Tahap Interaksi Politik Pembangunan Islam HTI di Sumatera Utara

79 Seseorang yang akan bergabung dengan HTI harus rutin mengikuti pengajian atau halqah tersebut minimal 8 kali pertemuan, 8 pertemuan tersebut adalah awal kajian sebelum masuk ke tahap mengkaji kitab-kitab Hizbut Tahrir. Para kader juga diperhatikan aqidahnya, ibadahnya, shalat wajib dan sunat, puasa wajib maupun sunat. Semua hal tersebut diperhatikan oleh masing-masing guru atau pembimbing halqah Daris . Sesuia dengan apa yang dikatakan oleh Ust. Saifurrahman, bahwa: “di dalam proses kaderisasi HTI ada namanya proses halaqah, jadi halaqah itu seminggu sekali dengan waktu dua jam. Di dalam Hizbut Tahrir yang mengisi halaqah itu namanya musrib, dan musrib ini dia punya tugas bukan hanya mengisi halaqah saja, tetap ia juga melakukan muthaba’ah kepada anggota yang dihalaqahinya daris, yaitu melakukan kontrol, mengunjungi. Salahsatu yang dikontrol itu adalah ibadah-ibadahnya, misalnya shalat tahajjudnya dalam satu minggu berjalan atau tidak, baca Qur’annya, puasanya, shalat dhuhanya, itu dikontrol dalam muthaba’ah itu yang dilakukan setiap minggu oleh si musrib, baik dengan mengunjungi rumah atau bertemu ditempat yang dijanjikan dengan si daris murid halqah.” 108

2. Tahap Interaksi

Ketatnya aturan tersebut, diharapkan HTI Sumut agar terciptanya kader- kader yang kuat dalam pemikiran Islam yang memperjuangkan politik pembangunan HTI di Sumatera Utara. Dalam tahap ini terdapat 2 bagian kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu interaksi dan mencari pertolongan. Interaksi adalah tahap dimana Hizbut Tahrir melakukan kontak dengan masyarakat secara umum dan kolektif, kontak yang 108 Wawancara dengan Ust. Saifurrahman, tanggal 2 Januari 2016 di Kantor DPD I HTI Sumut. Universitas Sumatera Utara 80 dimaksud disini adalah melakukan hubungan dengan masyarakat luas dengan memperkenalkan Hizbut Tahrir dan pemikiran pemikirannya. Sedangkan Mencari pertolongan Thalabun Nushrah ialah proses yang dilakukan Hizbut Tahrir dengan 2 tujuan, yaitu : pertama, untuk meminta perlindungan proteksi agar dapat menjalankan aktivitas dakwah dengan aman. Kedua, untuk sampai pada kekuasaan guna menegakkan khilafah dan mengembalikan pemerintahan sesuai hukum Islam. Pada tahap interaksi salah satu kegiatan yang dilakukan Hizbut Tahrir adalah tsaqafah jama’iyyah pembinaan masyarakat secara umum, yakni menyampaikan pemikiran-pemikiran dan hukum-hukum Islam yang diadopsi Hizbut Tahrir kepada mayoritas umat melalui kajian di masjid-masjid, ceramah- ceramah, dan tempat-tempat pertemuan umum, melalui surat kabar, dan buku- buku. Adapun yang dilakukan oleh HTI di Sumut dalam politik pembangunannya tercermin ke dalam beberapa kegiatan, yaitu: 1 Mendistribusikan Jurnal dan Buletin Distribusi jurnal dan buletin merupakan salah satu aktivitas HTI di Sumatera Utara dalam rangka menyebarkan politik pembangunannya. Adapun Jurnal yang dan Buletin yang disebarkan HTI di daerah Sumatera Utara adalah Jurnal al waie dan buletin dakwah Al Islam. Universitas Sumatera Utara 81 • Al waie Al-waie merupakan sebuah Jurnal milik Hizbut Tahrir dan dicetak sendiri oleh Hizbut Tahrir. Secara umum Jurnal ini berisi tentang pemahaman- pemahaman dan pengertian tentang sistem politik yang berhaluan syariat Islam dalam bentuk konsep khilafah. Jurnal ini juga berisi kritikan terhadap kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada rakyat, serta aturan undang-undang yang tidak dijalankan dengan semestinya. Dalam jurnal ini Hizbut Tahrir tidak hanya mengkritisi tetapi juga memberi solusi berdasar apa yang menjadi dasar pemikiran Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir mencoba membangun kesadaran masyarakat Islam melalui tulisan-tulisan yang ada di dalam jurnal ini. Jurnal al-waie yang terdistribusi ke berbagai daerah di Sumatera Utara bisa menjadi media baca dan penyebaran mengenai ide khilafah. Hal ini menjadi salah satu model politik pembangunan islam Hizbut Tahrir dalam mempromosikan politik Islam yang diperjuangkan Hizbut Tahrir. • Buletin dakwah al-islam Buletin dakwah Al-Islam merupakan buletin yang diterbitkan oleh Hizbut Tahrir Indonesia. Buletin ini terbit setiap hari jum’at. Adapun konten buletin dakwah Al-Islam untuk di daerah sumatera utara telah ditentukan dari Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia, sedangkan Hizbut Tahrir sumatera utara Universitas Sumatera Utara 82 berperan untuk mencetak dan mendistribusikan buletin dakwah al-islam di daerah sumatera utara. 109 “Buletin dakwah Al-Islam ini media HTI untuk menyampaikan pandangan, pemikiran dan hukum HTI terhadap peristiwa politik atau kejadian tertentu.” Buletin dakwah al-islam bisa ditemukan di masjid-masjid pada hari jumat, bertepatan dengan pelaksanaan shalat hari jum’at bagi kaum muslimin. Buletin dakwah Al-Islam banyak berisi kritikan sistem politik, kebijakan yang tidak berpihak rakyat, dan komentar Hizbut Tahrir terhadap isu politik di Indonesia maupun dunia internasional yang sedang hangat. Hizbut Tahrir juga menyampaikan pemikiran-pemikiran politik Islam berkenaan dengan khilafah dan tentang ekonomi Islam melalui buletin ini. Sebagai media baca, jurnal dan selebaran buletin ini mampu menjangkau masyarakat sumatera utara dengan ide ide politik Hizbut Tahrir dan konsep- konsep ekonomi atau pemikiran dan pandangan yang ditawarkan Hizbut Tahrir. Sebagaimana dijelaskan oleh Ust. Saifurahman, bahwa: 110 “Al-Islam membahas perkembangan terkini dalam setiap minggunya, membahas apa perkembangan yang sedang hangat pada minggu itu kemudian dijelaskan apa faktanya, kemudian dijelaskan kenapa fakta itu bisa terjadi baik itu fakta tentang kesengsaraan masyarakat akibat sebuah kebijakan atau munculnya berbagai persoalan-persoalan di masyarakat misalnya, kemudian Dan juga ditambahkan oleh Ust. M. Yusran Ramli, bahwa: 109 Ibid. 110 Wawancara dengan Ust. Saifurrahman, tanggal 2 Januari 2016 di Kantor DPD I HTI Sumut. Universitas Sumatera Utara 83 diulaskan bagaimana solusinya dalam pandangan Islam, demikianlah alur isi Buletin Al-Islam” 111 Penyebaran jurnal dan selebaran buletin ini adalah bagian dari metode Hizbut Tahrir pada tahap interaksi at-tafa’ul . Karena dalam tahap interaksi at- tafa’ul salah satu aktivitas yang menonjol adalah penyampaikan pemikiran melalui buku-buku. Tujuannya adalah untuk membentuk kesadaran umat Islam, lalu menyatukannya dan membangun kekuatan massa. Buletin Al-Islam memiliki isi mengenai perkembangan yang sedang hangat terjadi baik nasional maupun internasional. Adapun Alurnya adalah merupakan fakta, dan mengapa fakta itu bisa terjadi, lalu solusi yang ditawarkan HTI melalui pemikiran Islam. 112 2 Menggelar konferensi di Bulan Rajab Pada tanggal 10 mei 2015 Hizbut Tahrir sumatera utara menggelar sebuah acara bernama Rapat Pawai Akbar. Acara ini merupakan bentuk acara yang dibuat Hizbut Tahrir mulai dari pusat Jakarta hingga berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Kota Medan menjadi lokasi yang dipilih DPD I Hizbut Tahrir sumatera utara melaksanakan kegiatan tersebut, tepatnya di stadion teladan. Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan yang dilakukan seluruh Hizbut Tahrir di dunia setiap tahunnya pada bulan rajab. Acara ini merupakan bentuk penyadaran kepada umat Islam tentang runtuhnya keKhilafahan Turki 111 Wawancara dengan Ust. M. Yusran Ramli, tanggal 9 Januari 2016 di Kantor DPD I HTI Sumut. 112 Muhammad Muhsin Rodhi. Op.Cit. hal. 701. Universitas Sumatera Utara 84 Ustmaniyah pada tahun 1924, sebagai institusi politik umat Islam yang terakhir, yang menyebabkan keterpecahan umat Islam di dunia. Kegiatan ini bukan untuk meratapi keruntuhan tersebut, tetapi untuk mengajak dan mengingat kembali dan melakukan perjuangan menegakkan khilafah bersama umat Islam, sesuai dengan perjuangan yang ditempuh Hizbut Tahrir, yakni perjuangan politik dan pemikiran. Lewat jalur dakwah, penyadaran dan bukan kekerasan. 113 “RPA rapat pawai akbar diselenggarakan sebagai medium untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan umat untuk tegaknya kembali kehidupan Islam dalam khilafah.” Tujuan acara ini adalah untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan untuk mencapai cita cita Hizbut Tahrir tegaknya kehidupan Islam dalam sistem khilafah. Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Ismail Yusanto juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia : 114 Tokoh penting di Sumatera Utara juga hadir dalam acara ini seperti, gubernur sumatera utara Gatot Pujo Nugroho, dan juga redaktur Harian Waspada. Acara tersebut juga dalam rangka untuk membangun opini umum di tengah masyarakat tentang Hizbut Tahrir yang ingin menegakkan Khilafah. Rapat Pawai Akbar ini dihadiri ribuan orang yang terdiri dari para anggota Hizbut Tahrir, simpatisan, dan juga undangan. Beberapa pesantren dan sekolah Islam yang ada di sumatera utara juga hadir dalam kegiatan ini. Bahkan orang-orang tua dan anak kecil juga ada di kegiatan tersebut. 113 Wawancara dengan Ust. Marwan Rangkuti, tanggal 4 Juni 2015 di Kantor DPD I HTI Sumut. 114 Harian Waspada terbitan Senin 11 Mei 2015. hal A2. Universitas Sumatera Utara 85 Kehadiran para tokoh penting Sumut tersebut dalam kegiatan itu menunjukkan keberhasilan Hizbut Tahrir dalam membangun relasi dengan para tokoh sumut tersebut. Dalam kegiatan itu prajurit TNI juga hadir meramaikan acara tersebut. Kehadiran elemen TNI tentunya menambah unsur elemen yang hadir bukan hanya dari sipil saja tetapi juga dari unsur aparat dalam meramaikan dan menyukseskan kegiatan tersebut. Dengan kehadiran ribuan orang dalam acara tersebut, mengindikasikan bahwa Hizbut Tahrir di sumatera utara telah berhasil mengambil perhatian masyarakat di Sumatera Utara. Rangkaian acara kegiatan diawali dengan open ceremony, pembacaan ayat suci Al-Quran, dan diisi dengan orasi-orasi yang disampaiakan untuk menyemangati para peserta yang hadir dalam acara tersebut. Redaktur harian waspada juga menyampaikan testimoninya mengenai khilafah. Kegiatan tersebut ditutup dengan melakukan aksi long march bersama seluruh peserta yang dikawal pihak kepolisian, dengan rute mulai dari stadion teladan medan sampai masjid raya al-ma’shum Medan Kegiatan serupa seperti Rapat pawai akbar juga pernah dilaksanakan 2 tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2013. Ketika itu dengan nama acara yang berbeda yaitu “muktamar”, namun dengan tema yang sama yaitu mengenai menegakkan Khilafah. Tidak jauh berbeda dengan Rapat Pawai Akbar pada tahun 2015, kegiatan tersebut juga dilaksanakan di stadion teladan Medan dan juga Universitas Sumatera Utara 86 dihadiri ribuan orang dari berbagai elemen yang berasal dari berbagai daerah di sumatera utara untuk menyeru penegakan khilafah yang diusung oleh Hizbut Tahrir. Pada tahun 2014 DPD I HTI Sumatera Utara juga menggelar konferensi rajab, namun acara ini hanya berskala sedang. Konferensi yang diadakan pada tahun 2014 itu berfokus pada tokoh sumatera utara. Kegiatan ini dilakukan dengan jumlah peserta atau hadirin sekitar 3000-an orang. 115 “Pada tahun 2013, 20.000 peserta yang ditargetkan hadir pada acara muktamar khilafah dapat terpenuhi. Begitupun pada tahun 2015, target peserta yang hadir sekitar 30.000 an juga dapat dipenuhi.” Konferensi rajab yang diadakan HTI Sumut dapat dikatakan sukses dan semakin meningkat dari tahun ke tahun dalam segi jumlah peserta yang hadir. Sesuai dengan yang diungkapkan saifurrahman dalam wawancara, bahwa: 116 115 Wawancara dengan Ust. Saifurrahman, tanggal 2 Januari 2016 di Kantor DPD I HTI Sumut. 116 Ibid. Fakta ini menunjukkan bahwa HTI sumut berkembang cukup signifikan dalam segi kuantitas pendukung. Selain menggelar konferensi di bulan rajab HTI Sumut juga rutin menggelar diskusi publik, tabligh akbar, talkshow khilafah, ataupun menyampaikan pemikirannya pada khutbah Jum’at, seperti yang diungkapkan Ust. Marwan Rangkuti: Universitas Sumatera Utara 87 “Kami sampaikan pada khutbah-khutbah jumat, masjid- masjid.” 117 3 Menjalin interaksi dengan tokoh a Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Sebagai organisasikelompok gerakan Islam yang berada di sumateara Utara, dalam prosesnya Hizbut Tahrir tidak melupakan untuk menjalin hubungan dengan pemerintah provinsi Sumatera utara. Menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah daerah tentunya menjadinya keuntungan bagi politik pembangunan Hizbut Tahrir di Sumut. Karena dukungan sekecil apapun dan dalam bentuk apapun dari pemerintah daerah berkuasa, dapat menjadi tolak ukur bahwa kelompok tersebut diterima kehadirannya di daerah tersebut. Walaupun Hizbut Tahrir dikenal sebagai kelompok gerakan islam yang tidak setuju terhadap demokrasi, namun status tersebut tidak menjadi penghalang untuk menjalin hubungan yang baik dengan pejabat daerah sumatera utara, mengingat pemerintahan provinsi Sumatera Utara itu sendiri terbentuk dari proses demokrasi. Ini menunjukkan bahwa Hizbut Tahrir tidak berkesan eksklusif atau menutup dirinya dari pemerintahan daerah yang berkuasa. Hubungan baik yang tercipta antara Hizbut Tahrir dengan pemerintahan provinsi Sumatera Utara dikarenakan pendekatan yang baik dan metode dakwah damai yang dikedepankan oleh Hizbut Tahrir. Hal tersebut dapat dilihat dengan hadirnya gubernurwakil gubernur sumatera utara pada acara-acara yang dibuat oleh Hizbut Tahrir Sumatera Utara. Semisal pada acara konferensi Islam dan 117 Wawancara dengan Ust. Marwan Rangkuti, tanggal 4 Juni 2015 di Kantor DPD I HTI Sumut. Universitas Sumatera Utara 88 peradaban yang digelar Hizbut Tahrir Sumatera Utara pada tahun 2014. Wakil gubernur sumatera utara, H. Tengku Nuradi menghadari acara tersebut, dan menyatakan ketertarikannya dengan ide khilafah yang diemban Hizbut Tahrir, seperti yang diungkapkan beliau : “ ...dengan program yang diajukan yaitu khilafah itu hal sangat positif yang bisa dilakukan oleh umat Islam di Indonesia yang mayoritas dari 240 juta jiwa” 118 118 http:www.hizbut-tahrir.or.id. diakses pada 16 Feb 2015 pukul 10.55 WIB. Kemudian pada acara Rapat Pawai Akbar tahun 2015 yang digelar di Stadion Teladan Medan, Gubernur Sumatera Utara, H. Gatot Pujo Nugroho menghadiri acara yang dibuat oleh Hizbut Tahrir sumut tersebut. Bentuk lain bahwa Hizbut Tahrir memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah daerah sumut adalah adanya audensi yang dilakukan pengurus DPD I HTI Sumut dengan gubernur sumut dengan wakil gubernur sumut di kantor keduanya sebelum menggelar acara Rapat Pawai Akbar tahun 2015. Pada prosesnya Hizbut Tahrir diterima dengan baik ketika melakukan audensi. Hal ini membuktikan bahwa metode interaksi yang dilakukan oleh HTI Sumut dapat dikatakan berhasil. Adanya komunikasi yang terjalin, hadirnya kepala daerah provinsi Sumut dalam beberapa kegiatan yang dibuat Hizbut Tahrir menjadi bukti keberhasilan tersebut, yakni tsaqafah jamai’yyah dengan menyampaikan pemikiran-pemikiran dan hukum-hukum Islam yang diadopsi oleh Hizbut Tahrir. Universitas Sumatera Utara 89 b TNI Kodam I Bukit Barisan Bentuk interaksi tidak hanya dilakukan Hizbut Tahrir dengan pemerintah daerah, tapi juga dengan aparat militer, khususnya dengan aparat militer Kodam I bukit barisan. Hizbut Tahrir senantiasa melakukan audensi dengan pangdam I bukit barisan dalam membuat dan menggelar acara besar, seperti “Muktamar Khilafah” pada tahun 2013 dan “Rapat Pawai Akbar” pada tahun 2015. Pada Rapat Pawai akbar pada 10 mei 2015, Bahkan beberapa prajurit TNI berseragam resmi juga hadir pada rapat pawai akbar. Hal ini dapat dikatakan sebagai bentuk hubungan yang harmonis antara Hizbut Tahrir dengan Kodam I bukit barisan. Seperti diketahui bahwa ada perbedaan ideologi antara Hizbut Tahrir dengan TNI sebagai alat pertahanan negara, namun hal ini tampaknya tidak menjadi penghalang untuk menjalin hubungan yang baik antara keduanya. Hal ini juga tidak lepas dari pandangan HTI Sumut bahwa sifat dakwah Islam sebagai rahmat seluruh alam. Sebagaimana dikatakan oleh Ust. M. Yusran Ramli: “HTI melakukan pendekatan dengan semua pihak tanpa mengistimewakan masyarakat, pemerintah, militer ataupun media, karena dalam pandangan Hizbut Tahrir sifat dakwah itu adalah menyampaikan Islam sebagai sebuah rahmat ke semua elemen masyarakat.” 119 119 Wawancara dengan Ust. M. Yusran Ramli pada 9 Januari 2016 di Kantor DPD I HTI Sumut. Universitas Sumatera Utara 90 Ini menunjukkan metode yang dilakukan Hizbut Tahrir dalam melakukakan pendekatan dan menciptakan komunikasi dengan TNI adalah metode yang baik. Begitupun dengan DPD Hizbut Tahrir Indonesia yang di daerah provinsi lainnya. Sehingga hubungan dengan aparat militer dapat terjalin dan dijaga kelangsungan hubungannya. Bahkan ketika jabatan Pangdam I Bukit Barisan dijabat oleh seorang yang beragama kristen, Hizbut Tahrir tetap diterima dan menjaga hubungan yang baik dengan institusi militer di wilayah Sumatera Utara tersebut. 120 “awalnya kami jumpai di sela-sela waktunya, ketika mereka shalat, atau ketika mereka bertugas, atau ketika mereka sedang datang ke suatu wilayah,lalu ada aktifis Hizbut Tahrir disana,kemudian kami menyampaikan pemikiran Hizbut Tahrir. Kenal, kemudian menerima pengiriman surat audensi, lalu terjadi perdialogan.” Hubungan yang baik dengan institusi Militer Kodam I Bukit Barisan dapat tercipta dengan beberapa usaha yang dilakukan HTI Sumut, seperti yang diungkapkan Ustadz Marwan Rangkuti : 121 4 Menjalin hubungan dengan Media cetak lokal di Sumatera utara hal ini dapat menjadi indikasi bahwa metode yang dipilih dan diterapkan oleh Hizbut Tahrir berhasil menciptakan kedekatan tersebut. Media cetak memiliki fungsi komunikasi untuk menyampaikan berita kepada khalayak ramai. Maka menjadi hal yang wajar dengan kemampuan yang dimiliki media cetak tersebut, kelompok pergerakan akan sangat diuntungkan jika 120 Wawancara dengan Ust. Marwan Rangkuti, tanggal 4 Juni 2015 di Kantor DPD I HTI Sumut. 121 Ibid. Universitas Sumatera Utara 91 dapat memiliki hubungan dengan media cetak. Karena ide-ide kelompok tersebut akan mudah disebarkan kepada masyarakat. Dalam hal ini HTI Sumut membangun hubungan dengan media cetak lokal yang ada di Sumatera Utara. Salah satu hubungan yang berhasil dibangun dengan media cetak Sumut adalah dengan harian ‘Waspada’. ‘Waspada’ menjadi salah satu media massa yang pro dan aktif dalam menyebarkan dan menyampaikan tulisan ataupun pemikiran Hizbut Tahrir khususnya di wilayah Sumatera Utara. Sebagaimana diungkapkan oleh Ust. Marwan Rangkuti: “di dalam Hizbut Tahrir, terdapat lembaga lembaga yang memiliki fungsi komunisasi,salah satunya juga ada lembaga media. Lembaga media Hizbut Tahrir inilah yang beraktivitas,berkomunikasi,berdialog,berdiskusi dengan media- media yang ada di sumatera utara. Media cetak Waspada memberikan respon lebih kepada hizbut Tahrir,dalam beberapa perdialogkan kemudian waspada memberi apresiasi yang baik kepada Hizbut tahrir.” 122 Bentuk dukungan ‘Waspada’ juga diberikan pada saat Rapat Pawai akbar 2015, redaktur harian ‘Waspada’ hadir pada acara tersebut dan ia juga menjadi salah satu orator dan memberikan testimoninya tentang Khilafah. Ia mengungkapkan bahwa sistem Islam bisa memajukan negara, dan melepas penguasaan asing yang menguasai hasil bumi Indonesia serta dukungannya terhadap Hizbut Tahrir karena Hizbut Tahrir adalah gerakan moral tanpa kekerasan. Ust. Marwan Rangkuti juga menambahkan bahwa HTI Sumut juga 122 Ibid. Universitas Sumatera Utara 92 pernah menjalin hubungan dengan radio dan menyadari pentingya media-media tersebut, seperti diungkapkan beliau: “Bahkan dulu juga ada beberapa radio yang menjalin interaksi. Kami juga tau bahwa salah satu penopang perubahan itu adalah media. Media memiliki peran penting dalam menggagas perubahan, maka hizbut tahrir yang sedang menggagas perubahan,punya konsentrasi serius untuk berinteraksi dengan media.” 123 Adanya hubungan yang baik antara HTI Sumut dengan media cetak waspada tidak lepas dari salah satu fungsi yang dijalankan lembaga yang terdapat di dalam tubuh organisasi HTI Sumut. Lembaga tersebut adalah lembaga media, salah satu lembaga yang ada di dalam tubuh organisasi Hizbut Tahrir. Fungsi dari lembaga tersebut adalah berkomunikasi, berdialog dan berdiskusi dengan media- media yang ada di sumatera utara. Dari proses-proses pendekatan tersebut media cetak waspada memberi respon yang baik dengan Hizbut Tahrir, sehingga terbentuknya hubungan tersebut. 124 Kedekatan individu antara anggota HTI dengan pimpinan-pimpinan media cetak seperti Waspada, Tribun, Analisa, Sumut Pos juga menjadi alasan mudahnya menjalin hubungan dengan media-media tersebut. 125 Berdasarkan pemaparan-pemaparan diatas peneliti melihat bahwa apa yang dilakukan oleh HTI di Sumut dalam pengembangan politik pembangunan Hizbut Tahrir adalah mencapai 2 tahap, yaitu tahap pengkaderan dan tahap interaksi. 123 Wawancara dengan Ust. Marwan Rangkuti, tanggal 4 Juni 2015 di Kantor DPD I HTI Sumut. 124 Ibid. 125 Wawancara dengan Ust. Saifurrahman, tanggal 2 Januari di Kantor DPD I HTI Sumut. Universitas Sumatera Utara 93

C. Analisis Politik Pembangunan Islam Hizbut Tahrir di Sumatera Utara