Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

58 2. Uji Wilcoxon Pada Average Trading Volume Activity TVA Tabel 4.11 Uji Wilcoxon Signed Rank Pada Average Trading Volume Activity TVA Sebelum dan Sesudah Reverse Stock Split Sample Median = -0.000500 Method Value Probability Sign exact binomial 8 0.7905 Sign normal approximation 0.267261 0.7893 Wilcoxon signed rank 1.318306 0.1874 van der Waerden normal scores -1.410114 0.1585 Median Test Summary Category Count Mean Rank Obs 0.000000 6 5.16666667 Obs 0.000000 8 9.25000000 Obs = 0.000000 2 Total 16 Sumber: Hasil penelitian, 2016 data diolah Pada Tabel 4.11, menunjukan bahwa average trading volume activity sebelum dan sesudah reverse stock splti setelah diuji dengan Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,1874. Nilai signifikansi lebih besar dari taraf nyata yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa H diterima dan H a ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah reverse stock split.

4.3 Pembahasan

1. Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Reverse Stock Split Berdasarkan hasil pengujian abnormal return dengan Uji Wilcoxn Signed Rank, maka diperoleh nilai probalilitas sebesar 0,5180. Nilai probabilitas ini jelas lebih besar dari 0,05 yang berarti mengindikasikan bahwa tidak terdapat Universitas Sumatera Utara 59 perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah reverse stock split. Jika dilihat pada data statistik deskriptif average abnormal return, mean average abnormal return sebelum reverse split sebesar -0,003225 dan mean average abnormal return sesudah reverse split naik menjadi 0,011938. Ini menunjukan bahwa mean abnormal return sebelum reverse split lebih rendah dari pada sesudah reverse split. Jika mengacu pada mean average abnormal return sebelum dan sesudah maka terlihat adanya perbedaan. Namun, secara statistik abnormal return sebelum dan sesudah tidak terdapat perbedaan pada average abnorrmal return. Ini berarti perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah reverse split tidak signifikan secara statistik. Hal ini dapat disebabkan karena investor ragu-ragu menafsirkan sinyal yang disampaikan emiten dalam keputusan menjual atau membeli saham. Tidak terdapatnya abnormal return yang signifikan mencerminkan keragu-raguan investor dalam mengambil keputusan apakah menjual atau membeli saham. Secara umum investor menginterprestasikan reverse split sebagai informasi negatif karena kecenderungan mereka melihat baik atau tidaknya prospek perusahaan dari historical price saham. Dari historical price saham sebelum tanggal reverse split terlihat harga saham perusahaan yang melakukan reverse split secara umum cukuplah rendah jika dibandingkan dengan IHSG saat periode masing-masing emiten yang melakukan reverse split serta tidak mengalami peningkatan, bahkan beberapa perusaahaan yang melakukan reverse split tidak mengalami perubahan sebelum perusahaan melakukan reverse split misalnya pada Nusantara Inti Corpora, Tbk UNIT, Tanah Laut, Tbk INDX dan Asia Pacific Fibers, Tbk POLY. Dari hal tersebut, maka investor Universitas Sumatera Utara 60 menganggap bahwa perusahaan tidak dapat lagi meningkatkan kinerja keuangannya sehingga langkah terakhir yang harus dilakukan perusahaan adalah melakukan reverse split. Dengan demikian investor beranggapan bahwa prospek saham perusahaan yang melakukan reverse split kurang menguntungkan. Hal ini membuktikan bahwa reverse split membawa sinyal negatif oleh investor, hasil ini sejalan dengan signaling hipotesis pada reverse split. Fakta penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa peristiwa reverse split memiliki kandungan informasi yang bernilai bagi investor. Secara teoritis, seharusnya reverse split tidak memiliki arti apapun hanya merupakan kebijakan kosmetik bagi emiten karena reverse split tidak mempengaruhi cash flow dan nilai perusahaan. Reverse split semata-mata hanya pengurangan lembar saham disertai peningkatan nilai nominal, sehingga total nilai ekuitas pada neraca perusahaan sama sekali tidak berubah. Namun bukti empiris adanya reaksi pasar yang positif maupun negatif mengungkapkan suatu fakta bahwa dibalik informasi reverse split terkandung suatu informasi yang menurut pasar atau investor bernilai. Hal ini membuktikan signaling theory yang menyatakan bahwa kebijakan reverse split membawa sinyal dari emiten yang akan mempengaruhi perilaku investor dalam keputusannya menjual atau membeli saham yang ditandai adanya abnormal return saham pada yang melakukan kebijakan reverse split. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Paula dan Kananlua 2012 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah reverse stock split dan bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Savitri dan Martani 2006 yang menyimpulkan bahwa terdapat Universitas Sumatera Utara 61 perbedaan abnormal return atau abnormal return positif dan signifikan pada hari- hari disekitaran reverse stock split. 2. Trading Volume Activity TVA Sebelum dan Sesudah Reverse Stock Split Berdasarkan hasil pengujian TVA melalui Uji Wilcoxon, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.1874, lebih besar dari 0,05 5. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan TVA sebelum dan sesudah reverse stock split. Jika dilihat dari mean average TVA sebelum reverse split sebesar 0,00257 dan naik menjadi sebesar 0,021872 sesudah reverse split maka ini menunjukan average TVA sesudah reverse split lebih tinggi daripada sebelum reverse split. Apabila mengacu pada mean average TVA sebelum dan sesudah reverse split maka terdapat perbedaan antara TVA sebelum dan sesudah reverse split. Ini berarti perbedaan pada average TVA sebelum dan sesudah reverse split tidak signifikan secara statistik. Hasil ini berarti tidak sesuai dengan konsep Trading range theory yang berpandangan bahwa perusahaan yang melakukan reverse stock split bertujuan membuat harga saham berada pada kisaran perdagangan yang lebih baik dengan meningkatkan harga saham menjadi lebih mahal dan kemudian memberikan kesan bonafit pada harga saham yang pada akhirnya akan menarik minat investor untuk melakukan transaksi, ternyata tidak terbukti dalam penelitian ini. Karena fakta dalam penelitian ini menunjukan kenaikan nilai nominal saham tidak menarik minat investor untuk memperjualbelikan saham sehingga tidak mampu meningkatkan trading volume activity secara keseluruhan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan berkurangnya minat investor dalam bertransaksi salah satunya adalah tentang reverse stock split yang tidak Universitas Sumatera Utara 62 meningkatkan nilai perusahaan, tetapi hanya menggerakan harga saham ke range yang lebih baik. Pernyataan ini juga didukung oleh Vafeas 2001 yang menyatakan bahwa reverse stock split tidak bertujuan memberi sinyal tentang nilai perusahaan, tetapi secara potensial menggerakkan harga saham ke range yang lebih menarik. Sementara bagi investor, nilai perusahaan merupakan hal yang sangat penting karena semakin tinggi nilai perusahaan semakin tinggi tingkat kemakmuran pemegang saham. Maka ketika reverse stock split tidak menjanjikan peningkatan nilai perusahaan, secara tidak langsung akan menurunkan minat investor melakukan jual beli saham. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningrum dan Indarto 2012 dan Fransiska dan Purwaningsih 2011 yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan TVA sebelum dan sesudah peristiwa reverse stock split. Universitas Sumatera Utara 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hipotesis pertama diuji dengan Wilcoxon Signed Rank Test menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah dilakukannya peristiwa reverse stock split. 2. Hipotesis kedua diuji dengan Wilcoxon Signed Rank Test menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan trading volume activity TVA sebelum dan sesudah dilakukannya peristiwa reverse stock split. 5.2 Saran 1. Bagi para investor agar lebih teliti lagi dalam menyaring berbagai informasi yang ada di pasar sehingga keputusan yang diambil dalam berinvestasi merupakan keputusan yang efektif. 2. Bagi para emiten diharapkan lebih meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan sehingga hal ini akan memicu pandangan para investor tentang prospek yang baik di masa yang akan datang dan mengurangi tingkat keraguan para investor untuk melakukan transaksi. 3. Bagi peneliti selanjutnya agar menambah variabel-variabel lain yang memiliki hubungan dengan abnormal return dan trading volume activity TVA serta memperbanyak sampel penelitian dan memperpanjang Universitas Sumatera Utara