23 TVA =
ℎ �
ℎ � � � ��
� � � � � �
ℎ �
ℎ � � �
� � �
Setelah TVA masing-masing saham tersebut diketahui, kemudian menghitung rata-rata TVA saham sebelum dan sesudah pemecahan saham. Rata-
rata TVA dapat dihitung dengan cara membagi jumlah TVA dengan banyaknya periode n. Berikut rumus menghitung rata-rata TVA:
ATVA =
∑ ��
� �=1
Keterangan :
ATVA = Rata-rata Trading Volume Activity pada perusahaan i pada waktu t
∑ ��
�=1
= Jumlah total Trading Volume Activity N
= jumlah periode
2.1.5 Signaling Theory
Asimetri informasi information asymmetric merupakan informasi privat yang hanya dimiliki oleh investor-investor yang mendapat informasi saja
informed investor. Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang
dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar, maka pada umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal yang tercermin dari perubahan
harga saham Schweitzer dalam Wafiyah, 2005. Sinyal yang ingin ditunjukan oleh emiten yang melakukan reverse stock
split adalah sinyal positif yang menandakan bahwa sahamnya memiliki kualitas yang lebih dari harga yang ditunjukannya. Harga yang rendah dengan mudah
diasosiasikan dengan rendah kualitasnya, dengan melakukan reverse stock split,
Universitas Sumatera Utara
24 emiten ingin menghindari persepsi tersebut dan menunjukkan kinerja dan
prospeknya. Di luar itu, perusahaan kadang menggunakan reverse stock split sebagai alat untuk menarik perhatian pasar Savitri dan Martani, 2006.
Namun sinyal yang tersampaikan adalah sinyal negatif berupa persepsi investor akan future earnings dan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan
harga sahamnya di masa mendatang. Apabila perusahaan memutuskan untuk melaksanakan reverse stock split, perusahaan dianggap tidak optimis dalam
menilai kinerjanya di masa datang. Perusahaan dianggap tidak mampu untuk menaikkan harga sahamnya dengan cara menunjukan kinerja. Hasil dari persepsi
ini diterapkan dalam reaksi investor yang secara empiris telah dibuktikan menyebabkan terjadinya abnormal return yang negatif terutama disekitar hari
pengumuman Van Horne, et al., 2007:296
2.1.6 Trading Range Theory
Menurut Trading range theory, perusahaan melakukan reverse stock split agar harga sahamnya berada pada range perdagangan yang lebih baik. Pada
umumnya perusahaan melakukan reverse stock split karena merasa harga sahamnya sangat murah dan jumlah saham yang beredar sudah terlampau banyak.
Oleh karena itu, perusahaan berkeinginan untuk meningkatkan harga sahamnya menjadi lebih mahal, dengan maksud untuk memberi kesan bonafit harga
sahamnya tidak berkesan murahan. Dengan memiliki harga baru yang lebih menarik bagi investor untuk membelinya, diharapkan volume perdagangan dapat
meningkat. Peningkatan volume perdagangan merupakan salah satu indikasi terjadinya peningkatan likuiditas saham Fransiska dan Purwaningsih, 2011.
Universitas Sumatera Utara
25
2.2 Penelitian Terdahulu