12 fenol formaldehid 1909, amino resin, epoxy resin 1951, silikon, resin akrilik
1937, dan lain sebagainya.
3-7,42
2.2 Resin Akrilik 2.2.1 Pengertian
Bahan yang paling sering digunakan untuk membuat basis gigi tiruan adalah polimetil metakrilat PMMA dan biasanya disebut dengan resin akrilik.
8,9,30,42
Resin akrilik adalah turunan dari etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya
dan yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah ester dari asam akrilik CH
2
=CHCOOH dan asam metakrilik CH
2
=CCH
3
COOH atau akrilonitril.
Resin akrilik diaktivasi oleh panas yang terdiri dari rantai monomer-monomer metal
metakrilat merupakan salah satu yang paling banyak diantara semuanya.
9,30
Pada tahun 1937 Dr. Walter Wright 1937 secara klinis mengevaluasi metil metakrilat dan
ditemukan bahwa resin akrilik memenuhi hampir semua persyaratan bahan basis gigi tiruan yang ideal. Resin akrilik merupakan bahan basis gigi tiruan non-logam yang
paling banyak digunakan saat ini karena memiliki beberapa keuntungan, seperti tidak toksis, mudah dimanipulasi, harga relatif murah, warna stabil,
sifat fisis dan mekanis yang cukup baik,
dan sifat lainnya yang membuat resin akrilik sebagai bahan yang paling ideal untuk digunakan.
9,42
2.2.2 Klasifikasi
Resin akrilik dapat diklasifikasikan berdasarkan proses polimerisasi yaitu:
8-10
a. Resin akrilik polimerisasi sinar adalah resin akrilik yang diaktifkan dengan
sinar yang dapat dilihat. Resin akrilik polimerisasi sinar terdiri dari matriks uretan dimetilmetakrilat, microfine silica, dan champhorquinone yang berperan sebagai
inisiator. Proses polimerisasinya menggunakan sinar tampak sebagai aktivator. Polimerisasi terjadi didalam suatu unit kuring khusus yang menggunakan lampu
halogen dengan panjang cahaya 400-500 nm selama kira-kira 10 menit.
8-10,30,44
b. Resin akrilik swapolimerisasi merupakan resin akrilik yang mengalami
polimerisasi pada suhu ruangan. Resin akrilik swapolimerisasi mengandung aktivator
Universitas Sumatera Utara
13 kimia berfungsi untuk mengaktifkan benzoil peroksida yang terdapat didalam polimer
sehingga dapat terjadi proses polimerisasi. Aktivator kimia yang biasa digunakan adalah amina tersier, contohnya adalah dimetil paratoluidin. Kekuatan resin akrilik
swapolimerisasi cukup rendah, stabilitas warna yang kurang baik, dan jumlah monomer sisa yang dihasilkan lebih banyak daripada RAPP.
8-10,30,45,46
c. Resin akrilik polimerisasi microwave dapat menghasilkan basis resin
akrilik dengan kualitas yang sama dengan RAPP hanya dengan membutuhkan waktu tiga menit saja. Resin akrilik dicampur dalam bubuk yang tepat dan dalam waktu
yang sangat singkat sekitar 3 menit dengan energi microwave sebesar 500-600 W. Kontrol yang cermat pada waktu dan jumlah watt dari oven adalah penting untuk
menghasilkan resin bebas pori dan memastikan polimerisasi lengkap.
30
d. Resin akrilik polimerisasi panas RAPP adalah resin yang memerlukan
energi panas untuk polimerisasi bahan dengan menggunakan perendaman air di dalam waterbath atau dengan energi microwave.
9,10
2.3 Resin Akrilik Polimerisasi Panas