15 pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada
anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru.
2 Inflasi yang berasal dari luar negeri. Karena negara-
negara menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-
harga barang dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor
barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
2.1.5 Suku Bunga
Bunga adalah pembayaran atas modal yang dipinjam dari pihak lain. Ia biasanya dinyatakan sebagai persentasi dari modal
yang dipinjam, seperti 10 persen, 12 persen atau 15 persen. Menurut Tatang 2011: 254 “Suku bunga tidak dapat dipungkiri merupakan
harga dari uang the price of money”. Bila uang dianggap sebagai suatu komoditas seperti halnya barang-barang yang lain, maka suku
bunga ditetapkan oleh besar kecilnya permintaan dan penawaran atas uang tersebut. Para pelaku ekonomi individu, perusahaan,
pemerintah, dan invesor asing akan mempengaruhi besar kecilnya permintaan dan penawaran uang.
Yang dimaksud dengan suku bunga secara umum adalah suku bunga perbankan, misalnya suku bunga deposito. Yang
Universitas Sumatera Utara
16 memiliki otoritas mengubah suku bunga secara umum adalah bank
sentral Bank Indonesia. Biasanya Bank Indonesia akan mengubah suku bunga BI rate atau SBI Sertifikat Bank Indonesia untuk
menanggapi perubahan inflasi. Jika inflasi tinggi atau nilai tukar rupiah merosot, biasanya Bank Indonesia akan menaikkan BI rate
dan SBI. Peningkatan suku bunga BI rate atau SBI harus dilakukan BI
agar masyarakat tetap bersedia menabung di bank. Jika angka inflasi tinggi, lebih tinggi dari suku bunga tabungan atau deposito dan BI
tidak meningkatkan suku bunga BI rate atau SBI, maka bank tidak akan menaikkan suku bunga tabungan atau depositonya. Jika ini
terjadi, maka masyarakat tidak bersedia menabung sehingga menyebabkan bank kekurangan dana. Hal ini membahayakan.
Demikian pula ketika nilai tukar rupiah merosot terhadap mata uang kuat seperti dolar AS, maka BI harus menaikkan suku bunga SBI
agar diikuti oleh industri perbankan. Jika tidak dilakukan, maka masyarakat akan mencairkan tabungannya untuk ditukarkan dengan
dolar AS. Perubahan suku bunga bank itu akan berdampak pada instrumen investasi keuanggan lainnya, seperti saham dan obligasi.
Kaum klasik berpandangan bahwa besar kecilnya investasi adalah tergantung dari besar kecilnya tingkat suku bunga Putong
dan Andjaswati, 2008: 41. Bila tingkat suku bunga tinggi maka
Universitas Sumatera Utara
17 investasi akan semakin kecil, sebaliknya bila tingkat bunga rendah
maka tingkat investasi akan semakin tinggi. Di dalam meminjamkan uang pemilik modal bukan saja
harus memperhatikan tingkat bunga yang diterima, tetapi juga tingkat inflasi. Apabila tingkat inflasi lebih tinggi dibandingkan
tingkat bunga, pemilik modal akan mengalami kerugian dalam meminjamkan uangnya karena modal ditambah bunganya, nilai
riilnya lebih rendah dari nilai riil modal sebelum dibungakan. 1.1.6
Nilai Tukar Rupiah
Bagi investor yang melakukan investasi di berbagai negara dengan berbagai mata uang, perubahan nilai tukar mata uang akan
menjadi faktor penyebab real return lebih kecil daripada expected return. Perubahan nilai tukar dapat disebabkan oleh perubahan
permintaan terhadap mata uang suatu negara dalam perdagangan internasional dan mata uang sebagai komoditas yang
diperjualbelikan. Dalam hal ini berlaku hukum permintaan dan penawaran. Jika permintaan terhadap US tinggi, maka nilai
tukarnya terhadap mata uang negara yang membutuhkan akan naik. Return yang diperoleh dari investasi saham di bursa asing dapat
tergerus habis oleh kerugian akibat perubahan nilai tukar mata uang negara investor dengan negara di mana investasi dilakukan.
Bagi perusahaan yang berorientasi ekspor, depresiasi terhadap nilai mata uang memberikan
pengaruh yang
Universitas Sumatera Utara
18 menguntungkan bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan kemampuan
bersaing harga pokoknya di pasar internasional meningkat. Peningkatan ini selanjutnya akan memperbesar peluang perusahaan
untuk menghasilkan laba dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan dividen. Kemampuan menghasilkan laba dan
membagikan dividen akan menarik minat investor sehingga harga saham naik. Kenaikan harga saham akan meningkatkan return yang
diperoleh oleh investor. Nilai tukar merupakan perbandingan harga suatu mata uang
dengan mata uang lain. Menurut Mandala dan Prathama 2004: 72 “Pergerakan nilai tukar mencerminkan perubahan tingkat
kelangkaan. Suatu mata uang dikatakan semakin mahal bila nilai tukarnya semakin menguat, begitu juga sebaliknya. Hal ini
mengindikasikan mata uang tersebut semakin langka”. Misalnya bila dikatakan 1 US = Rp 10.000, maka untuk mendapatkan satu dollar
US kita harus menukarkannya dengan 10.000 unit rupiah. Jika 1 US = Rp 7.000, maka dikatakan bahwa nilai tukar US melemah atau
nilai tukar rupiah menguat, karena untuk mendapatkan 1 unit US jumlah rupiah yang dibutuhkan semakin sedikit.
Menurut Mandala dan Prathama 2004: 74 ada dua mekanisme penentuan nilai tukar, yaitu
1. Mekanisme Pasar. Jika nilai tukar mata uang suatu negara
ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar, maka negara tersebut dikatakan menganut sistem nilai tukar kurs
mengambang floating exchange rate. Dalam sistem ini,
Universitas Sumatera Utara
19 harga mata uang ditentukan berdasarkan mekanisme pasar
interaksi permintaan dan penawaran. 2.
Mekanisme Penetapan Pemerintah. Jika nilai tukar mata uang suatu negara ditetapkan oleh pemerintah, maka
negara tersebut menganut nilai tukar kurs tetap fixed exchange rate. Kelebihan dari sistem ini adalah adanya
kepastian nilai tukar yang dapat meningkatkan ekspektasi. Tetapi kelemahannya adalah kurs yang berlaku tidak
selalu menggambarkan tingkat kelangkaan sebenarnya. Tetapi ada juga negara yang membiarkan nilai tukar mata
uangnya berdasarkan mekanisme pasar, yang jika pergerakan nilai tukar mata uangnya melampaui batas,
pemerintah melakukan intervensi. Negara yang menempuh cara demikian dikatakan menganut sistem nilai tukar
mengambang terkendali managed floating exchange rate.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1.
Suyanto 2007 melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Nilai Tukar Uang, Suku Bunga dan Inflasi terhadap Return Saham