19 Sifat biologis basis RAPP terdiri dari biokompatibilitas dan pembentukan
koloni bakteri.
1
a. Biokompatibilitas
Secara umum, RAPP sangat biokompatibel. Walaupun demikian, beberapa pasien mungkin menunjukkan reaksi alergi yang disebabkan monomer sisa metal
metakrilat atau benzoic acid yang merupakan komponen iritan pada basis gigi tiruan. Batas maksimal konsentrasi monomer sisa RAPP menurut standard ISO 2,2.
1,30
b. Pembentukan koloni bakteri
Kemampuan organisme tertentu untuk berkembang pada permukaan RAPP berkaitan dengan penyerapan air, kekerasan, dan kekasaran permukaan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa RAPP memiliki penyerapan air yang rendah, permukaan yang halus, kekerasan permukaan yang tinggi, dan sudut kontak
permukaan dengan air yang cukup besar. Permukaan kasar karena tidak dipoles seperti bagian yang menghadap ke jaringan mukosa dapat memudahkan perlekatan
sisa-sisa makanan dan apabila tidak dibersihkan setiap hari dapat menjadi tempat akumulasi plak yang dapat bertindak sebagai pembawa infeksi melekatkan berbagai
jenis jamur ke permukaan basis gigi tiruan RAPP dan akan berkolonisasi ke mukosa rongga mulut, selanjutnya berkembang menjadi penyakit denture stomatitis.
1,15-17
2.4 Denture Stomatitis
Denture stomatitis adalah penyakit yang paling sering diderita dan telah menjadi gangguan umum pada pasien yang menggunakan gigi tiruan lepasan
termasuk gigi tiruan dengan basis RAPP yang disebabkan terutama oleh perlekatan dan kolonisasi Candida albicans pada permukaan gigi tiruan.
Hal ini secara langsung menyebabkan sitotoksisitas dan menghasilkan efek inflamasi pada epitel mukosa
yang menutupi jaringan pendukung gigi tiruan.
13,50
Berbagai jenis Candida telah diidentifikasi sebagai patogen oportunistik yang berada di dalam rongga mulut bahkan pada orang-orang yang dianggap sehat. Biofilm
Candida memainkan peran dalam pengembangan dan pembentukan denture stomatitis, dianggap sebagai lesi yang paling umum dan secara klinis sering dijumpai
Universitas Sumatera Utara
20 pada pemakai gigi tiruan berdasarkan kemampuan mereka untuk melekat ke
permukaan RAPP.
50
Prevalensi denture stomatitis jauh lebih tinggi pada gigi tiruan rahang atas daripada gigi tiruan rahang bawah dengan gambaran jaringan lunak yang cenderung
menjadi eritema, dengan edema ringan yang terlihat jelas sampai ke area di mana gigi tiruan berkontak dengan linggir gingiva. Menurut Dwiatmoko S, dkk. 2011, 35-50
pemakai gigi tiruan penuh lepasan dan 10-70 pemakai gigi tiruan sebagian lepasan menderita denture stomatitis.
13,15-17,50
2.4.1 Diagnosis
Denture stomatitis merupakan reaksi inflamasi pada mukosa yang mendukung gigi tiruan dan sekitar 65 pengguna gigi tiruan penuh terutama pada rahang atas
ditandai dengan derajat eritema yang berbeda-beda.
16
Diagnosis pada denture stomatitis yang disebabkan oleh Candida dibuktikan dengan dijumpainya mycelia
atau pseudohyphae dengan smear secara langsung atau mengisolasi spesies Candida dari lesi dalam jumlah yang tinggi
≥50 koloni. Biasanya, koloni jamur akan bertambah dalam jumlah yang lebih tinggi pada permukaan intaglio gigi tiruan
daripada daerah mukosa palatal, mengindikasikan bahwa sumber infeksi utama yaitu Candida albicans yang melekat untuk menyesuaikan ke permukaan gigi tiruan.
15-22,50
2.4.2 Faktor Etiologi Berbagai faktor etiologi denture stomatitis yang telah dilaporkan termasuk
trauma jaringan yang terkait dengan diskrepansi oklusal, defek gigi tiruan, kebersihan mulut serta gigi tiruan yang kurang baik, usia gigi tiruan, dan gigi tiruan yang terus-
menerus dipakai.
13,50
Faktor predisposisi denture stomatitis terdiri dari faktor sistemik dan faktor lokal, yang termasuk faktor sistemik yaitu usia atau proses penuaan, malnutrisi,
imunosupresi, radioterapi, diabetes melitus, dan kemungkinan akibat penggunaan antibiotik. Sedangkan faktor lokal yaitu pada gigi tiruan perubahan kondisi
lingkungan, trauma, pemakaian gigi tiruan yang lama, kebersihan gigi tiruan,
Universitas Sumatera Utara
21 xerostomia Sjogren’s sindrom, radiasi, terapi obat-obatan, diet tinggi karbohidrat,
antibiotik spektrum luas, dan merokok tembakau.
16-18
Infeksi biasanya akan menghilang jika gigi tiruan tidak dipakai agar jaringan pendukung dapat
diistirahatkan serta gigi tiruan dijaga secara higienis. Beberapa studi in vitro telah melaporkan bahwa kontaminasi mikroba pada
gigi tiruan RAPP terjadi sangat cepat, dan jamur tersebut tampaknya melekat baik pada bahan basis gigi tiruan. Karena awal kemunculan adanya denture stomatitis ini
masih beragam sehingga dapat digunakan beberapa prosedur dalam perawatannya, termasuk terapi antifungi, koreksi gigi tiruan yang tidak pas, dan melakukan kontrol
plak yang efisien. Pasien dengan infeksi yang berulang harus disarankan untuk tidak menggunakan gigi tiruan pada malam hari tetapi melepaskannya ketika tidur selama 8
jam dengan merendam gigi tiruan ke dalam bahan pembersih antimikroba yang sesuai karena merupakan cara yang aman dan efisien untuk mencegah kolonisasi mikroba.
Denture stomatitis memiliki etiologi multifaktorial, termasuk faktor lokal yang
dilaporkan oleh Mota ACLG, dkk 2015 dan de Castro RD, dkk. 2015 sebagai agen etiologi utama yaitu jamur Candida albicans.