Analisis Regresi Berganda Multiple Regression Analysis Pengujian Hipotesis

43 tidak terjadi autokorelasi. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi, maka dilakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson. Menurut Indrawati 2012 : 191, Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melihat besaran Durbin Watson D-W sebagai berikut : - Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. - Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. - Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

3.8.3 Analisis Regresi Berganda Multiple Regression Analysis

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen X 1 , X 2 , X 3 ... X n terhadap variabel dependen Y. Model yang digunakan dalam analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Keterangan: Y = Return Saham a = Nilai Konstanta b 1,2,3 = Nilai Koefisien Regresi X 1 = Inflasi X 2 = Suku Bunga X 3 = Nilai Tukar Rupiah e = Standard Error Universitas Sumatera Utara 44

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Tujuan pengujian hipotesis dimaksudkan untuk memutuskan apakah akan menerima dan menolak hipotesa berdasarkan pada data yang diperoleh dari sampel. Suharyadi dan Purwanto 2004: 390 menyatakan bahwa pengujian hipotesa adalah “prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesa merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesa tersebut tidak wajar dan oleh karena itu harus ditolak”. Pengujian statistik baik menerima atau menolak hipotesis tidak dimaksudkan untuk membuktikan bahwa sesuatu benar secara absolut, tetapi pengujian statistik memberikan bukti yang cukup untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Adapun uji statistik yang digunakan dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah uji t dan uji F. 1. Uji Parsial uji t Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh nyata atau tidak maka digunakan uji t. Cara melakukan uji t adalah dengan mebandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Jika nilai t-hitung ≥ t-tabel, maka Ha hipotesis alternatif diterima, yang berarti variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Jika nilai t-hitung t-tabel, Universitas Sumatera Utara 45 maka Ho diterima, berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Uji Simultan uji F Uji F-statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan uji F adalah dengan membandingkan nilai F statistik dengan nilai F menurut tabel. Jika nilai Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan menerima Ha, yang berarti variabel independen secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai Fhitung Ftabel maka Ho diterima, berarti variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 3. Uji Koefisien Determinasi r 2 Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Suharyadi dan Purwanto 2004: 390 menyatakan bahwa, ”Koefisien determinasi adalah kemampuan variabel X variabel independen mempengaruhi variabel Y variabel dependen. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y”. Universitas Sumatera Utara 46 Nilai r 2 digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Jika r 2 semakin besar mendekati satu, maka sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar. Sebaliknya apabila r 2 semakin kecil mendekati nol, maka besarnya sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Jadi besarnya r 2 berada diantara 0 – 1 atau 0 r 2 1. Universitas Sumatera Utara 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian