menstimulasi individu untuk mendapatkan bantuan dari sumber-sumber di lingkungan dia berada dan perawat merupakan sumber daya yang tersedia di lingkungan Rumah sakit. Hasil ini sesuai dengan penelitian Misgiyanto dan Susilawati 2014 mengenai hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan Universitas Sumatera Utara penderita kanker serviks paliatif di poliklinik penyakit kandungan RSUP. dr. Sardjito Yogyakarta menemukan bahwa 15 responden 50 mengalami tingkat kecemasan sedang. Hasil peneltian ini menjelaskan bahwa pada orang tua atau dewasa yang berhadapan dengan penyakit-penyakit yang mengancam kehidupan dan kondisi kesehatan ternyata ditemukan adanya pengalaman kecemasan, depresi dan masalah emosional lainnya. Pasien yang terdiagnosis penyakit kanker serviks menghadapi banyak keputusan yang sulit untuk menerima kenyataan hidup yang terdiagnosa penyakit kanker sehingga menimbulkan perasaan cemas. Pada penderita kanker serviks sering dijumpai penderita dikuasai perasaan tidak berguna, malu, serta kekhawatiran karena merasa menjadi beban orang lain sehingga menimbulkan perasaan cemas. Hasil ini berbeda dengan penelitian Kuraesin 2008 faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien kanker dalam tindakan kemoterapi di RS. Dr. Moewardi menemukan bahwa mayoritas pasien kanker mengalami tingkat kecemasan ringan sebanyak 33 orang 68,8. Hal ini disebabkan adanya respon cemas seseorang seperti sering bangun pada malam hari, gemetar, merasa takut tergantung pada kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi tantangan, harga diri, mekanisme koping yang digunakan dan mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk mengatasi kecemasannya antara lain dengan menekan konflik, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan secara sadar.

5.3. Hubungan Harapan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Kanker di