49 pada tahun 2012, sedangkan nilai maksimum return saham perusahaan
perkebunan adalah 0,6319 sebesar terjadi pada tahun 2014.
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalaam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji Normalitas dengan
analisis grafik histogram dan grafik Normal Probabilty Plot menunjukkan bahwa data terdistribusi normal karena data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal dan dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Universitas Sumatera Utara
50 Gambar 4.2
Grafik Normal Probability Plot 2.
Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi berganda yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi yang tinggi diantara variabel independennya. Hasil uji Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
51 Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
INFLASI ,556
1,799 SB
,120 8,349
NTRp ,143
7,015 a. Dependent Variable: RS
Hasil perhitungan Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti
tidak ada korelasi yang tinggi antara variabel independen inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation
Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana tidak ada variabel independen inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Nilai VIF untuk inflasi adalah sebesar 1,799, nilai VIF suku bunga sebesar 8,349, dan nilai tukar rupiah sebesar
7,015. 3.
Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variace dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji Heteroskedastisitas dengan uji Glejser
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
52 Tabel 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
-,131 ,398
-,330 ,743
INFLASI 1,236
5,327 ,051
,232 ,818
SB ,627
15,701 ,019
,040 ,968
NTRp 3,920E-007
,000 ,002
,006 ,996
a. Dependent Variable: RES_2
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu inflasi, suku bunga, dan nilai tukar
rupiah memiliki nilai signifikansi 0,05, atau tingkat signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5, artinya bahwa tidak ditemukan adanya
indikasi heteroskedastisitas. 4.
Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Uji autokorelasi dilakukan
dengan uji Durbin Watson. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,484
a
,234 ,171
,2599369 1,498
a. Predictors: Constant, NTRp, INFLASI, SB b. Dependent Variable: RS
Universitas Sumatera Utara
53 Hasil uji Durbin Watson menunjukkan nilai sebesar 1,498. Sesuai
dengan ketentuan pengambilan keputusan dengan Durbin Watson dimana jika angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
Maka dari hasil uji Durbin Watson di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
4.4 Hasil Regresi Linear Berganda