Candida albicans Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

21 xerostomia Sjogren’s sindrom, radiasi, terapi obat-obatan, diet tinggi karbohidrat, antibiotik spektrum luas, dan merokok tembakau. 16-18 Infeksi biasanya akan menghilang jika gigi tiruan tidak dipakai agar jaringan pendukung dapat diistirahatkan serta gigi tiruan dijaga secara higienis. Beberapa studi in vitro telah melaporkan bahwa kontaminasi mikroba pada gigi tiruan RAPP terjadi sangat cepat, dan jamur tersebut tampaknya melekat baik pada bahan basis gigi tiruan. Karena awal kemunculan adanya denture stomatitis ini masih beragam sehingga dapat digunakan beberapa prosedur dalam perawatannya, termasuk terapi antifungi, koreksi gigi tiruan yang tidak pas, dan melakukan kontrol plak yang efisien. Pasien dengan infeksi yang berulang harus disarankan untuk tidak menggunakan gigi tiruan pada malam hari tetapi melepaskannya ketika tidur selama 8 jam dengan merendam gigi tiruan ke dalam bahan pembersih antimikroba yang sesuai karena merupakan cara yang aman dan efisien untuk mencegah kolonisasi mikroba. Denture stomatitis memiliki etiologi multifaktorial, termasuk faktor lokal yang dilaporkan oleh Mota ACLG, dkk 2015 dan de Castro RD, dkk. 2015 sebagai agen etiologi utama yaitu jamur Candida albicans. 13,15-22

2.5 Candida albicans

Kedudukan dalam nomenklatur menurut Romas 1978 adalah: 50 - Divisi: Eurycophyta - Kelas: Deuteromycetes - Ordo: Cryptococcaceae - Famili: Candidoidea - Genus: Candida - Spesies: Candida albicans Gambar 1. Gambar 1. Candida albicans 50 Universitas Sumatera Utara 22

2.5.1 Karakteristik Makroskopik

Candida albicans dapat tumbuh pada suhu 37ºC dalam kondisi aerob dan anaerob. Koloni berwarna krem, agak mengkilat, dan halus. Pada kondisi anaerob Candida albicans mempunyai waktu generasi yang lebih panjang yaitu 248 menit dibandingkan dengan kondisi pertumbuhan aerob yang hanya 98 menit. Walaupun Candida albicans tumbuh baik pada media padat tetapi kecepatan pertumbuhan lebih tinggi pada media cair dengan digoyang pada suhu 37ºC. Pertumbuhan juga lebih cepat pada kondisi asam dibandingkan dengan pH normal atau alkali. 50,51

2.5.2 Karakteristik Mikroskopik

Pada media Sabouraud’s Dextrose Agar, Candida albicans berbentuk bulat atau oval yang disebut dengan bentuk khamir dengan ukuran 3,5-6 x 6- 10 μm Gambar 2. Pada media cornmeal agar dapat membentuk klamidospora dan lebih mudah dibedakan melalui bentuk pseudomycelium bentuk filamen. Pada pseudomycelium terdapat kumpulan blastospora yang bisa terdapat pada bagian terminal atau intercalary. 50,51 Gambar 2. Candida albicans pada Media SDA 51

2.5.3 Mekanisme Infeksi Candida albicans Pada Permukaan Sel

Tahap pertama dalam proses infeksi ke tubuh hewan atau manusia adalah perlekatan adhesi. Kemampuan melekat pada host merupakan tahap penting dalam kolonisasi dan penyerangan invasi ke sel host. Bagian pertama dari Candida albicans yang berinteraksi dengan host adalah dinding sel. Perlekatan lapisan dinding sel dengan host terjadi karena mekanisme kombinasi spesifik interaksi antara ligand dan reseptor dan non-spesifik kutub elektrostatik dan ikatan van der walls, kemudian menyebabkan serangan Candida albicans ke berbagai jenis permukaan Universitas Sumatera Utara 23 jaringan. 50 Menurut Hosteter 1994 ada tiga macam interaksi yang mungkin terjadi antara sel Candida dan sel epitel host yaitu interaksi protein-protein, interaksi lectin- like, dan interaksi yang belum diketahui. Interaksi protein-protein terjadi ketika protein pada permukaan Candida albicans mengenali ligand protein atau peptida pada sel epitelium atau endothelium. Interaksi lectin-like adalah interaksi ketika protein pada permukaan Candida albicans mengenali karbohidrat pada sel epitelium atau endothelium. Interaksi yang ketiga adalah ketika komponen Candida albicans menyerang ligand permukaan epitelium atau endotelium tetapi komponen dan mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Mekanisme perlekatan sendiri sangat dipengaruhi oleh keadaan sel tempat dinding sel Candida albicans melekat misalnya sel epitelium, mekanisme invasi ke dalam mukosa dan sel epitelium serta reaksi adhesi tertentu yang mempengaruhi kolonisasi dan patogenitas Candida albicans. 50 Perlekatan dan kontak fisik antara Candida albicans dan host selanjutnya mengaktivasi mitogen activated protein kinase Map-kinase. Protein kinase merupakan bagian dari jalur integritas yang diaktivasi oleh stress pada dinding sel 58 tempat Candida albicans dan sel inang melakukan kontak. Map-kinase juga diperlukan untuk pertumbuhan hifa invasif dan perkembangan biofilm pada tahap selanjutnya. Selain aktivasi Map-kinase pada Candida albicans, dalam waktu yang hampir bersamaan terjadi pengaturan kembali aktin sel host. 50 Tahap setelah perlekatan adalah invasi. Penelitian tentang tahapan invasi hifa Candida albicans melakukan penetrasi ke dalam permukaan epitelium terutama pada cell junction bersamaan dengan internalisasi sel khamir. 51 Candida albicans memiliki pH optimal yaitu pH 5 sangat dekat dengan pH pada vakuola endosom yang memungkinkan Candida albicans dapat bertahan bahkan berkembang menjadi hifa. Salah satu penanda invasi Candida albicans adalah perubahan khamir ke dalam bentuk hifa filamen. Perubahan bentuk khamir menjadi hifa sangat dipengaruhi oleh lingkungan mikro host atau sel inang yang terdeteksi oleh Candida albicans selama proses invasi. 51 Kemampuan untuk mengubah morfologi merupakan faktor penting dalam menentukan infeksi dan penyebaran Candida albicans pada jaringan host. Saccharomyces cerevisiae yang tidak patogen tidak dapat membentuk hifa dan Universitas Sumatera Utara 24 menginvasi sel endothelium, sementara Candida albicans yang patogen dapat membentuk germ tube dan hifa intraseluler. Bentuk 58 khamir membuat Candida albicans lebih mudah melakukan penyebaran daripada bentuk hifa, sementara bentuk hifa memudahkan Candida albicans melakukan penetrasi ke tubuh inang. Hifa Candida albicans mempunyai kepekaan untuk menyentuh sehingga akan tumbuh sepanjang lekukan atau lubang yang ada di sekitarnya sifat thigmotropisme. Sifat ini yang mungkin membantu dalam proses infiltrasi pada permukaan epitel selama invasi jaringan. Hifa juga bersifat aerotropik dan dapat membentuk helix apabila mengenai permukaan yang keras. Kemampuan pembentukan hifa juga berhubungan dengan resistensi. Isolat yang resisten tetap dapat membentuk hifa dalam lingkungan yang mengandung antifungi sementara isolat yang rentan tidak mampu membentuk hifa. 50 Oleh karena itu, perawatan denture stomatitis perlu dilakukan untuk menghilangkan Candida albicans pada basis gigi tiruan, salah satunya yaitu menginstruksikan pasien menjaga kebersihan gigi tiruan dengan melepaskannya pada malam hari dan direndam paling lama 8 jam setiap hari di dalam larutan pembersih yang disesuaikan dengan metode pembersihan gigi tiruan yang dilakukan. 15-18,20-25

2.6 Metode Pembersihan Gigi Tiruan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Daun Sirsak Dan Klorheksidin Terhadap Jumlah Candida albicans

9 46 85

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

0 1 16

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

0 0 2

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

0 1 8

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

0 0 30

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

1 6 6

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

0 1 8

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Daun Sirsak Dan Klorheksidin Terhadap Jumlah Candida albicans

0 1 14

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Daun Sirsak Dan Klorheksidin Terhadap Jumlah Candida albicans

0 0 2

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Daun Sirsak Dan Klorheksidin Terhadap Jumlah Candida albicans

1 1 7