9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Teori Kontingensi
Teori atau model kontingensi Fiedler, 1967 sering disebut teori situasional karena teoriini mengemukakan kepemimpinan yang tergantung kepada
situasi. Model atau teori yang dikemukakan oleh Fiedler melihat bahwa kelompok efektif tergantung pada kecocokan antara gaya kepemimpinan yang berinteraksi
antara subordinatnya sehingga situasi menjadi pengendali dan berpengaruh terhadap pemimpin. Dalam suatu institusi akan ditemukan berbagai jenis kendala
yang dapat merubah situasi dan kondisi pemimpin. Karakter setiap aparat daerah untuk menyalurkan seluruh potensi untuk memaksimalkan kinerja yang mereka
lakukan akan menjadi pengaruh utama untuk merubah suatu keadaan atau kondisi. Semakin baik kondisi yang dijalani untuk memimpin suatu organisasi, maka
semakin baik pula kinerja yang dilakukan oleh aparat daerah, begitu juga sebaliknya ketika kondisi yang dihadapkan dapat mengurangi kemaksimalan
dalam kepemimpinannya, maka kinerja para aparat daerah akan semakin menurun juga.Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat daerah mempunyai
faktor-faktor kontingensi yang akan dibahas pada penelitian ini. Faktor kontingensi tersebut adalah komitmen organisasi dan budaya organisasi.
Penelitian ini akan menunjukkan apakah faktor komitmen dan budaya organisasi dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh partisipasi anggaran terhadap
kinerja aparat pemerintahan daerah.
Universitas Sumatera Utara
10
2.1.2 . Akuntabilitas Publik
Akuntabilitas accountability secara harafiah dapat diartikan sebagai suatu pertanggungjawaban.Menurut Romzek dan Ingraham 2000, akuntabilitas
publik dalam arti yang paling fundamental merujuk kepada kemampuan menjawab kepada seseorang terkait dengan kinerja yang diharapkan.Seseorang
yang diberikan jawaban ini haruslah seseorang yang memiliki legitimasi untuk melakukan pengawasan dan mengharapkan kinerja.Tuntutan keterbukaandalam
proses manajemen keuangan daerah di era kebijakan otonomi,membutuhkan pola akuntabilitas publik melalui pembangunan sistem akuntansipemerintahan,
memberikan peluang terhadap peningkatan penyediaan informasiyang handal dan akurat serta berorientasi pada peningkatan tolok ukur kinerjadalam memberikan
pelayanan publik yang maksimal, dan merupakan prosespertanggung jawaban stewardship and accountability process, manajerial danunsur pengendalian
manajemen di pemerintah daerah. Apabila dibandingkan dengan kinerja manajemen pada sektor swasta,
arahpertanggung jawabannya akan sangat berbeda. Dalam sektor swasta masing- masing manajemen akan bertanggung jawabkepada CEO Chief Executive
Officier, kemudian CEO akan melaporkan hasilkinerjanya kepada pemilik maupun pemegang saham perusahaan. Lain halnyadengan kinerja aparat yang
dibahas dalam penelitian ini, para manajer publiktingkat bawah atau Kepala Seksi akan melaporkan hasil kinerjanya kepadamanajer di atas tingkatannya yaitu
Kepala Bidang, setelah Kepala Bidangmenyetujui hasil laporan tersebut, maka akan diteruskan kepada Kepala Dinasatau Instansi masing-masing dan kemudian
Universitas Sumatera Utara
11 disampaikan kepada Kepala Daerah.Sebagai penyelenggara pemerintahan, aparat
pemerintah memiliki tanggungjawab untuk memberikan pelayanan serta penyelenggaran sistem pemerintahanyang optimal karena penyelenggaraan
pemerintahan yang baik merupakan salahsatu bentuk akuntabilitastanggung jawab pemerintah terhadap publik.
Akuntabilitas publik juga melekat pada fungsi pengendalian danpengawasan, artinya informasi yang disajikan terutama aspek pelaporan
keuangankepada publik harus auditable atau dapat diaudit oleh baik aparat internal daneksternal pengawasan fungsional Badan Pemeriksa Keuangan BPK
danInspektorat maupun auditor lainnya yang terkait.Sebaiknya akuntansipemerintahan sebagai penyedia informasi tidak hanya menyediakan
informasiyang bersifat keuangan tetapi juga menyediakan informasi tentang penggunaansumberdaya oleh setiap entitas publik yang terkait untuk mewujudkan
landasanfilosofi akuntansi pemerintahan non profit organization yang akuntabel dantransparan.
2.1.3. TeoriHarapan Expentancy Theory