24 terhadap return saham.
5. Purnomo dan Widyawati
2013 Pengaruh Nilai Tukar,
Suku Bunga, dan Inflasi terhadap
Return Saham pada Perusahaan Properti di
Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil uji t
diketahui bahwa nilai tukar secara parsial tidak
berpengaruh terhadap return
saham, inflasi secara parsial tidak
berpengaruh terhadap return saham, suku bunga
secara parsial berpengaruh dominan terhadap return
saham. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai
tukar, suku bunga, dan inflasi secara simultan
berpengaruh terhadap return saham.
6. Mahilo
dan Parengkuan
2015 Dampak Risiko Suku
Bunga, Inflasi, dan Kurs Terhadap Return
Saham Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia. Risiko suku bunga, inflasi,
dan kurs secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dapat dilihat pada gambar kerangka konseptual dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
25 H
1
H
2
H
3
H
4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Keterangan: X
1
: Inflasi X
2
: Suku Bunga X
3
: Nilai Tukar Rupiah Y : Return Saham
H
1
: Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham H
2
: Pengaruh Suku Bunga terhadap Return Saham H
3
: Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham H
4
: Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan sementara yang diperkirakan akan didukung oleh data empiris dalam penelitian. Hipotesis diperoleh dari teori
Inflasi X
1
Nilai Tukar Rupiah X
3
Suku Bunga X
2
Return Saham Y
Universitas Sumatera Utara
26 yang menjadi dasar pembentukan model konseptual penelitian Indrawati,
2015:94. Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah: 1.
Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus
menerus. Inflasi tentu saja akan mempengaruhi kenaikan biaya produksi pada suatu perusahaan. Biaya produksi yang tinggi tentu saja akan
membuat harga jual barang naik, sehingga akan menurunkan jumlah penjualan yang akan berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan
yang tercermin dengan turunnya return saham perusahaan tersebut. Beberapa akibat lain yang timbul dari inflasi yang tidak terkendali
adalah kemerosotan pendapatan rill yang diterima oleh masyarakat, berkurangnya jumlah tabungan domestik yang merupakan sumber dana
investasi bagi masyarakat negara-negara berkembang, turunnya gairah pengusaha dalam berinvestasi, timbulnya kemerosotan nilai uang.
Faoriko 2013 meneliti tentang pengaruh inflasi terhadp return saham di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitiannya
disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo dan Widyawati
2013 tentang pengaruh Inflasi terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti di Bursa Efek Indonesia dan hasil penelitian
menemukan bahwa inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham properti. Hal ini disebabkan karena inflasi yang terjadi
sepanjang tahun 2010-2012 masih dapat mendorong perekonomian
Universitas Sumatera Utara
27 lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung, dan mengadakan investasi. Hasil penelitian Suyanto 2007 juga menunjukkan bahwa inflasi
berpengaruh positif terhadap return saham Sektor Properti yang tercatat di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001–2005.
Nasir dan Mirza 2010 melakukan penelitian tentang pengaruh Inflasi terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan
perbankan. Berdasarkan penjelasan tersebut hipotesis yang diajukan adalah:
H
1
: Inflasi berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2012-2015.
2. Pengaruh Suku Bunga terhadap Return Saham
Kaum klasik berpandangan bahwa besar kecilnya investasi adalah tergantung dari besar kecilnya tingkat suku bunga Putong dan
Andjaswati, 2008: 41. Bila tingkat suku bunga tinggi maka investasi akan semakin kecil, sebaliknya bila tingkat bunga rendah maka tingkat
investasi akan semakin tinggi. Suku bunga yang tinggi akan mendorong orang-orang untuk menanamkan dananya di bank daripada
menginvestasikannya pada sektor produksi atau sektor industri yang
Universitas Sumatera Utara
28 risikonya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan menanamkan uang
di bank terutama dalam bentuk deposito. Suyanto 2007 meneliti tentang pengaruh Suku Bunga terhadap
Return Saham Sektor Properti yang tercatat di Bursa Efek Jakarta tahun 2001–2005. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa suku bunga
berpengaruh negatif terhadap return saham. Hasil penelitian Nasir dan Mirza 2010 menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh signifikan
terhadap return saham pada perusahaan perbankan. Hal ini menunjukkan bahwa suku bunga mempengaruhi seseorang dalam
berinvestasi. Berbeda dengan hasil penelitian Mahilo, Parengkuan 2015 yang meneliti Dampak Risiko Suku Bunga terhadap Return
Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Risiko suku
bunga secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan penjelasan tersebut hipotesis yang diajukan adalah:
H
2
: Suku Bunga berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2012-2015.
3. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Return Saham
Bagi investor yang melakukan investasi di berbagai negara dengan berbagai mata uang, perubahan nilai tukar mata uang akan
menjadi faktor penyebab real return lebih kecil daripada expected return. Perubahan nilai tukar dapat disebabkan oleh perubahan
Universitas Sumatera Utara
29 permintaan terhadap mata uang suatu negara dalam perdagangan
internasional dan mata uang sebagai komoditas yang diperjualbelikan. Bagi perusahaan yang berorientasi ekspor, depresiasi terhadap nilai
mata uang memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan kemampuan bersaing harga pokoknya
di pasar internasional meningkat. Penelitian Purnomo dan Widyawati 2013 menunjukkan
bahwa berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai tukar secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan Properti di Bursa
Efek Indonesia. Tidak adanya pengaruh nilai tukar terhadap return saham ini lebih disebabkan karena perusahaan properti tidak terlalu
bergantung pada produk-produk atau bahan dari luar negeri, sebaliknya selalu mengembangkan produk dalam negeri. Sehingga adanya
fluktuasi nilai tukar tidak berdampak signifikan terhadap return saham. Faoriko 2013 juga menemukan hal yang sama yaitu nilai tukar
rupiah tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian Suyanto 2007 menemukan hal yang berbeda. Penelitiannya menemukan bahwa nilai tukar uang berpengaruh negatif
terhadap return saham sektor Properti yang tercatat di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001–2005. Return saham sensitif terhadap nilai tukar
dengan arah negatif yang menunjukkan perubahan return saham akan
Universitas Sumatera Utara
30 meningkat jika nilai tukar uang menurun. Berdasarkan penjelasan di
atas hipotesis yang diajukan adalah:
H
3
: Nilai Tukar Rupiah berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012-2015.
4. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar secara simultan terhadap
Return Saham Return Saham merupakan cerminan untuk melihat kondisi
perusahaan. Return Saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari internal perusahaan dan juga
dari eksternal perusahaan. Salah satu faktor dari eksternal adalah faktor makro ekonomi diantaranya berupa Inflasi, Suku Bunga dan Nilai
Tukar Rupiah. Secara parsial Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah diduga saling berhubungan dan berpengaruh pada Return
Saham. Selain itu secara simultan Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah diduga saling berhubungan dan berpengaruh terhadap Return
Saham. Purnomo dan Widyawati 2013 meneliti tentang pengaruh Nilai
Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan uji F
diketahui bahwa nilai tukar, suku bunga, dan inflasi secara simultan berpengaruh terhadap return saham. Adanya pengaruh simultan ini
menunjukkan bahwa faktor-faktor makro ekonomi secara bersama-sama
Universitas Sumatera Utara
31 turut mempengaruhi besarnya return saham. Hasil penelitian Faoriko
2013 juga menunjukkan hasil yang sama dimana inflasi, suku bunga dan nilai tukar rupiah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
return saham sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas hipotesis yang diajukan adalah:
H
4
: Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh secara simultan terhadap Return Saham pada
perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang