Prinsip Pembangunan Bertaraskan Islam

30

2. Prinsip Pembangunan Bertaraskan Islam

Berdasarkan konsepsi yang dikemukakan oleh Syukri Salleh dalam buku Warjio“Dilema Politik Pembangunan PKS Islam dan Konvensional”, pembangunan dapat dikatakan bertaraskan Islam jika memenuhi setidaknya tujuh prinsip pembangunan bertaraskan Islam. Tujuh prinsip pembangunan bertraskan Islam itu adalah: 1 Tassawwur Islam sebagai acuan pembangunan Maksud dari tassawwur Islam ini adalah gambaran bentuk Islam yang hakiki, yang menjelaskan secara keseluruhan prinsip-prinsip asas Islam secara benar dan lengkap, sehingga menyatu di dalam diri orang yang memahaminya. 26 Maka pembangunan bertaraskan Islam harus lahir dari acuannya sendiri, dari akar epistimologi dan tassawwurnya sendiri. Atas sebab itu pula tidak bisa ada sistem pembangunan bertaraskan Islam yang lahir dari campur aduk antara epistiomologi konvensional dan tassawwur Islam dengan epistimologi dan tassawwur bukan Islam. Dengan demikian tidak bisa ada campur baur antara isme-isme lain dengan Islam, seperti kapitalisme Islam, sosialisme Islam. Hanya dengan acuan epistimologi dan tassawwur Islam sendiri sajalah maka akan lahir pembangunan bertaraskan Islam. 27

2 Manusia sebagai pelaku pembangunan

Sebagaimana yang telah dipahami, setiap pembangunan memerlukan aktor pembangunan.Begitu juga dalam pembangunan konvensional. Namun begitu, 26 Warjio. Op. Cit. hal. 164. 27 Ibid. Universitas Sumatera Utara 31 konsep manusia yang dipakai dalam pembangunan konvensional adalah berbeda dari konsep manusia yang dipakai dalam teori pembangunan bertaraskan Islam. 28

3 Alam roh, alam dunia dan alam akhirat sebagai skala waktu pembangunan

Skala waktu pembangunan berlandaskan Islam menjangkau satu waktu yang sangat panjang, meliputi alam roh, alam dunia, dan alam akhirat. Alam roh merupakan alam perjanjian, alam dunia merupakan alam pelaksanaan, dan alam akhirat merupakan alam ganjaran. Walaupun aktivitas pembangunan dilaksanakan di alam dunia, garis panduannya telah ditetapkan di alam roh sedangkan ganjaran hakikinya dikaruniakan di alam akhirat. 29

4 Ilmu fardhu ‘ain sebagai kerangka pembangunan

Dalam asas ini, untuk melakukan pembangunan yang bertaraskan Islam, maka ilmu fardhu ‘ain tidaklah bisa dipisahkan dan harus dijadikan sebagai kerangka dari pembangunan. Ilmu fardhu a’ain merupakan salah satu dari dua bentuk ilmu dalam Islam, selain ilmu fardhu kifayah. Berbeda dengan ilmu fardhu kifayah yang wajib dipelajari dan diamalkan oleh sebagian anggota masyarakat, ilmu fardhu ‘ain wajib dipelajari dan diamalkan oleh setiap individu Islam. Kalau fardhu kifayah merupakan tanggung jawab sosial, fardhu ‘ain merupakan tanggung jawab individu. 30 28 Ibid. 29 Ibid. hal. 169. 30 Ibid. Universitas Sumatera Utara 32

5 Ibadah sebagai pendekatan pembangunan

Menurut Muhammad Syukri Salleh, pelaksanaan pembangunan bertaraskan Islam tidak mungkin menjadi ibadah kecuali mengikut kaedah-kaedah yang ditetapkan. Secara kasar ibadah dapat dibagi tiga yaitu ibadah asas, amalan- amalan utama dan ibadah umum. Ibadah asas ialah ibadah yang wajib dilaksanakan seperti Shalat, puasa, berzakat ataupun naik haji. Dengan menegakkan ibadah dasar, maka manusia sebenarnya menegakkan hubungan dengan Allah swt, dengan menegakkan hubungan dengan Allah swt melalui ibadah kebijakan maka manusia membangun kerohanian mereka. 31 Sedangkan amalan-amalan umum seperti berdzikir, berwirid, bertasbih, melakukan perkara- perkara sunat dan sebagainya dilihat sebagai amalan tambahan. Amalan-amalan seperti ini semakin mengeratkan hubungan dengan Allah swt. Akibatnya, pembangunan kerohanian semakin kuat. Sedangkan ibadah umum adalah bersifat fardhu kifayah, seperti bermuamallah, bermunakhaha, bergiat dalam bidang ekonomi, pembangunan sebagainya. Gabungan dari ibadah ini merupakan kaedah dalam pembangunan bertaraskan Islam. 32

6 Sumber alam sebagai alat pembangunan

Pembangunan bertaras Islam menjangkau pengertian sumber alam mulai dari rahasia penciptaanya hingga tujuan diciptakannya. Antara lain ia bersandarkan kepada Al-Quran yang menerangkan bahwa Allah S.W.T adalah 31 Ibid. hal. 197. 32 Ibid. Universitas Sumatera Utara 33 pencipta seluruh sumber alam, maka Allah s.w.t menjadi pemilik mutlak dari semua sumber alam. 33

7 Mardatillah sebagai tujuan pembangunan

Prinsip mardhatillah adalah dalam upaya pembangunan tersebut ialah bertujuan mencari ridho Allah s.w.t. Beberapa indikator untuk mengukur hal tersebut ada 3, yaitu pertama tauhidnya dengan Allah s.w.t harus jelas. Kedua, menjaga syariat dan dipatuhi dengan sungguh-sungguh. Ketiga, ahklaknya dengan Allah s.w.t dijaga dengan sungguh-sungguh. Ketiga kaedah tersebut merupakan kaidah untuk mencapai keridhoan Allah s.w.t dan keridhaan tersebut merupakan tujuan akhir dari pembangunan yang berlandaskan Islam. 34

F. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian