Reverse Stock Split Uraian Teoritis

15 jika strategi perdagangan yang dilakukan hanya didasari oleh informasi yang telah dipublikasikan, sebaliknya jika pasar tidak efisien, maka akan ada lag dalam proses penyesuaian harga terhadap informasi baru dan ini dapat digunakan investor untuk mendapatkan return abnormal Tandelilin, 2001:115. 3. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat Strong-Form Efficiency Efisiensi pasar bentuk kuat adalah dimana harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang perusahaan dan perekonomian. Suatu pasar dideskripsikan sebagai efisien bentuk kuat strong-form efficient bila tidak mungkin membuat keuntungan abnormal kecuali secara kebetulan dengan menggunakan informasi apa saja untuk membuat keputusan membeli dan menjual Sharpe, et al., 2005:87. Dalam hal ini semua informasi baik yang terpublikasi atau tidak dipublikasikan sudah tercermin dalam harga sekuritas saat ini Tandelilin, 2001:115

2.1.2 Reverse Stock Split

Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan yang dapat dilakukan yaitu pemecahan saham naik split-up dan pemecahan saham turun split-down atau yang biasa dikenal dengan reverse stock split. Reverse stock split adalah perubahan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan misalnya 1:2, 1:3 dan 1:4. Reverse stock Universitas Sumatera Utara 16 split biasanya dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu rendah, sehingga dianggap tidak memiliki prospek yang cukup baik Van Horne et al., 2007:291. Perusahaan juga memiliki alasan lain dalam melakukan reverse split salah satunya terhindar dari delisting di pasar modal. Noermohamed 2012 menyatakan bahwa Reverse stock splits are just as stock splits an interesting topic to investigate, but get less attention, because forward stock splits seem to occur more often. In the USA the number of stock splits and reversed stock splits seem to be equal for the past few years. Academics in the field study why companies consider and execute reverse stock splits. Several studies reported a number of possible reasons like moving the share price to an optimal range conform to the trading range hypothesis. Another reason for managers is to enhance its image among investors conform to the signaling hypothesis by reducing transaction costs for shareholders and avoiding to be delisted from the stock exchange. Sebagai ilustrasi, sebuah perusahaan sebelum melakukan reverse stock split memiliki 300.000 lembar saham dengan nilai par 5, kemudian perusahaan memutuskan untuk melakukan reverse stock split 3:1 yaitu 3 saham lama menjadi 1 saham baru. Setelah melakukan reverse stock split, nilai par per lembar saham akan menjadi 15 5 x 3 dan saham yang beredar akan menjadi 100.000 lembar saham 300.000 lembar saham 3. Perubahan nilai nominal tersebut hanya mengakibatkan pengurangan jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah jumlah modal ditempatkan dan modal disetor paid in capital. Dengan kata lain, seperti halnya aksi stock split, aksi penggabungan saham juga tidak akan mengurangi atau menambah nilai investasi dari pemegang sahaminvestor. Penggabungan saham reverse split tidak dipahami sebagaimana pemecahan saham stock split, karena banyak yang percaya bahwa perusahaan memilih untuk menggabungkan saham bertujuan untuk Universitas Sumatera Utara 17 meningkatkan image saham dan meningkatkan pemasaran saham Han dalam Wafiyah, 2005. Beberapa faktor yang mendorong emiten melakukan aksi korporat reverse split diantaranya adalah untuk membuat harga saham menjadi lebih tinggi dari sebelumnya, menyejajarkan harga saham dengan saham-saham sejenisnya atau yang dianggap memiliki karakteristik yang sama, menaikkan posisi saham dari saham yang masuk kategori papan pengembangan ke papan utama, serta membentuk harga saham yang lebih wajar Susiyanto dalam Wafiyah, 2005. Sedangkan menurut Lihua Jing dalam Mardiyanti dan Khasanah 2011, dalam penelitiannya menyatakan empat alasan utama perusahaan emiten melakukan reverse split adalah sebagai berikut: 1 Reverse split akan mengurangi biaya transaksi, jumlah lembar saham akan berkurang menyebabkan biaya transaksi juga berkurang. 2 Reverse split akan memperbaiki fleksibilitas harga saham baru new issue ketika dibutuhkan. Perusahaan emiten yang melakukan reverse split akan mengurangi nilai nominal sahamnya, sehingga ketika perusahaan tersebut akan menerbitkan saham baru perusahaan tersebut tidak perlu menetapkan nilai nominal untuk saham barunya. 3 Reverse split akan meningkatkan investor institusional dan internasional. Perusahaan yakin bahwa dengan melakukan penggabungan saham akan meningkatkan profil perusahaan di mata investor institusional. 4 Direktur percaya bahwa dengan reverse split rentang harga saham yang digunakan dapat membawa nilai saham yang sesungguhnya. Universitas Sumatera Utara 18

2.1.3 Abnormal Return