77
melakukan pembangunan di Sumatera Utara. Berikut penjelasan Strategi pembangunan HTI di Sumatera Utara.
1. Tahap pembinaan pengkaderan
Bagi Hizbut Tahrir Tahap pengkaderan adalah pembinaan secara intensif at-tsaqafah al-murakkazah terhadap individu perorangan dan pembinaan
terhadap masyarakat secara umum. Melaui kelompok-kelompok kajian halqah individu-individu dibentuk dengan kepribadian Islam dan ditujukan untuk
mengemban dakwah. Tujuannya ialah memperbesar jumlah anggota Hizbut Tahrir serta menciptakan opini umum di tengah-tengah masyarakat dan membentuk
dukungan umat untuk menegakkan khilafah.
103
Dalam pengkaderan Hizbut Tahrir hanya berfokus membangun tubuh partai dan memperbanyak anggota serta membina mereka di berbagai halqah,
sehingga dalam tahap ini aktivitas Hizbut Tahrir hanya pada aspek pembinaan saja.
104
103
Muhammad Muhsin Rodhi. Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara Khilafah, Terj. M.Bajuri dan Romli Abu Wafa. 2012. Bogor: Al Azhar Fresh Zone Publishing. hal. 34.
104
Ibid. hal. 689.
Nantinya, orang yang telah meyakini fikrah pemikiran dan thariqah Hizbut Tahrir metode Hizbut Tahrir dan berniat bergabung maka akan dibina
oleh Hizbut Tahrir. Orang tersebut disebut daris pelajar. Seorang daris dituntun dalam mengikuti halqah dengan mengkaji 4 buah kitab, yakni Nidzam Al-Islam
peraturan dalam Isam, at-takattul al-hizbi pembentukan partai politik Islam,
Universitas Sumatera Utara
78
Mafahin Hizb at-Tahrir kosep-konsep Hizbut Tahrir dan Min Muqowwimat an- Nafsiyyah al-Islamiyah pilar-pilar pengokoh nafsiyah Islam.
105
Selain mendalami 4 kitab tersebut, Hizbut Tahrir juga menekankan tentang beberapa hal yang harus senantiasa dilakukan anggota Hizbut Tahrir seperti,
membaca Al-Quran, berkomunikasi dengan masyarakat, rajin melakukan pengamatan.
106
“Sistem kaderisasi di HTI Sumut adalah dengan mengaji atau halqah. Setiap orang yang ingin menjadi anggota Hizbut Tahrir
harus mengaji di Hizbut Tahrir. Awal kajian di Hizbut Tahrir adalah mengenai aqidah yang didalamnya terkandung tauhid.
Salah satu kitab yang wajib dipelajari, Nizamul Islam Pandangan Hidup dalam Islam yang didalamnya ada tentang aqidah, syariah,
hukum. Sebelum mengaji dengan kitab, terlebih dahulu adalah kajian umum, yaitu dengan jumlah pertemuan sebanyak 8 kali.
Lalu, setelah itu baru mengaji dengan kitab.” Berdasarkan wawancara dengan beberapa pengurus HTI Sumut, dalam
metode pengkaderan yang dilakukan HTI Sumut mereka memiliki beberapa tata cara dan aturan dalam proses ini. Kaderisasi yang dilakukan HTI Sumut adalah
dengan metode pengajian atau halqah. Mereka menjelaskan bahwa siapapun yang ingin bergabung atau menjadi bagian HTI maka harus mengikuti kajian atau
halqah yanng dibuat oleh HTI tersebut, tanpa memandang status atau jabatan orang tersebut di masyarakat. Seperti dijelaskan oleh Ust. Abu Syauqi, bahwa:
107
105
Ibid. hal. 691.
106
Ibid. hal. 693.
107
Wawancara dengan Ust. Abu Syauqi, tanggal 22 Desember 2015 di Kantor DPD I HTI Sumut.
Universitas Sumatera Utara
79
Seseorang yang akan bergabung dengan HTI harus rutin mengikuti pengajian atau halqah tersebut minimal 8 kali pertemuan, 8 pertemuan tersebut
adalah awal kajian sebelum masuk ke tahap mengkaji kitab-kitab Hizbut Tahrir. Para kader juga diperhatikan aqidahnya, ibadahnya, shalat wajib dan sunat,
puasa wajib maupun sunat. Semua hal tersebut diperhatikan oleh masing-masing guru atau pembimbing halqah Daris . Sesuia dengan apa yang dikatakan oleh
Ust. Saifurrahman, bahwa: “di dalam proses kaderisasi HTI ada namanya proses halaqah,
jadi halaqah itu seminggu sekali dengan waktu dua jam. Di dalam Hizbut Tahrir yang mengisi halaqah itu namanya musrib, dan
musrib ini dia punya tugas bukan hanya mengisi halaqah saja, tetap ia juga melakukan muthaba’ah kepada anggota yang
dihalaqahinya daris, yaitu melakukan kontrol, mengunjungi. Salahsatu yang dikontrol itu adalah ibadah-ibadahnya, misalnya
shalat tahajjudnya dalam satu minggu berjalan atau tidak, baca Qur’annya, puasanya, shalat dhuhanya, itu dikontrol dalam
muthaba’ah itu yang dilakukan setiap minggu oleh si musrib, baik dengan mengunjungi rumah atau bertemu ditempat yang
dijanjikan dengan si daris murid halqah.”
108
2. Tahap Interaksi