18 lebih efisien daripada reksa dana konvensional, karena unit penyertaannya
diperdagangkan langsung di bursa setiap hari menyerupai reksa dana tertutup dimana tidak dapat dijual kembali kepada manajer investasi.
b. Reksa Dana Terproteksi Protected Fund
Reksa dana ini diinvestasikan pada instrumen surat hutang, biasanya pada obligasi yang hampir jatuh tempo. Khusus pada reksa dana ini umurnya biasanya
pendek sesuai dengan jatuh tempo surat hutang yang dibelinya.
c. Reksa Dana Syariah
Reksa dana syariah mengandung pengertian sebagai reksa dana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Reksa dana
syariah, misalnya tidak diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam.
d. Reksa Dana Indeks Index Fund
Reksa dana indeks Index Fund adalah reksa dana yang portofolio efeknya terdiri dari atas efek yang menjadi bagian dari suatu indeks yang menjadi
acuannya. Sekurang-kurangya 80 dari NAB diinvestasikan pada efek yang merupakan bagian dari kumpulan efek yang ada dalam indeks tersebut.
2.1.4. Kinerja Reksa Dana
Kinerja reksa dana merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh suatu reksa dana dalam memberikan kepuasan bagi para investor yakni berupa
peningkatan kekayaan. Dimana kinerja reksa dana dapat menggambarkan
Universitas Sumatera Utara
19 kemampuan manajer investasi dalam mengelola portofolio efek sesuai dengan
jenis reksa dana yang bersangkuatan. Menurut Hermawan 2016, penilaian terhadap kinerja reksa dana penting dilakukan, karena dengan melakukan
penilaian terhadap kinerja reksa dana dapat mengetahui kemampuan reksa dana dalam menghasilkan keuntungan dan bersaing dengan reksa dana jenis lainnya
dimana metode dalam pengukuran kinerja reksa dana harus berkaitan dengan return dan risiko risk-adjusted performance. Sejalan dengan pernyataan
tersebut, Zubir 2011:249, juga menjelaskan bahwa sangat penting bagi investor yang menggunakan jasa manajer investasi profesional untuk mengevaluasi kinerja
investasi yang ditangani oleh manejer tersebut, dimana para investor dapat mengevaluasinya dengan melihat kinerja portofolio para manajer investasi
tersebut. Prtomo 2009:204 menjelaskan bahwa kinerja portofolio tidak bisa dilihat
melalui tingkat return yang dihasilkan portofolio saja, tetapi juga harus memperhatikan fakor lain seperti tingkat risiko portofolio. Beberapa ukuran
kinerja portofolio yang sudah memasukkan faktor risiko adalah Indeks Sharpe, Indeks Treynor dan Indeks Jensen.
1. Indeks Sharpe.
Indeks Sharpe mendasarkan perhitungan pada konsep garis pasar modal capital market line atau lebih dikenal dengan istilah Reward to Variability
Rasio RVAR sebagai patok benchmark yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya. Premi risiko adalah selisih antara
rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh portofolio dengan rata-rata investasi bebas
Universitas Sumatera Utara
20 risiko yakni tingkat Suku Bunga Indonesia SBI. Dalam teori portofolio, standar
deviasi merupakan penjumlahan dari risiko pasar systematic risk dan
unsystemic risk.
Tujuan dari Indeks Sharpe adalah mengukur sejauh mana diversivikasi portofolio yang optimal yang menghasilkan keuntungan dengan risiko tertentu.
Semakin tinggi nilai pengukuran Sharpe maka semakin baik pula kinerja reksa dana. Indeks Sharpe dapat diukur sebagai berikut:
�
�
= �
�
− �
�
�
�
Keterangnan: S
p
= Indeks Sharpe R
p
= Rata-rata Pengembalian dari Portofolio dalam suatu Periode R
f
= Rata-rata Risk-free rate Tingkat Suku Bunga Indonesia Σ
p
= Standar Deviasi dari Return Portofolio suatu Periode
2. Indeks Treynor
Indeks Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor. Indeks Treynor menggunakan garis pasar sekuritas security
market line sebagai patok duga, dan bukan garis pasar modal seperti halnya Indeks Sharpe. Garis pasar sekuritas security market line adalah garis yang
menghubungkan tingkat return harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis beta. Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah bahwa portofolio
sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis diukur dengan beta. Indeks Treynor diformulasikan sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
21 �
�
= �
�
− �
�
�
�
Keterangan : T
p
= Indeks Treynor R
p
= Return Portofolio selama Periode Pengamatan R
f
= Rata-rata Risk-free rate Tingkat Suku Bunga Indonesia Β
p
= Beta Portofolio
3. Indeks Jensen
Pengukuran Jensen bertujuan untuk menghitung tingkat pengembalian di atas komdisi pasar dengan melihat dari beta dan tingkat pengembalian di atas
pasar themeasure of differential return. Pengukuran tersebut untuk menilai kinerja manajer investasi yang didasarkan atas seberapa besar manajer investasi
mampu memberikan tingkat pengembalian di atas tingkat pengembalian pasar. Makin tinggi nilai
α, makin baik kinerjanya. Indeks Jensen dapat dicari dengan rumus:
�
�
= �
�
− ��
�
+ �
�
�
�
− �
�
� Keterangan :
α
p
= Indeks Jensen R
p
= Return Portofolio selama Periode Pengamatan R
f
= Rata-rata Risk-free rate Tingkat Suku Bunga Indonesia Β
p
= Return Benchmark R
m
= Beta Portofolio
2.1.5. Fund Size