97
“Pada tahun 2014 kami mengadakan acara Konfrensi Tokoh Umat, massa atau hadirin hanya sekitar 3.000 an berlokasi di
Selecta Convention Hall Medan. Pesertanya hanya khusus tokoh- tokoh di Sumatera Utara.”
130
3. Alam roh, alam dunia dan alam akhirat sebagai skala waktu pembangunan
Sosialisi HTI Sumut kepada masyarakat juga berpotensi menjadikan masyarakat umum sebagai aktor pembangunan, dengan mengadakan acara-acara
berskala besar maupun bersklala kecil, seperti Muktamar KhilafahRapat Pawai Akbar, tabligh akbar, majlis taklim pengajian agama, diskusi publik ataupun
talkshow yang dibuat HTI Sumut. Sesuai dengan asas manusia sebagai pelaku pembangunan yang dimaksud
syukri salleh HTI di sumut dalam politik pembangunannya telah melakukan hal yang tepat, yaitu membentuk manusia agar mampu menjadi aktor pembangunan
tersebut.
Skala waktu pembangunan berlandaskan Islam menjangkau satu waktu yang sangat panjang, meliputi alam roh, alam dunia, dan alam akhirat. Alam roh
merupakan alam perjanjian, alam dunia merupakan alam pelaksanaan, dan alam akhirat merupakan alam ganjaran. Walaupun aktivitas pembangunan dilaksanakan
di alam dunia, garis panduannya telah ditetapkan di alam roh sedangkan ganjaran hakikinya dikaruniakan di alam akhirat.
131
130
Wawancara dengan Ust. Saifurrahman, tanggal 2 Januari di Kantor DPD I HTI Sumut.
131
Warjio. Op. Cit. hal. 169.
Universitas Sumatera Utara
98
Dalam hal ini HTI di Sumatera Utara dapat dilihat melakukan pembangunan dengan menjangkau skala waktu 3 alam. Hal ini dapat dibuktikan
dengan sistem politik yang dianut dan diyakini Hizbut Tahrir yang tidak memilih dari luar Islam. HTI Sumut berkeyakinan bahwa sistem yang terima oleh Allah
S.W.T adalah dari Islam bukan dari luar Islam. Ini menunjukan bahwa HTI Sumut beryakinan bahwa alam akhirat, akan
menjadi tempat penilaian atas pembangunan yang mereka lakukan. Konsep pembangunan yang mereka pilih mulai dari sistem politik, ekonomi, sistem sosial
menunjukkan itu semua. Jadi, dalam hal ini HTI sumut memenuhi skala waktu pembangunan Islam.
4. Ilmu fardhu ‘ain sebagai kerangka pembangunan
Dalam asas ini, untuk melakukan pembangunan yang bertaraskan Islam, maka ilmu fardhu ‘ain tidaklah bisa dipisahkan dan harus dijadikan sebagai
kerangka dari pembangunan. Ilmu fardhu a’ain merupakan salah satu dari dua bentuk ilmu dalam Islam, selain ilmu fardhu kifayah. Berbeda dengan ilmu fardhu
kifayah yang wajib dipelajari dan diamalkan oleh sebagian anggota masyarakat, ilmu fardhu ‘ain wajib dipelajari dan diamalkan oleh setiap individu Islam. Kalau
fardhu kifayah merupakan tanggung jawab sosial, fardhu ‘ain merupakan tanggung jawab individu.
132
132
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
99
Dalam hal ini HTI Sumut terlihat meletakkan ilmu fardhu ‘ain sebagai kerangka pembangunannya, itu bisa terlihat dari proses kaderisasipembinaan atau
at-tatsqifyang mereka lakukan. Sebagaimana diungkapkan dalam wawancara oleh Ust. Saifurahman:
Sistem kaderisasi di HTI adalah halqah, halqah inilah pintu kaderisasi bagi siapa saja yang ingin bergabung dengan Hizbut
Tahrir. Iya, materi pertama kita dalam kitab Nizumul Islam itu membahas tentang tauhid, aqidah, iman itu bab pertama di dalam
kitab Nizumul Islam, namanya bab Thariqul Iman Jalan Menujun Iman, itu adalah bab pertama yang dikaji bagi siapa saja yang
ingin menjadi bagian dari HTI. Ilmu fiqih juga diberikan, misalnya kitab Sahsiyah jilid I, itu juga wajib dikaji nantinya oleh anggota
HTI, kitab itu menekankan ilmu fiqih. Kalau tasawuf, Hizbut Tahrir punya kitab khusus namanya Muqawwimat pilar-pilar
pengokoh nafsiyah Islamiyah.
133
5. Ibadah sebagai pendekatan pembangunan