67
departemen, jawatan-jawatan, dan unit-unit harus diangkat para penanggung jawab untuk masing-masing departemen, jawatan, dan unittersebut. Karena itu,
untuk setiap departemen diangkat seorang direktur jenderal yang secara langsung mengurusi manajemen urusan-urusan departemennya. Ia juga bertugas
mengontrolsemua jawatan dan unit yang ada di bawahnya. Untuk setiap jawatan dan setiap unit diangkat seorang direktur yang bertanggung jawab secara langsung
atas jawatan dan unit yang dikepalainya serta cabang dan bagian yang ada di bawahnya.
82
Setiap orang yang memiliki kewarganegaraan danmemenuhi kualifikasi, baik laki-laki ataupun perempuan, Muslim maupun non-Muslim, boleh diangkat
menjadi direktur suatu departemen, jawatan, atau unit. Mereka juga boleh menjadi pegawai di departemen, jawatan, dan unit-unit yang ada. Ketentuan ini diambil
dari hukum-hukum kepegawaian perburuhan ijârah. Sebab, sesuai dengan hukum ijârah, direkturdirektur dan para pegawai negeri merupakan ajir pekerja
pegawai. Karena itu, negara boleh mempekerjakan pegawai secara mutlak, baik Muslim maupun non-Muslim.
83
3. Metode Penegakan Khilafah yang Dilakukan Hizbut Tahrir
Strategi pembangunan pada dasarnya adalah cara atau jalan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula berasaskan flatform
82
Ibid.
83
Ibid. hal. 222.
Universitas Sumatera Utara
68
yangdibuat.
84
Metode atau acuan yang dibuat memiliki 3 tahapan ,tahapan yang dibuat oleh Hizbut Tahrir dan menjadi acuan dalam menegakkan khilafah ialah: pertama,
tahap pembinaan marhalah at-tatsqif, kedua tahap berinteraksi marhalah at- tafa’ul, ketiga tahap menerima kekuasaan marhalah istilamulhukmi.
Adapun strategi pembangunan yang dilakukan Hizbut Tahrir adalah dengan membuat acuan dan metode dalam upaya mereka menegakkan khilafah.
85
1. Tahap Pembinaan marhalah tsastqif
Bagi Hizbut Tahrir Tahap pengkaderan adalah pembinaan secara intensif at-tsaqafah al-murakkazah terhadap individu perorangan dan pembinaan
terhadap masyarakat secara umum. Melaui kelompok-kelompok kajian halqah individu-individu dibentuk dengan kepribadian Islam dan ditujukan untuk
mengemban dakwah. Tujuannya ialah memperbesar jumlah anggota Hizbut Tahrir serta menciptakan opini umum di tengah-tengah masyarakat dan membentuk
dukungan umat untuk menegakkan khilafah.
86
Dalam pengkaderan Hizbut Tahrir hanya berfokus membangun tubuh partai dan memperbanyak anggota serta membina mereka di berbagai halqah,
sehingga dalam tahap ini aktivitas Hizbut Tahrir hanya pada aspek pembinaan saja.
87
84
Warjio. 2013. Op.Cit.hal. 112.
85
M. Muhsin Rodhi. Op. Cit. hal. 686.
86
Ibid. hal. 34.
87
Ibid. hal. 689.
Nantinya, orang yang telah meyakini fikrah pemikiran dan thariqah Hizbut Tahrir metode Hizbut Tahrir dan berniat bergabung maka akan dibina
Universitas Sumatera Utara
69
oleh Hizbut Tahrir. Orang tersebut disebut daris pelajar. Seorang daris dituntun dalam mengikuti halqah dengan mengkaji 4 buah kitab, yakni Nidzam Al-Islam
peraturan dalam Isam, at-takattul al-hizbi pembentukan partai politik Islam, Mafahin Hizb at-Tahrir kosep-konsep Hizbut Tahrir dan Min Muqowwimat an-
Nafsiyyah al-Islamiyah pilar-pilar pengokoh nafsiyah Islam.
88
Selain mendalami 4 kitab tersebut, Hizbut Tahrir juga menekankan tentang beberapa hal yang harus senantiasa dilakukan anggota Hizbut Tahrir seperti,
membaca Al-Quran, berkomunikasi dengan masyarakat, rajin melakukan pengamatan.
89
2. Tahap interaksi marhalah at-tafa’ul
1 Interaksi
Interaksi adalah tahap dimana Hizbut Tahrir melakukan kontak dengan masyarakat secara umum dan kolektif, kontak yang dimaksud disini adalah
melakukan hubungan dengan masyarakat luas dengan memperkenalkan Hizbut Tahrir dan pemikiran pemikirannya.
Dalam tahap ini Hizbut Tahrir menetapkan beberapa hal yang harus dilakukan pada tahap ini yaitu : penanaman pengkaderan tsaqafah secara
intensif terhadap individu; pembinaan masyarakat umum tsaqafah jama’iyyah; pergolakan pemikiran ash-shira’ul fikri; perjuangan politik : memerangi negara-
negara kafir imperialis yang memiliki pengaruh di negeri-negeri Islam,
88
Ibid. hal. 691.
89
Ibid. hal. 693.
Universitas Sumatera Utara
70
menentang, mengkritik para penguasa di negeri Arab yang merampas hak umat; dan mengadopsi mentabanni kepentingan kepentingan umat mashalihul
ummah serta memelihara urusan mereka sesuai hukum syara’.
90
Berinteraksi dengan umat yang dimaksud Hizbut Tahrir bukanlah mengumpulkan umat di sekeliling Hizbut Tahrir, melainkan memberikan
pemahaman akan ideologi partai Hizbut Tahrir supaya menjadi ideologi umat. Objek dakwah atau interaksi yang dilakukan Hizbut Tahrir adalah orang-orang
Islam bukan non Muslim. Hizbut Tahrir menekankan agar pada tahap ini harus dilakukan secara terbuka terang-terangan, dalam menyampaikan pemikiran
dilakukan dengan menantang terhadap penguasa, negara-negara imperialis, dan kelompok-kelompok politik. Pada tahap ini aspek yang ditekankan adalah pada
aspek yang berhubungan dengan pemikiran saja bukan aspek praktis pelaksanaan pemikiran.
91
1 Pada tahap pengkaderan Hizbut Tahrir adalah menanamkan pemikiran
kepada umat, sedangkan pada tahap interaksi aktivitas yang dilakukan Ada 3 hal yang menjadi perbedaan antara tahap pengkaderan dengan tahap
interaksi, yaitu : 1 membangun kekuatan massa Qa’idah Sya’biyah, 2 perhatian lebih pada aktivitas parsial dan peninjauan kembali tsaqafah partai, 3
target pengambilalihan kekuasaan secara langsung. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
90
Ibid. hal. 702.
91
Ibid. hal. 712.
Universitas Sumatera Utara
71
hixbut tahrir dimaksudkan untuk mempersiapakan masyarakat secara umum respek terhadap pemikiran-pemikiran dan pendapat Hizbut
Tahrir. Dengan ikut sertanya masyarakat umum secara praktis, maka akan terbentuk kekuatan massa qa’idah sya’biyah dari mayoritas
umat. 2
Pada tahap pengkaderan aktivitas Hizbut Tahrir fokus pada usaha menjelaskan pemikiran-pemikirannya kepada masyarakat, sehingga
perhatian terhadap persoalan-persoalan politik jadi kurang tergarap. Namun, dalam tahap interaksi maka staf struktur partai dan personil
anggotanya harus melakukan kontak dengan masyarakat dan menyampaikan pemikiran, pendapat, dan hukum yang berkenaan
dengan segala peristiwa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. 3
Pada tahap pengkaderan Hizbut Tahrir menjelaskan konsep-konsep meraih kekuasaan, namun itu hanya sebatas menyampaikan konsep-
konsep tersebut. Pada tahap interaksi maka tujuan yang ingin dicapai Hizbut Tahrir adalah meraih kekuasaan secara riil dengan diserahkan
sendiri pada tangan umat, karena Hizbut Tahrir memahami kekuasaan diraih dan diterima dari tangan umat.
92
2 Mencari pertolongan Thalabun Nushrah
Proses mencari pertolongan dilakukan Hizbut Tahrir dilakukan dengan 2 tujuan, yaitu : pertama, untuk meminta perlindungan proteksi agar dapat
92
Ibid. hal. 722.
Universitas Sumatera Utara
72
menjalankan aktivitas dakwah dengan aman. Kedua, untuk sampai pada kekuasaan guna menegakkan khilafah dan mengembalikan pemerintahan sesuai
hukum Islam. Pencarian pertolongan dilakukan dari jamaah secara riil, atau dari individu yang mewakili jamaah, dan keberadaan jamaah tersebut diprediksi
mampu menolong dan membela dakwah Hizbut Tahrir.
93
Orang yang ditugaskan oleh Hizbut Tahrir untuk melakukan tugas ini tidak lebih dari hitungan jari, yaknin hanya beberapa anggota Hizbut Tahrir dari setiap
wilayah. Hal ini dilakukan karena Hizbut Tahrir menganggap mencari pertolongan bukan sebagai aktivitas dan tujuan Hizbut Tahrir, namun
menjadikannya sebagai bagian aktivitasnya, sehingga tidak seluruh anggota Hizbut Tahrir dibebankan tugas ini.
94
Pencarian pertolongan ditujukan kepada setiap jamaah yang diprediksi memiliki kekuatan dan kemampuan. Maka hibut tahrir menujukannya kepada
jamaah yang berbentuk negara yang merdeka, kabilah, duta besar, delegasi perundingan, utusan konferensi, dengan catatan negara tersebut tidak berada
pengaruh negara kafir.
95
Selain itu juga ditujukan kepada kelompok perwira yang berpengaruh dalam tentara atau pasukan, pemimpin yang berpengaruh di kota atau
daerah, dan tokoh dari sebuah jamaah yang kuat.
96
93
Ibid. hal. 729.
94
Ibid. hal. 730.
95
Ibid. hal. 734.
96
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
73
Pada tahap ini Hizbut Tahrir melakukan permintaan kepada pihak yang dapat dipercaya dapat memberikan pertolongan ahlun nushrah, agar melakukan
sesuatu atau perbuatan, dan memberikan berbagai arahan dan bimbingan kepada mereka.
3 Penyerahan kekuasaan dan pendirian negara
Metode ini dilaksanakan ketika Hizbut Tahrir telah menemukan dan menentukan wilayah yang tepat untuk penyerahan kekuasaan atau pendirian
negara. Wilayah tersebut disebut dengan titik sentral nuqthatul irtikaz. Ciri ciri wilayah yang bisa disebut titik sentral tersebut adalah terbentuknya opini umum
terhadap Hizbut Tahrir, kuantitas dan kualitas anggota dan pendukung telah mencukupi, kekuatan materi sarana dan prasarana telah memadai. Maka desa
ataupun kota manapun ketika di tempat tersebut telah terbentuk opini umum yang diinginkan Hizbut Tahrir, dan telah mendapat jaminan dukungan dari negeri-
negeri lain, maka Hizbut Tahrir akan mendirikan negara di desa atau kota tersebut apapun kondisinya selama dukungan dari negeri-negeri yang lain dapat dijamin
dan dipastikan.
97
97
Ibid. hal. 750.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah