Polutan Non-organik 1 Karbon Monoksida CO

Tabel 2.1 Konstanta penyesuaian proporsi bukaan akibat tekanan angin Perbandingan luas inlet dan outlet C V Perbandingan luas inlet dan outlet C V 1 : 1 1,00 1 : 5 1,40 1 : 2 1,27 2 : 1 0,63 1 : 3 1,35 4 : 1 0,35 1 : 4 1,38 4 : 3 0,86 Minimum laju ventilasi yang disarankan ASHRAE pada ruangan kelas belajar sebesar 5 ls. Dan menurut Ministry of Education 2007, laju ventilasi untuk ruangan kelas dalam kondisi belajar dengan pengguna sebanyak 30 orang sebesar 8 lsorg.

2.4 Sumber Polutan

Polusi udara dalam ruangan terjadi karena adanya proses pelepasan gas atau partikel ke udara dari sumbernya. Umumnya polusi udara dari luar dapat masuk ke dalam ruangan akibat infiltrasi dan sistem ventilasi yang buruk. Sumber polusi udara dari luar ruangan dapat berasal dari berbagai jenis proses pembakaran. Dari dalam ruangan sendiri, polutan udara dapat berasal dari material bangunan dan perabotan yang mulai rusak, produk yang mengandung bahan isolasi asbes, karpet yang lembab, perabotan dari kayu yang di-press, produk pembersih dan perawatan pribadi, alat pendingin, kompor, pelembab ruangan, dsb.

2.5 Jenis dan Sumber Polutan, serta Efek yang Ditimbulkan

2.5.1 Polutan Non-organik 1 Karbon Monoksida CO

CO merupakan senyawa gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, serta sukar larut dalam air, serum darah, dan plasma. Senyawa gas ini dihasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna karbon seperti kayu, bensin, batu bara, gas alam, dan kerosin. Senyawa CO dalam ruangan berasal dari emisi kompor dan pembakaran yang menggunakan bahan bakar fosil dan biomassa, terutama yang Sumber: Boutet 1987 Universitas Sumatera Utara tidak dipasang dan terawat. Asap tembakau dan kendaraan menjadi salah satu sumber utama polutan CO dalam ruangan. Dalam tubuh manusia, gas CO dapat beraksi dengan hemoglobin membentuk COHb yang dapat mengganggu sistem pengangkutan oksigen dalam darah. Pada konsentrasi 2.5 – 10 dapat menyebabkan kerusakan fungsi otak. Pada konsentrasi 25 – 30, penderita akan kehilangan kesadaran secara perlahan, dan ketika COHB mencapai 60, maka akan menyebabkan kematian. Individu yang keracunan gas CO sering menunjukkan gejala kecapekan, sakit kepala, mual, kesulitan bernafas, meningkatnya debaran jantung, kejang-kejang, kelumpuhan, kehilangan kesadaran, iritasi, gangguan memori, dan tinnitus. WHO 2005 menyarankan standard konsentrasi CO sebagai berikut:  15 menit 100 mgm 3  1 jam 35 mgm 3  8 jam 10 mgm 3  24 jam 7 mgm 3 Disarankan agar menekan konsentrasi CO hingga 4,6 – 5,8 mgm 3 . EPA menentukan standard rata-rata konsentrasi CO tidak boleh melewati 9 ppm selama 8 jam. Menurut lembaga pemerintahan Jerman 2008 untuk kondisi udara yang baik pada sekolah disarankan gas CO berkisar antara 60mgm 3 selama 30 menit dan 15mgm 3 selama 8 jam. 2 Karbon Dioksida CO 2 CO 2 merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, yang dihasilkan dari alam dan proses pembakaran bensin, batu bara, minyak, dan kayu, serta hasil dari proses respirasi dan metabolisme manusia merupakan kontributor terbesar gas CO 2 dalam ruangan. Konsentrasi gas CO 2 di dalam ruangan tergantung pada jumlah orang, lama ruangan dipergunakan, kegiatan dalam ruangan, pertukaran udara, dan polutan dari luar. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Efek senyawa gas CO 2 Kadar CO 2 Interval Efek yang ditimbulkan 2 B eberapa ja m Sakit kepala, sesak nafas dalam aktivitas ringan 3 1 jam Sakit kepala ringan,berkeringat, dyspnea istirahat 4 – 5 Beberapa menit Sakit kepala, pusing, tekanan darah meningkat, dyspnea yang tidak nyaman 6 1 – 2 menit Gangguan pada penglihatan dan pendengaran ≤ 16 menit Sakit kepala, dyspnea Beberapa jam Gemetar 7 – 10 Beberapa menit Kehilangan kesadaran 1.5 menit – 1 jam Sakit kepala, detak jantung meningkat, dyspnea, pusing, berkeringat, bernafas dengan cepat. 10 – 15 1 – beberapa menit Pusing, mengantuk, kejang parah pada otot, ketidaksadaran. 16 – 30 Dalam 1 menit Hilang kendali dalam melakukan aktivitas, pingsan, kejang, koma hingga kematian. Menurut EPA dan ASHRAE batas maksimum gas CO 2 dalam ruangan tidak boleh melewati 1.000 ppm untuk mencapai keadaan ruangan yang nyaman. Lembaga pemerintahan Hongkong 2003 dan Jerman 2008 juga menyarankan standard konsentrasi CO 2 pada ruangan kelas dengan range 800 ppm – 1.000 ppm selama 8 jam. 3 Ozon O 3 Ozon merupakan senyawa gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan beracun, sangat reaktif dan merupakan salah satu oksidan yang kuat. Sekarang ini ozon sudah dikembangkan untuk menghilangkan warna dan bau pada air, berperan sebagai antiseptik, memutihkan kain, pengawet makanan, dan sterilisasi peralatan medis. Ozon terbentuk akibat adanya reaksi kimiawi yang terjadi di atmosfer, dimana sumber awalnya dapat berasal dari hasil proses evaporasi dan proses pembakaran bahan bakar bensin, serta berasal dari penguapan bahan organik VOC dari produk tertentu. Dari dalam ruangan sendiri, gas ozon dapat berasal dari alat pembersih udara, udara dari luar ruangan, mesin fotokopi, printer, dan produk lain yang mengandung sinar UV. Sumber : http:www.epa.gov Universitas Sumatera Utara Secara umum ozon cenderung menyerang sistem pernafasan, dan menyebabkan batuk kering, sakit pada dada paru-paru, iritasi sensorik, pneumonia, bronkitis, dengungan pada telinga, dan terkadang dapat menyebabkan rasa mual. Berdasarkan penelitian NIEHS, kapasitas paru- paru berkurang sebesar 5 – 10 pada konsentrasi 0,08 ppm National Institute of Health 2001 selama 6,5 jam. Ozon juga dapat menyebabkan manusia lebih sensitif terhadap udara kering, lembab, dan berdebu sehingga dapat meningkatkan alergi pada individu yang rentan serta menurunkan sistem imun pernafasan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Southern California Keck School of Medicine, setiap pertambahan 0,02 ppm pada ozon dapat menyebabkan 63 penurunan absen siswa karena sakit. Menurut WHO dan panduan BB101 konsentrasi ozon yang diizinkan yaitu 100 µgm 3 selama rentang waktu 8 jam. Lembaga pemerintahan Hongkong 2003 menyarankan standard konsentrasi O 3 pada ruangan kelas antara 0,025 ppm – 0,061 ppm selama 8 jam. 4 Nitrogen Dioksida NO 2 NO 2 merupakan gas berwarna merah-kecoklatan dengan aroma menyengat yang dihasilkan dari rumah kaca dan kegiatan antropogenik. NO 2 merupakan oksidan yang kuat, korosif, dan sulit larut dalam air. Sumber utama NO 2 merupakan asap tembakau dan gas pembakaran dari kayu, minyak, kerosin, dan batu bara. Jarak bangunan terhadap jalan juga menentukan konsentrasi NO 2 dalam ruangan. Keracunan NO 2 cenderung menyerang sistem pernafasan bronkokotriksi, juga menyebabkan gangguan pada media pendengaran, hidung, tenggorokan, meningkatnya koabilitas, menurunkan imun, sehingga menaikkan kemungkinan terjadi infeksi pada pernafasan. WHO menyarankan agar kandungan NO 2 di udara sebesar:  200µgm 3 selama rata-rata 1 jam  40µgm 3 selama rata-rata per tahun. Universitas Sumatera Utara Lembaga pemerintahan Hongkong 2003 menyarankan standard konsentrasi NO 2 pada ruangan kelas sebesar 0,021 ppm – 0,08 ppm selama 8 jam. Dan menurut lembaga pemerintahan German 2008 ditetapkan standard untuk mencapai kondisi udara yang baik di sekolah sebesar 0,19 ppm selama 30 menit dan 0,03 ppm selama 1 minggu. 5 Radon Radon merupakan radioaktif yang tidak berwarna dan tidak berbau. Radon terbentuk dari radium yang rusak dalam tanah dan bebatuan . Radon berasal dari pembusukan radium di bawah tanah rumah. Ketika suhu dalam ruangan lebih tinggi dan memiliki tekanan yang lebih rendah dari tanah di bawah ruangan, maka gas radon akan masuk ke dalam ruangan dari dalam tanah secara infiltrasi. Penelitian dilakukan pada para pekerja tambang dan diperoleh hasil bahwa senyawa ini dapat menyebabkan kanker paru-paru. Ditemukan bahwa resiko perokok yang menderita kanker paru-paru akibat radon lebih rendah daripada pekerja yang tidak pernah merokok. Efek karsinogenik yang lain yaitu leukimia, kanker perut dan kanker hati. Juga dapat menyebabkan kerusakan pada DNA, gen dan sel. Sampai saat ini, WHO belum menentukan batasan aman, maka disarankan batasan pada penderita kanker paru- paru akibat radon ≥ 75 tahun diperkirakan sebesar:  0,6 x 10 -5 per Bqm 3 individu yang tidak pernah merokok  15 x 10 -5 per Bqm 3 individu perokok aktif  Pada individu yang pernah merokok terdapat resiko medium

2.5.2 Polutan Organik 1 Benzena