Politik Pembangunan Islam Kerangka Teori

21 2. Secara subyektif, penelitian ini untuk menambah pengetahuan yang baru,serta melatih dan mengembangkan kemampuan dalam penulisan karya ilmiah. 3. Secara praktis, memberikan data dan informasi yang berguna bagi semua kalangan.

E. Kerangka Teori

Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, instruksi, definisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. 12

1. Politik Pembangunan Islam

Adapun teori yang saya gunakan adalah sebagai berikut : Politik Pembangunan Islam berbeda dengan Politik Pembangunan Konvensional, seperti dinyatakan Muhammad Syukri Salleh dalam buku Pembangunan Politik Islam: “perbedaan dasarnya terletak pada epistemologi dan tasawur world-view antara keduanya. Epistimologi Politik Pembangunan konvensional terletak di aqal,sedangkan epistimologi Politik Pembangunan Islam terletak di Al-Qur’an, Hadis, Ijmak, dan Qiyas. Tasawur Politik Pembangunan konvensional pula berkisar kepada keduniaan dan hubungan sesama manusia hablum- minannas dan sumber alam, sedangkan tasawur Politik Pembangunan Islam berkisar kepada dunia dan akhirat serta hubungan manusia dengan Allah SWT hablum- minallah,hubungan sesama manusia,dan hubungan manusia dengan sumber alam.” 13 12 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1998. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : LP3ES. Hal 37. 13 Warjio. Op. Cit. hal. ix. Universitas Sumatera Utara 22 Politik Pembangunan Islam adalah satu terminologi yang merupakan gabungan antara konsep politik, pembangunan dan Islam.Dalam Islam kata politik sinonim dengan kata siyasah,---berasal dari Bahasa Arab, ”sasa”, ”yasusu” dan siyasatan. Siyasah berarti pemerintahan dan politik atau membuat kebijaksanaan. Siyasah adalah ilmu pemerintahan untuk mengendalikan tugas dalam negeri dan luar negeri serta kemasyarakatan dan yakni mengatur kehidupan umum atas dasar keadilan dan istiqamah. 14 Politik dalam pandangan Islam adalah menghapus zhulm penindasan dan ketidakadilan di muka bumi. Jadi kekuasaan dalam Islam, bukanlah untuk kekuasaan itu sendiri, bukan pula kekuasaan pribadi atau kelompok atau kekuasaan kolektif. Islam menempatkan kekuasaan dalam kerangka moral yang aktif.Kekuasaan bukanlah tujuan, tetapi sarana untuk mengabdi pada Allah SWT. 15 “Pembangunan banyak dipahami sebagai kata benda netral yang digunakan untuk menjelaskan proses dan usaha untuk meningkatkan ekonomi, politik, budaya infrastruktur masyarakat dan sebagainya. Pembangunan juga merupakan suatu discourse, suatu pendirian, atau suatu faham atau bahkan suatu idelogi tertentu tentang perubahan sosial.” Definisi pembangunan telah banyak dikemukan oleh para ahli. Mansour Faqih mendefinisikan pembangunan seperti yang dikutip Warjio : 16 14 Ibid. hal. xiv. 15 Ibid. hal. xv. 16 Ibid. hal. xvi. Universitas Sumatera Utara 23 Menurut Muhammad Syukri Salleh seperti yang dikutip Warjio pembangunan ialah : “Salah satu cara mengabdikan atau beribadah kepada Allah SWT. Dua bentuk Pembangun yang harus dibangun adalah pembangunan material dan pembangunan kerohanian dan dilaksanakan menurut garis panduan yang telah ditetapkan oleh ajaran Islam. Dimaksudkan dengan pembangunan material ialah pembangunan yang dapat menegakkan program-program yang berkaitan dengan aspek kehidupan manusia atau yang dinamakan sebagai Habl min al-Nas seperti pengeluaran dan penggunaan. Sedangkan pembangunan kerohanian ialah pembangunan yang dapat melakukan hubungan manusia dengan Allah S.W.T setinggi mungkin atau yang dinamakan sebagai Habl min Allah seperti keimanan, ketakwaan dan sebagainya. Demikian pemahaman secara umum mengenai pembangunan.” 17 Menurut Said Hawa Islam adalah aqidah, ibadah, manhaj kehidupan dengan dukungan penguatnya. Aqidah yaitu dua syahadat, keimanan kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, para rasul dan hari kiamat. Ibadah adalah bagian dari rukun-rukun yang di dalamnya termasuklah ibadah shalat, zakat, puasa, haji. Manhaj kehidupan adalah seperti manhaj politik, manhaj ekonomi, manhaj militer, manhaj pendidikan, manhaj akhlak, maupun manhaj sosial. 18 a. Islam adalah agama Wahyu Ilahi yang berlainan dengan kebudayaan sebagai daya cipta manusia Qs. Al-Najm:3-4 Ditinjau dari perspektif Al-Qur’an, Islam dapat dijelaskan sebagai : b. Islam adalah agama yang sempurna dan dia atas segala-galanya Qs. Al- maidah:3 17 Ibid. 18 Ibid. hal. xviii. Universitas Sumatera Utara 24 c. Islam merupakan supra sistem yang mempunyai beberapa sistem dan subsistem serta komponen dengan bagian-bagiannya dan secara kesuluruhan merupakan suatu struktur yang uni Qs. Al-maidah 19 Dalam bukunya Warjio menyatakan konsep Politik Pembangunan Islam: “...Politik Pembangunan Islam sebagai suatu konsep diperlukan untuk menjelaskan bagaimana cara-carapolitik atau strategi- strategialiran tertentu yang digunakan dalam konteks pembangunan mencapai sasarannya dengan cara-cara Islam.Cara atau strategi Islam ini dapat dilakukan oleh negara,institusiorganisasi ataupun partai politik...” 20 Titik berat perbedaan politik pembangunan Islam dengan politik pembangunan konvensional terletak pada nilai-nilai yang dikandungnya. Politik pembangunan Islam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya adalah nilai-nilai Islam. Pertanggung jawabannya adalah dunia dan akhirat. Penekanannya adalah berdasarkan nilai-nilai ketauhidan. 21 Strategi yang digunakan juga strategi yang menggunakan nilai-nilai Islam. Dengan memperhatikan pertanggung jawaban dunia dan akhirat secara vertikal dan horizontal. Horizontal adalah pertanggung jawaban kepada manusia dan mahkluk hidup lainnya dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Sedangkan pertanggung jawaban vertikal adalah pertanggung jawaban kepada Allah SWT, Sang pencipta dan pemilik jagat raya. 22 19 Ibid. 20 Ibid. 21 Warjio. 2013. Dilema Politik Pembangunan PKS Islam dan Konvensional. Medan: Perdana Publishing. hal. 70. 22 Ibid. Universitas Sumatera Utara 25 Politik pembangunan memliliki nilai, rencana, visi maupun strategi. Nilai strategi, rencana strategis, visi, maupun misi itulah yang terkandung dalam politik pembangunan. Kerangka pembangunan Islam itu dapat dilihat dalam gambar : GAMBAR 1.1 Dari bagan di atas, dapatlah dijelaskan bahwa dalam persfektif Islam dalam pembangunan,politik pembangunan Islam dibuat dan dijalankan berdasarkan kerangka Islam. Institusi politik,menjadi bagian penting dari Politik Sumber: Warjio. 2013. Politik Pembangunan Islam pemikiran dan implementasi, Perdana Publishing. Medan. hal 71. Pembangunan dalam prespektif Islam Revitalisasi Budaya Islam ke dalam semua aspek institusi POLITIK PEMBANGUNAN ISLAM Mempromosikan Budaya Politik Islam dan Membangun Institusi Islam,Struktur dan Administrasi Universitas Sumatera Utara 26 Pembangunan Islam. politik pembangunan Islam ialah kegiatan yang mempromosikan nilai-nilai Islam, budaya Islam dan pelaksanaannya. Warjio menambahkan bahwa politik pembangunan bukan saja mengenai cara atau strategi yang hendak dicapai dalam pembangunan tetapi juga pemikiran atau ideologi yang termaktub dalam pembangunan dari strategi dan cara yang dijalankan itu. 23 Kedua, Rububiyah. Yaitu percaya kepada Allah SWT sendirilah yang menentukan keberlanjutan dan hidup dari ciptaanNya serta menuntut siapa saja yang percaya kepadaNya kepada kesuksesan. Dalam konteks upaya pembangunan, manusia harus sadar bahwa pencapaian tujuan-tujuan pembangunan tidak hanya bergantung pada upayanya sendiri, tetapi juga pada pertolongan Allah SWT, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Pada titik Pendekatan dan Tahapan Menurut warjio pendekatan Islam dalam pembangunan didasarkan pada lima dasar filosofis. Pertama, Tauhid. Yaitu percaya pada keesahan Allah dan semua yang di alam semesta merupakan kepunyaanNya. Dalam konteks upaya pembangunan, manusia harus sadar bahwa sumber daya yang tersedia adalah kepunyaanNya, sehingga tidak boleh hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kepentingan pribadi. Lebih lanjut, manusia hanyalah penerima amanat atas segala sumber daya yang disediakan kepadanya dan harus mengupayakan agar manfaat yang dihasilkannya dapat dibagi kepada manusia lainnya. 23 Warjio.Op. Cit. hal. xix. Universitas Sumatera Utara 27 ekstrim, sikap fatalistik tidak dibenarkan, sementara pada titik ektrim lainnya, kepercayaan sepenuhnya hanya pada upaya-upaya manusia sendiri dianggap tidak adil bagi Sang Pencipta. Ketiga, Khilafahkekuasaan. Yaitu peranan manusia sebagai wakil Tuhan di bumi. Disamping sebagai wakil atas segala sumber daya yang diamanahkan kepadanya, manusia beriman juga harus menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemberi teladan atau contoh bagi manusia lainnya. Keempat, tazkiyah. Yakni merujuk pada pertumbuhan dan penyucian manusia sebagai prasyarat yang diperlukan sebelum manusia menjalankan tanggungjawab yang ditugaskan padanya. Manusia adalah agen perubahan dan pembangunan agent of change and development. Oleh karena itu perubahan dan pembangunan apapun yang terjadi sebagai akibat upaya manusia ditujukan bagi kebaikan orang lain dan tidak bagi pemenuhan pribadi. Kelima,al-falah. Yaitu konsep keberhasilan dalam Islam bahwa keberhasilan apapun yang dicapai dikehidupan dunia akan mempengaruhi keberhasilan di akhirat sepanjang keberhasilan yang dicapai di dunia tidak menyalahi petunjuk bimbingan yang ditetapkan Tuhan. Oleh karena itu dalam pandangan Islam, tidak ada dikotomi di antara upaya-upaya bagi pembangunan di dunia maupun persiapan bagi kehidupan di akhirat. 24 Ditinjau dari segi tahapannya, Islam telah menegaskan bahwa ada lima tahapan yang harus dilalui agar tujuan akhir proses pembangunan tercapai. 24 Ibid. hal. xx. Universitas Sumatera Utara 28 Kelima tahapan tersebut adalah: pertama, tahapan persiapan kualitatif. Aspek kualitatif bersumber dari manusia. Dalam Al-qur’an manusia diumpamakan sebuah pohon Qs. 14:25-26. Akar, batang dan buah merupakan bahasa amtsal untuk akidah, syariat dan muamalat. Dengan akidah yang baik, manusia akan mampu melaksanakan syariat dengan baik, yang akhirnya tercermin pada muamalah. Sebaliknya manusia dengan akidah yang buruk pada akhirnya berdampak pada bentuk muamalat yang buruk pula. Dalam sebuah sistem, muamalat yang buruk tercermin pada hasil pembangunan yang buruk, seperti kemiskinan, pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan dan kerusakan lingkungan yang sangat berbahaya bagi keberlangsungan proses pembangunan berikutnya. Tahapan kedua adalah peran dan kedudukan manusia dalam sebuah sistem. Pada tahapan ini ,status manusia tidak hanya dipandang sebagai individu, tetapi juga statusnya sebagai bagian dari masyarakat sebagai suatu sistem dalam kehidupan sehari-hari. Jika masyarakat sebagai kumpulan individu tersebut terdiri atas manusia-manusia yang baik, sistem tersebut akan mampu menciptakan berbagai manfaatkeuntungan yang sangat berpengaruh bagi tahapan berikutnya sebagai tahapan ketiga, yaitu terciptanya keuntungan kualitatif dan keuntungan kuantitatif. Beberapa bentuk keuntungan tersebut adalah kekayaan alam,keuntungan teknologi, keuntungan sosial ekonomi, kepuasaan spiritual dan moral, serta berbagai bentuk keuntungan lainnya. Dalam proses pembangunan manusia tidak boleh terjerumus menjadi penghamba pembangunan karena Universitas Sumatera Utara 29 pembangunan sebenarnya adalah untuk manusia, bukan manusia untuk pembangunan. Dengan itulah pembangunan benar-benar diridhoi oleh Allah SWT. Tahapan keempat, yakni utilasi hasil-hasil pembangunan bagi proses pembangunan berikutnya. Berbeda dengan ekonomi konvensional yang menjadikan kelangkaan faktor produksi dan tidak terbatasnya permintaan manusia secara simultan sebagai faktor munculnya permasalahan ekonomi, Islam menjelaskan bahwa sumber permasalahan ekonomi terletak pada cara pengalokasian atau distribusi faktor-faktor produksi yang ada. Allah SWT telah menyediakan semua hal yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup manusia di alam semesta Qs. 31:20. Penekanan Islam pada manusia ditujukan untuk menjaga terjadinya keharmonisan atas hasil-hasil pembangunan di antara mereka. Yakni dengan terjadinya distribusi hasil-hasil pembangunan pada masa sekarang. Islam juga sangatv menekankan pada upaya keberlangsungan proses pada masa berikutnya intemporal economic decisions. Hal tersebut tercermin pada perhatian Islam yang sangat besar pada keseimbangan lingkungan Qs. 21: 107. Keempat tahapan tersebut secara bersama-sama sangat menentukan tercapainya tahapan kelima pembangunan, yakni tercapainya kesuksesan di akhirat. 25 25 Ibid. hal. xxi. Universitas Sumatera Utara 30

2. Prinsip Pembangunan Bertaraskan Islam