Dari scatter plot pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak, scatter plot tidak menunjukkan adanya pola apapun, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak terjadi heterokedastisitas.
5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara ke Malaysia
Pada penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia adalah konsumsi biji kakao Malaysia, harga
Internasional biji kakao, GDP per kapita Malaysia, dan nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar. Setelah diproses dengan menggunakan software SPSS maka hasil
analisis model permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia adalah sebagai berikut:
Tabel 20. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Permintaan Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara Ke Malaysia
Variabel Koefisien
Regresi Std. Error
T-Hitung Signifikan
Konstanta 26.927,877
16.961,544 1,588
0,143 X
1
0,078 0.024
3,296 0,008
X
2
4,476 1,961
2,283 0,046
X
3
-2,540 0,646
-3,930 0,003
X
4
-1,782 0,883
-2,019 0,071
R = 0,937 R Square = 0,878
T-Tabel = 2,228 α = 5
F-Hitung = 17,941 F-Tabel = 3,48
Sig. = 0.001
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder Lampiran 2 Dari hasil estimasi penawaran ekspor biji kakao Sumatera Utara diperoleh
koefisien determinasi R
2
adalah sebesar 0,878. Artinya, sebesar 87,8 variasi variabel dependen yaitu permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia
dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independennya yaitu variabel
Universitas Sumatera Utara
konsumsi biji kakao Malaysia, harga Internasional biji kakao, GDP per kapita Malaysia, dan nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar. Sedangkan sisanya 12,2
dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar persamaan.
Uji F
Hipotesis : H
= Variabel konsumsi biji kakao Malaysia, harga Internasional biji kakao, GDP per kapita Malaysia, dan nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar secara
serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia
H
1
= Variabel konsumsi biji kakao Malaysia, harga Internasional biji kakao, GDP per kapita Malaysia, dan nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar secara
serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia
Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai F-hitung dan probabilitas signifikan seluruh variabel independen ialah sebesar 17,941 dan 0,000. Secara serempak nilai
F-hitung 17,941 lebih besar dari nilai F-tabel 3,48, sehingga H ditolak dan H
1
diterima. Artinya, secara serempak semua variabel independen yaitu konsumsi
biji kakao Malaysia, harga Internasional biji kakao, GDP per kapita Malaysia, dan nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar berpengaruh signifikan terhadap permintaan
ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia pada taraf signifikansi 5 . Berdasarkan hasil analisis, dapat diperoleh estimasi persamaan sebagai berikut :
XM = 26.927,877 + 0,078X
1
+ 4,476X
2
– 2,540X
3
– 1,782X
4
+ µ
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: XM
= Permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia Ton X
1
= Konsumsi biji kakao Malaysia Ton X
2
= Harga Internasional biji kakao USTon X
3
= GDP per kapita Malaysia US X
4
= Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar RpUS µ
= Random error Dari model estimasi yang diperoleh, dapat ditentukan sebagai berikut :
• Jika variabel konsumsi biji kakao Malaysia mengalami peningkatan 1 Ton,
maka terjadi peningkatan permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia sebesar 0,078 Ton.
• Jika variabel harga Internasional biji kakao mengalami peningkatan 1 US
Ton, maka terjadi peningkatan permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia sebesar 4,476 Ton.
• Jika variabel GDP per kapita riil Malaysia mengalami peningkatan 1 US,
maka terjadi penurunan permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia sebesar 2,540 Ton.
• Jika variabel nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar mengalami peningkatan
Rp. 1 US, maka terjadi penurunan permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia sebesar 1,782 Ton.
Universitas Sumatera Utara
Uji T Konsumsi Biji Kakao Malaysia
Hipotesis : H
= Variabel konsumsi biji kakao Malaysia secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara
ke Malaysia H
1
= Variabel konsumsi biji kakao Malaysia secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara
ke Malaysia Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai t-hitung dan probabilitas signifikan
konsumsi biji kakao Malaysia ialah sebesar 3,296 dan 0,008. Secara parsial nilai t- hitung 3,296 lebih besar dari nilai t-
tabel 2,228 pada taraf signifikansi α = 5 ,
sehingga H ditolak dan H
1
diterima. Artinya, secara parsial variabel konsumsi
biji kakao Malaysia berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia.
Tanda positif untuk koefisien konsumsi biji kakao Malaysia sebesar 0,078 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah konsumsi biji kakao Sumatera Utara
sebesar 1 Ton akan meningkatkan permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia sebesar 0.078 Ton. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tilova 2012 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Batubaru Indonesia di Empat Negara Tujuan Ekspor
Terbesar”. Dalam penelitian tersebut tingginya konsumsi batubara menyebabkan permintaan batubara oleh negara-negara di Asia seperti Jepang, India, Taiwan,
Korea Selatan, Cina, Hongkong, Thailand, dan Malaysia mengalami peningkatan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi jumlah konsumsi suatu barang akan menyebabkan semakin tinggi pula permintaan barang
tersebut.
Tabel 21. Perkembangan Produksi, Konsumsi, dan Defisit Surplus Biji Kakao Malaysia
Tahun Produksi Malaysia
Ton Konsumsi Malaysia
Ton Defisit Surplus
2000 70.262
139.443 69.181
2001 57.708
138.616 80.908
2002 47.661
117.586 69.925
2003 36.236
167.595 131.359
2004 33.423
229.649 196.226
2005 27.964
258.647 230.683
2006 31.937
270.261 238.324
2007 35.180
310.001 274.821
2008 27.955
323.653 295.698
2009 18.152
279.228 261.076
2010 15.654
302.366 286.712
2011 4.605
299.271 294.666
2012 3.645
299.525 295.880
2013 2.809
285.608 282.799
2014 2.665
244.423 241.758
Sumber : Malaysian Cocoa Board 2000-2014 Dari Tabel 21 dapat dilihat bahwa selama lima belas tahun terakhir Malaysia
mengalami kondisi defisit biji kakao di dalam negeri. Hal ini dikarenakan tingkat konsumsi biji kakao Malaysia yang tinggi dibandingkan dengan produksinya.
Sehingga Malaysia sangat bergantung pada impor biji kakao untuk memenuhi konsumsi biji kakao di dalam negeri.
Produksi kakao Malaysia selama lima belas tahun terakhir memiliki trend penurunan negatif dengan rata-rata penurunan sebesar 17.7 . Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
konsumsi biji kakao Malaysia selama lima belas tahun terakhir memiliki trend peningkatan positif dengan rata-rata peningkatan sebesar 5.3 .
Gambar 9. Perkembangan Konsumsi dan Permintaan Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara ke Malaysia
Sumber : Malaysian Cocoa Board dan BPS Sumatera Utara 2004-2014 Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa perkembangan konsumsi dan permintaan
ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia memiliki trend yang sama. Peningkatan dan penurunan pada konsumsi biji kakao Malaysia menyebabkan
peningkatan dan penurunan pada permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia.
Harga Internasional Biji Kakao
Hipotesis : H
= Variabel harga Internasional biji kakao secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara
ke Malaysia H
1
= Variabel harga Internasional biji kakao secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara
ke Malaysia
50000 100000
150000 200000
250000 300000
350000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Konsumsi Biji Kakao Malaysia Ton Permintaan Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara ke Malaysia Ton
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai t-hitung dan probabilitas signifikan harga ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia ialah sebesar 2,283 dan 0,046.
Secara parsial nilai t-hitung 2,283 lebih besar dari nilai t-tabel 2,228 pada taraf
signifikansi α = 5 , sehingga H ditolak dan H
1
diterima. Artinya, secara
parsial variabel harga Internasional biji kakao berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia.
Tanda positif untuk koefisien harga Internasional biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia sebesar 4,476 menunjukkan bahwa peningkatan harga Internasional biji
kakao sebesar 1 US Ton akan meningkatkan permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia sebesar 4,476 Ton. Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori dan penelitian yang dilakukan oleh Sitanggang 2009 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Biji Kakao Indonesia di
Malaysia, Singapura, dan Thailand dalam Skema CEPT-AFTA”. Dalam penelitian tersebut harga Internasional biji kakao Indonesia berpengaruh positif terhadap
permintaan ekspor bii kakao Indonesia di Malaysia, Singapura, dan Thailand. Peningkatan pada harga Internasional akan menyebabkan importir lebih memilih
eksportir yang menjual biji kakao lebih murah dibandingkan dengan harga Internasional, yaitu Indonesia khususnya Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 22. Perkembangan Harga Internasional dan Harga Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara
Tahun Harga Internasional
USTon Harga Ekspor Sumatera
Utara USTon
2000 990
658 2001
1580 806
2002 1873
1223 2003
1534 1432
2004 1571
1335 2005
1557 1272
2006 1867
1191 2007
2516 1508
2008 2599
2145 2009
3246 2459
2010 3105
2709 2011
2396 2913
2012 2359
2302 2013
3009 2313
2014 3048
3037 Sumber : BPS Sumatera Utara dan ICCO 2000-2014
Dari Tabel 22 dapat dilihat bahwa harga ekspor biji kakao Sumatera Utara memiliki nilai yang lebih murah jika dibandingkan dengan harga Internasional biji
kakao. Rendahnya harga biji kakao Sumatera Utara disebabkan oleh kualitas biji kakao Sumatera Utara yang masih rendah.
GDP per Kapita Malaysia
Hipotesis : H
= Variabel GDP per kapita Malaysia secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara
ke Malaysia
Universitas Sumatera Utara
H
1
= Variabel GDP per kapita Malaysia secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke
Malaysia Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai t-hitung dan probabilitas signifikan
GDP per kapita riil Malaysia ialah sebesar -3,930 dan 0,003. Secara parsial nilai t- hitung 3,930 lebih besar dari nilai t-
tabel 2,228 pada taraf signifikansi α = 5 ,
sehingga H ditolak dan H
1
diterima. Artinya, secara parsial variabel GDP per
kapita Malaysia berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia.
Tanda negatif untuk koefisien GDP per kapita Malaysia sebesar 2,540 menunjukkan bahwa peningkatan GDP per kapita Malaysia sebesar 1 US akan
menurunkan permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia sebesar 2,540 Ton. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori, akan tetapi sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitanggang 2009 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Biji Kakao
Indonesia di Malaysia, Singapura, dan Thailand”. Dalam penelitian tersebut GDP per kapita negara Malaysia, Singapura, dan Thailand berpengaruh negatif terhadap
permintaan ekspor biji kakao Indonesia di Malaysia, Singapura, dan Thailand. Berdasarkan teori, jika GDP suatu negara meningkat, maka konsumsi negara
tersebut terhadap suatu komoditi juga akan meningkat. Hal ini terjadi pada barang normal, karena konsumsi barang normal akan berhubungan positif dengan
kenaikan GDP suatu negara. Akan tetapi pada penelitian ini terdapat perbedaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan GDP per kapita Malaysia tidak
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia ikut meningkat, tetapi justru menunjukkan tendensi penurunan.
Biji kakao bukan merupakan barang normal atau barang kebutuhan sehari-hari, sehingga jika terjadi kenaikan GDP per kapita tidak akan secara langsung
meningkatkan permintaan ekspor biji kakao. Biji kakao diperlukan untuk industri atau perusahaan sebagai bahan baku ataupun bahan baku tambahan produk akhir
atau olahan dari biji kakao. Sehingga GDP per kapita negara Malaysia bukanlah suatu pertimbangan untuk dapat meningkatkan perminaan ekspor biji kakao
Sumatera Utara ke Malaysia.
Nilai Tukar Riil Rupiah Terhadap Dollar
Hipotesis : H
= Variabel nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel permintaan ekspor biji kakao
Sumatera Utara ke Malaysia H
1
= Variabel nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara
ke Malaysia Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai t hitung dan probabilitas signifikan
nilai tukar Rupiah terhadap Dollar ialah sebesar -2,019 dan 0,071. Secara parsial nilai t-hitung 2,019 lebih kecil dari nilai t-
tabel 2,228 pada taraf signifikansi α
= 5 , sehingga H diterima dan H
1
ditolak. Artinya, secara parsial variabel nilai
tukar riil Rupiah terhadap Dollar tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia.
Universitas Sumatera Utara
Tanda negatif untuk koefisien nilai tukar Rupiah terhadap Dollar sebesar 1,782 menunjukkan bahwa peningkatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar sebesar Rp. 1
US akan meningkatkan permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia sebesar 1,782 Ton. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sitanggang 2009 dengan judul “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Biji Kakao Indonesia di Malaysia,
Singapura, dan Thailand”. Dalam penelitian tersebut nilai tukar berpengaruh positif terhadap ekspor biji kakao Indonesia di Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Akan tetapi, hasil penelitian ini sesuai dengan teori Batiz 1994, dimana terdapat hubungan negatif antara nilai tukar mata uang dengan permintaan ekspor. Semakin
rendah nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar akan menyebabkan barang-barang dalam negeri relatif lebih murah sehingga daya saing produk akan meningkat dan
hal ini akan dapat meningkatkan permintaan ekspor. Demikan sebaliknya, semakin tinggi nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar akan menyebabkan barang-barang
dalam negeri relatif lebih mahal sehingga daya saing poduk menurun dan hal ini akan dapat menurunkan permintaan ekspor.
Kriteria Ekonometrika Uji Normalitas
Tabel 23. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Permintaan Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara ke Malaysia
Keterangan Unstandardized Residual
Kolmogorov-Smirnov Z 0,507
Asymp. Sig 2tailed 0,959
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder Lampiran 2
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 23 dapat dilhat bahwa nilai kolmogorov-smirnov untuk Permintaan ekspor biji kakao Sumatera Utara ke Malaysia adalah 0,5407 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,959 yang berarti lebih besar dari taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu 0.05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
Uji Autokorelasi Tabel 24. Hasil Uji Autokorelasi Permintaan Ekspor Biji Kakao Sumatera
Utara dW
dL dU
2,629 0,6852
1,9774 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder Lampiran 2
Dari Tabel 24 dapat dilihat bahwa nilai dW 2,291 lebih besar dari nilai dL 0,6852 dan lebih kecil dari nilai dU 1,9774, yang berarti 4 - dU dW 4 - dL
= daerah tidak meyakinkan ragu-ragu. Sehingga hasilnya adalah sebagai berikut : 2,0226
≤ 2,629 ≤ 3,3148 = daerah tidak meyakinkan ragu-ragu
Uji Multikolinieritas Tabel 25. Hasil Uji Kolinieritas Permintaan Ekspor Biji Kakao Sumatera
Utara ke Malaysia Model
Tolerance VIF
C 0,240
4,167 PI
0,348 2,874
GDP 0,207
4,825 ER
0,147 6,781
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder Lampiran 2 Dari Tabel 25 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dan VIF dari variabel konsumsi
biji kakao Malaysia adalah sebesar 0,240 dan 4,167, untuk variabel harga internasional biji kakao adalah sebesar 0,348 dan 2,874, untuk variabel GDP per
Universitas Sumatera Utara
kapita Malaysia adalah sebesar 0,207 dan 4,825, untuk variabel nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar adalah sebesar 0,147 dan 6,781. Nilai tolerance pada
variabel independen lebih besar dari α = 10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat
multikolinieritas.
Uji Heterokedastisitas
Gambar 10. Hasil Uji Heterokedastisitas Permintaan Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara ke Malaysia
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder Lampiran 2 Dari Gambar 10 dapat dilihat bahwa scatter plot tidak menunjukkan adanya pola
apapun, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak terdapat masalah heterokedastisitas.
5.3 Forecasting Penawaran dan Permintaan Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara ke Malaysia