Jamur Bakteri Legionella sp. Asbes

3 Naftalin Senyawa naftalin mempunyai susunan molekul C 10 H 8 , berbentuk bubuk putih kristal dengan aroma seperti kapur barus, sangat mudah menguap, tidak larut dalam air, namun larut dalam alkohol dan asetat. Naftalin digunakan sebagai bahan baku pelunak, resin sintetik, naftalin sulfonat, papan plaster, dispersan karet sintetis dan natural, penggelap di industri kulit, cat dan dalam proses produksi karbaril insektisida. Dari dalam ruangan naftalin berasal dari kapur barus terutama, berbagai jenis pelarut, pelumas, herbisida, pembakar arang dan hair-spray, kompor kerosin, asap rokok, material karet, desinfektan dan pewangi ruangan padat. Efek yang paling serius yaitu anemia hemolitik. Bila terjadi keracunan pada wanita hamil, terdapat kemungkinan besar bayi dalam kandungan juga akan menderita anemia hemolitik dan methemoglobinemia. Tidak banyak kasus yang di dokumentasikan, namun keracunan kronis naftalin pada manusia diantaranya kanker pada laring dan kolon, sakit saraf, dan gagal ginjal. Selain itu, juga terdapat kemungkinan dapat menyebabkan diabetes, hipertensi, dan obesitas. Menurut WHO konsentrasi naftalin yang direkomendasikan selama setahun yaitu 0,01 mgm 3 . Lembaga pemerintahan German 2008 menyarankan standard terhadap kondisi udara pada sekolah yang baik menetapkan standard 0,002 mgm 3 – 0,02 mgm 3 selama 8 jam.

2.5.3 Jamur

Jamur timbul akibat adanya area yang lembab pada bangunan, sistem ventilasi yang tidak bagus ataupun infiltrasi. Pertumbuhan jamur dapat dihambat dengan menjaga kelembaban dalam ruangan di bawah 50 dan menjaga masalah kelembaban yang lain seperti kebocoran air. Jamur yang sering terdapat dalam ruangan yaitu Aspergillus versicolor, A.parasiticus, A. flavus, Penicillium spp., Fusarium spp., Trichoderma spp. dan Universitas Sumatera Utara Stachybotrys atra chartarum. Efek yang sering ditimbulkan yaitu ashma, rhinitis, dan hipersensitivitas pheumonitis.

2.5.4 Bakteri Legionella sp.

Legionella sp. merupakan bakteri yang cenderung berkembang biak pada air yang tenang dan hangat 25°C – 45°C dan dapat menyebabkan Legionellosis. Bakteri ini bersifat seperti amuba, biasanya berpindah melalui udara dan cenderung ditemukan pada cooling tower, air mancur publik, kepala shower, serta keran yang sudah tidak bagustidak terawat. Satuan untuk menyatakan konsentrasi Legionella dinyatakan dalam cfuliter. Untuk mencegah timbulnya bakteri ini, dapat dilakukan dengan mengatur derajat air dingin selalu pada suhu 20°C, dan air panas pada suhu 60°C setidaknya berkisar antara 55°C ketika mencapai keran air, membersihkan aerator pada keran, dan melakukan pengujian secara berkala.

2.5.5 Asbes

Asbes merupakan bahan bangunan yang terdiri dari mineral silikat yang dulunya sering digunakan pada ambang jendela, partisi, pipa pembuangan, dan panel penutup. Material asbes dinyatakan bersifat karsinogen terhadap manusia dan berbahaya bila ―terusak‖ dan menghasilkan serpihan miroskopis. Serpihan mikroskopis akan tersebar ke udara, sehingga dapat masuk ke dalam saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan kesehatan seperti:  Asbestosis pengerasan pada bagian lapisan paru-paru.  Untuk selang waktu 20 – 30 tahun dapat menyebabkan kanker paru-paru.  Untuk selang waktu 30 – 40 tahun dapat menyebabkan Mesothelioma.

2.6 Indoor Air Quality pada Sekolah