Pemanasan yang dikeluarkan dalam ruangan berasal dari boneka tiruan dummies. Panas yang dikeluarkan sebesar 1,2 met dan 0,006 lsdummy
konsentrasi CO
2
. Konsentrasi CO
2
di ruangan diukur dengan menggunakan photo- acoustic multi-gas sensor. Sensor CO
2
tersebut diletakkan pada 9 titik dengan masing-masing pada tiga ketinggian yang berbeda0,0 m, 1,2 m, 2,7 m, sehingga
terdapat total 27 sensor. Hasil pengukuran berada pada satuan kmm
3
yang kemudian dikonversikan ke dalam satuan ppm pada kondisi ruangan 20°C dan
tekanan 930 hPa . Sampel diambil setiap 250 detik. Pada hasil penelitian, diperoleh bahwa pada di awal penelitian konsentrasi
CO
2
cenderung lebih tinggi pada area yang lebih tinggi 2,7 m dan akan stabil setelah 2,5 jam. Titik yang dekat dengan jendela mengalami fluktuasi. Dari hasil
penelitian ini juga ditemukan bahwa posisi yang paling baik untuk sensor CO
2
yaitu pada ketinggian pernafasan manusia dan berada dekat dengan dinding serta jauh dari sistem ventilasi. Dan konsentrasi CO2 perlahan meningkat ketika
dikeluarkan dan posisi jendela dibuka, kemudian turun sedikit setelah karbon dioksida dihentikan dengan kondisi jendela ditutup. Dan ketika jendela ditutup
dan CO
2
dikeluarkan, konsentrasi CO
2
meningkat tajam, dan kemudian perlahan turun ketika jendela dibuka dan konsentrasi CO
2
dihentikan.
2.9 Sintesa Pustaka
Kualitas udara dalam ruangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: jumlah pengguna ruangan, kegiatan dan lama penggunaan ruang, pencemaran oleh
polutan organik, non-organik, material bangunan, mikro-organisme dan senyawa VOC, iklim, kecepatan dan arah angin, besar bukaan, dan sistem ventilasi yang
digunakan. Salah satu cara mengukur kualitas udara dalam ruangan adalah dengan
meninjau konsentrasi CO
2
di dalam ruangan yang cenderung dihasilkan dari proses respirasi dan metabolisme manusia. Untuk menetralkan konsentrasi CO
2
di dalam ruangan diperlukan pertukaran udara. Dengan adanya pertukaran udara
yang terjadi, maka konsentrasi udara dalam ruangan yang sudah jenuh dapat dinetralkan kembali dengan adanya udara segar dari luar. Efisiensi pertukaran
Universitas Sumatera Utara
udara yang terjadi dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya sistem ventilasi. Pada penelitian ini hanya akan ditinjau konsentrasi CO
2
dari pengaruh sistem jendela cross-ventilation dan single-sided-ventilation.
Menurut teori, pertukaran udara pada sistem ventilasi cross ventilation lebih optimum dibandingkan single-sided ventilation. Maka seharusnya pada
penelitian ini, kualitas udara konsentrasi CO
2
pada sistem cross ventilation lebih rendah dibandingkan single-sided ventilation.
Laju ventilasi merupakan banyaknya laju udara per-m
3
yang melewati sistem bukaan ke dalam bangunan setiap jamnya. Laju ventilasi dapat diukur
dengan menggunakan perhitungan Q = C
v
.A.V. Berdasarkan standard yang disarankan, kualitas udara pada ruangan kelas
dinyatakan sangat baik bila konsentrasi CO
2
≤ 800 ppm dan dinyatakan baik bila tidak melewati 1.000 ppm. Dan untuk mencapai kondisi tersebut, disarankan laju
ventilasi berada pada kisaran 5ls
– 8 ls ASHRAE, BB 101, dan Ministry of
Education.
Universitas Sumatera Utara
24
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada laporan ini merupakan penelitian desktiptif –
kuantitatif. Pada laporan ini, akan dijabarkan hasil pengukuran secara deskriptif dengan mengaitkan laju ventilasi, konsentrasi CO
2
, aktivitas dan jumlah pengguna ruang. Kemudian akan dibandingkan kualitas udara pada ruangan kelas yang sama
dengan sistem ventilasi yang berbeda. Pengumpulan data pengukuran di lapangan dilakukan dengan bantuan dua
buah anemometer dan satu CO
2
meter data logger.
Tabel 3.1 Spesifikasi alat ukur yang digunakan.
1. 2.
3.
Nama Alat Anemometer A826
Anemomemter ANE81
CO
2
meter data logger BZ30
Fungsi Alat Mengukur kecepatan
angin dan suhu Mengukur kecepatan
angin dan suhu Mengukur konsentrasi
CO
2
, Suhu dan Kelembaban indoor
Range Pengukuran
– 30 ms 0,6
– 30 ms – 9.999 ppm CO
2
Resolusi 0,1 ms
0,01 ms 1 ppm, 0,1°C°F, 0,1RH
Akurasi ±5 , ±2°C
±3 ±0,2ms, ±2°C ±5 ±75 ppm, ±0,5°C,
±5RH Range
Temperatur -10
– 45°C -10
– 60°C -5°C
– 50°C Range
Kelembaban —
— 0,1RH
– 9,9RH
Sumber: 1.
http:digilifeweb.comindex.php?route=productproductpath=25_74product_id=105
2.
http:digilifeweb.comindex.php?route=productproductpath=25_74product_id=137
3.
http:de.trotec.comfileadmindownloadsMultifunktionTRT-BA-BZ30-HS-005-INT.pdf
Universitas Sumatera Utara