Polutan Organik 1 Benzena Jenis dan Sumber Polutan, serta Efek yang Ditimbulkan

Lembaga pemerintahan Hongkong 2003 menyarankan standard konsentrasi NO 2 pada ruangan kelas sebesar 0,021 ppm – 0,08 ppm selama 8 jam. Dan menurut lembaga pemerintahan German 2008 ditetapkan standard untuk mencapai kondisi udara yang baik di sekolah sebesar 0,19 ppm selama 30 menit dan 0,03 ppm selama 1 minggu. 5 Radon Radon merupakan radioaktif yang tidak berwarna dan tidak berbau. Radon terbentuk dari radium yang rusak dalam tanah dan bebatuan . Radon berasal dari pembusukan radium di bawah tanah rumah. Ketika suhu dalam ruangan lebih tinggi dan memiliki tekanan yang lebih rendah dari tanah di bawah ruangan, maka gas radon akan masuk ke dalam ruangan dari dalam tanah secara infiltrasi. Penelitian dilakukan pada para pekerja tambang dan diperoleh hasil bahwa senyawa ini dapat menyebabkan kanker paru-paru. Ditemukan bahwa resiko perokok yang menderita kanker paru-paru akibat radon lebih rendah daripada pekerja yang tidak pernah merokok. Efek karsinogenik yang lain yaitu leukimia, kanker perut dan kanker hati. Juga dapat menyebabkan kerusakan pada DNA, gen dan sel. Sampai saat ini, WHO belum menentukan batasan aman, maka disarankan batasan pada penderita kanker paru- paru akibat radon ≥ 75 tahun diperkirakan sebesar:  0,6 x 10 -5 per Bqm 3 individu yang tidak pernah merokok  15 x 10 -5 per Bqm 3 individu perokok aktif  Pada individu yang pernah merokok terdapat resiko medium

2.5.2 Polutan Organik 1 Benzena

Benzena merupakan senyawa yang berbau, tidak berwarna, jernih, mudah menguap, cepat larut dalam air dan senyawa organik, sangat mudah terbakar dengan susunan molekul C 6 H 6. Senyawa benzena digunakan Universitas Sumatera Utara secara luas sebagai pelarut, terutama dalam industri cat, pembersih cat, karet semen, produk kesenian dan kerjinan tangan. Dalam ruangan, benzena dapat berasal dari material bangunan dan perabotan, gelas fiber, perekat lantai, cat, sistem pembakaran, produk larutan, dan kegiatan manusia bersih-bersih, penggunaan produk tertentu dan pengusir nyamuk, fotokopi, proses menge-print, asap rokok. Emisi benzena dari material dan perabotan akan menghilang secara perlahan dalam selang waktu minggunan, bulanan, hingga tahunan. Terdapat banyak laporan kasus kematian setelah beberapa jam asphyxia dan sistem depresi saraf pusat akibat terhirupnya senyawa benzena pada konsentrasi yang tinggi. Benzena dapat menyebabkan efek cerebovaskular ischemic pada konsentrasi 20.000 ppm selama 5 –10 menit. Dalam kasus keracunan ringan 300 ppm – 3.000 ppm menyebabkan kesulitan berbicara, sakit kepala, pusing, insomnia, mual, parestesia pada tangan dan kaki serta kecapekan. Inhalasi sebanyak 50 ppm – 100 ppm selama 30 menit dapat menyebabkan kecapekan dan sakit kepala, dan pada kisaran 250 ppm – 500 ppm dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, pingsan dan mual. Efek genoktosisitas merupakan efek paling kronis yang disebabkan oleh benzena. Efek ini akan menyebabkan kromosom menjadi tidak normal dan menimbulkan efek yang bersifat karsinogen myeloid leukemia. WHO belum menentukan standard untuk polutan benzena. Lembaga pemerintahan Hongkong 2003 menetapkan batasan untuk benzena terhadap kualitas udara nyaman di ruangan kelas sebesar 16,1µgm 3 . Standard INRS untuk gejala neurologikal akibat benzena:  25 ppm tidak terdapat efek  50 – 100 ppm sakit kepala dan asthenia  500 ppm ada gejala yang menonjol  3.000 ppm toleransi 30 – 60 menit  20.000 ppm kematian dalam 5 – 15 menit Universitas Sumatera Utara 2 Formaldehyde CH 2 O Formaldehyde merupakan gas yang tidak berwarna, mudah terbakar dan sangat bereaksi pada suhu ruangan. Formaldehyde dapat dibeli dalam bentuk cairan, yang dikenal dengan Formalin. Senyawa ini bereaksi cepat dengan hidroksil radikal dan menghasilkan asam. Senyawa ini dapat larut dalam air dan etanol serta klorofom dengan penambahan aseton, benzen, dan dietileter. Secara luas formaldehyde digunakan untuk menghasilkan getah, desinfektan dan bahan preservatif dalam makanan. Sumber dalam ruangan dapat berasal dari proses pembakaran, material bangunan terutama yang baru, kosmetik, penggunaan elektronik, produk insektisida dan kertas. Faktor usia material, asap rokok, kadar CO 2 dan suhu juga turut menentukan kadar senyawa ini. Aroma yang tidak nyamanan timbul pada konsentrasi 0.2 – 0.4 mgm 3 . Efek yang lain yaitu iritasi sensorik pada mata dan pernafasan bagian atas, efek pada paru-paru hingga eksema. IARC dan NCI menyatakan formaldehyde bersifat karsinogenik pada manusia karena dapat menyebabkan kanker nasofaring, hipofaring, dan laring, sehingga mempengaruhi kemampuan berbicara, kanker pankreas, kanker paru-paru, kanker otak, dan myeloid leukemia. Batasan konsentrasi yang disarankan WHO yaitu 0,1 mgm 3 selama 30 menit. Pada konsentrasi 0,38 mgm 3 selama 4 jam dapat menyebabkan iritasi sensorik pada mata dan pada konsentrasi 0,6 mgm 3 dapat meningkatkan frekuensi kedipan mata dan menyebabkan mata merah. Lembaga pemerintahan Hongkong 2003 menyarankan standard konsentrasi NO 2 pada ruangan kelas antara 0,024 ppm – 0,081 ppm selama 8 jam. Sedangkan lembaga pemerintahan Jerman 2008 menetapkan standard ≤ 0,1 ppm selama 30 menit. Universitas Sumatera Utara 3 Naftalin Senyawa naftalin mempunyai susunan molekul C 10 H 8 , berbentuk bubuk putih kristal dengan aroma seperti kapur barus, sangat mudah menguap, tidak larut dalam air, namun larut dalam alkohol dan asetat. Naftalin digunakan sebagai bahan baku pelunak, resin sintetik, naftalin sulfonat, papan plaster, dispersan karet sintetis dan natural, penggelap di industri kulit, cat dan dalam proses produksi karbaril insektisida. Dari dalam ruangan naftalin berasal dari kapur barus terutama, berbagai jenis pelarut, pelumas, herbisida, pembakar arang dan hair-spray, kompor kerosin, asap rokok, material karet, desinfektan dan pewangi ruangan padat. Efek yang paling serius yaitu anemia hemolitik. Bila terjadi keracunan pada wanita hamil, terdapat kemungkinan besar bayi dalam kandungan juga akan menderita anemia hemolitik dan methemoglobinemia. Tidak banyak kasus yang di dokumentasikan, namun keracunan kronis naftalin pada manusia diantaranya kanker pada laring dan kolon, sakit saraf, dan gagal ginjal. Selain itu, juga terdapat kemungkinan dapat menyebabkan diabetes, hipertensi, dan obesitas. Menurut WHO konsentrasi naftalin yang direkomendasikan selama setahun yaitu 0,01 mgm 3 . Lembaga pemerintahan German 2008 menyarankan standard terhadap kondisi udara pada sekolah yang baik menetapkan standard 0,002 mgm 3 – 0,02 mgm 3 selama 8 jam.

2.5.3 Jamur