18 1.
pencapaian target kinerja kegiatan pada suatu program, 2.
ketepatan dan kesesuaian hasil, 3.
tingkat pencapaian program, 4.
dampak hasil kegiatan terhadap kehidupan masyarakat, 5.
kesesuaian realisasi anggaran dengan anggaran, 6.
pencapaian efisiensi operasional, dan 7.
perilaku pegawai.
2.1.7. Komitmen Organisasi
Luthans 1992 menyatakan komitmen organisasi merupakan keinginan yang kuat untuk menjadi anggota dalam suatu kelompok, kemauan usaha yang
tinggi untuk organisasi serta suatu keyakinan tertentu dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan organisasi. Jewell dan siegell dalam Edy 2007 juga
berpendapat bahwa komitmen organisasi dapat didefinisikan sebagai derajat hubungan individu memandang dirinya sendiri dengan pekerjaannya dalam
organisasi tertentu.Dalam kaitannya dengan komitmen organisasional Mayer dan Allen 1990 mengidentifikasi tiga tema berbeda dalam mendefinisikan
komitmen. 1.
Continuance commitment, didefinisikan sebagai keterikatan anggota secara psikologis pada organisasi karena biaya yang ditanggung sebagai konsekuensi
keluar organisasi. Anggota akan cenderung memiliki daya tahan atau komitmen yang tinggi dalam keanggotaan jika pengorbanan akibat keluar
organisasi semakin tinggi.
Universitas Sumatera Utara
19 2.
Normative commitment, yaitu keterikatan anggota secara psikologis dengan organisasi karena kewajiban moral untuk memelihara hubungan dengan
organisasi. 3.
Affective commitment, adalah tingkat keterikatan secara psikologis dengan organisasi berdasarkan seberapa baik perasaan yang didorong karena adanya
kenyamanan, keamanan dan manfaat lain mengenai organisasi.
2.1.8. Konsep Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan
aktivitas kerja Edy, 2007. Budaya organisasi yang kuat mendukung tujuan- tujuan perusahaan, sebaliknya yang lemah atau negatif menghambat atau
bertentangan dengan tujuan-tujuan perusahaan. Konsep budaya organisasi yang digunakan Hofstede 1990 dalam
Sardjito2007, dalam penelitian lintas budaya antar departemen dalam perusahaan padadasarnya merupakan pengembangan dari konsep dimensi budaya
nasional yangbanyak digunakan dalam penelitian-penelitian perbedaan budaya antar negara.Menurutnya antara budaya nasional dan budaya organisasi
merupakan fenomenayang identik. Perbedaan kedua budaya tersebut tercermin dalam manifestasibudaya kedalam nilai dan praktek. Perbedaan budaya tingkat
organisasi umumnyaterletak pada praktek-praktek dibandingkan dengan perbedaan nilai-nilai.Perbedaan budaya organisasi selanjutnya dapat dianalisis
Universitas Sumatera Utara
20 pada tingkat unitorganisasi dan sub organisasi Supomo, 1998; dalam Susanti
2002 dalamSardjito 2007.
2.2. Penelitian Terdahulu