Kondisi Kakao di Sumatera Utara

38

BAB IV GAMBARAN UMUM

4.1 Kondisi Kakao di Sumatera Utara

Pengusahaan kakao di Sumatera Utara umumnya masih didominasi oleh perkebunan rakyat PR. Berdasarkan data BPS 2013, luas perkebunaan kakao yang dikelola rakyat sebesar 62.893 Ha, sedangkan untuk perkebunan kakao yang dikelola oleh negara PBN dan swasta PBS hanya sebesar 7.782 Ha dan 5.811 Ha. Lima kabupaten utama yang mengusahakan kakao di Sumatera Utara yaitu Kabupaten Asahan 7.638 Ha, Kabupaten Nias Utara 7.364 Ha, Kabupaten Deli Serdang 7.058 Ha, Kabupaten Nias Selatan 4.604 Ha, dan Kabupaten Karo 4.437 Ha. Tabel 9. Perkembangan Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Kakao di Sumatera Utara Tahun Luas Areal Produksi Produktivitas Ha Ton KgHa 2000 61.150 - 45.718 - 748 - 2001 61.813 1.1 49.566 8.4 802 7.2 2002 61.858 0.1 49.690 0.3 803 0.1 2003 59.991 3 48.190 3 803 2004 64.043 6.8 48.084 0.2 751 6.5 2005 70.160 9.6 53.734 11.8 766 2 2006 75.925 8.2 58.949 9.7 776 1.3 2007 87.884 15.8 64.782 9.9 737 5 2008 85.251 3 60.253 7 707 4.1 2009 92.594 8.6 67.341 11.8 727 2.8 2010 101.186 9.3 63.425 5.8 627 13.8 2011 93.087 8 54.515 14 586 6.5 2012 80.493 13.5 36.188 33.6 450 23.2 2013 76.486 5 31.789 12.2 416 7.6 2014 78.048 2 33.386 5 428 2.9 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2000-2014 Universitas Sumatera Utara 39 Perkembangan luas areal tanaman kakao di Sumatera Utara memiliki trend peningkatan positif selama lima belas tahun terakhir, walaupun terjadi penurunan pada tahun 2003, 2008, 2011, 2012, dan 2013 dengan masing masing penurunan sebesar 1.867 Ha, 2.633 Ha, 8.099 Ha, 12.594 dan 4.007 Ha. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 11.959 Ha 15.8 , sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 12.594 Ha 13.5 . Berbeda dengan peningkatan luas areal perkebunan kakao, perkembangan produksi kakao Sumatera Utara memiliki trend penurunan negatif selama lima belas tahun terakhir. Penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 18.327 Ton 33.6 , sedangkan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2005 dan 2009 yang masing-masing sebesar 5.650 Ton dan 7.088 Ton 11.8. Penurunan produksi kakao di Sumatera Utara diakibatkan oleh serangan hama penggerek buah kakao PBK dan penyakit vascular streak dieback VSD yang sulit dikendalikan. Akibat dari serangan tersebut, banyak buah yang mengalami kegagalan dengan ditandai membusuknya buah, daun mengering kemudian mati secara perlahan. Maka dari itu banyak pula petani yang beralih ke komoditi sawit sehingga potensi kakao tidak lagi tinggi di Sumatera Utara. Sentra produksi kakao Sumatera Utara untuk perkebunan rakyat terletak di Kabupaten Deli Serdang 2.261 Ton, Kabupaten Mandailing Natal 2.161 Ton, dan Kabupaten Asahan 2.073 Ton. Untuk perkebunan besar negara terletak pada Kabupaten Serdang Berdagai 4.219 Ton, dan Kabupaten Simalungun 2.833 Universitas Sumatera Utara 40 Ton. Dan untuk perkebunan besar swasta terletak di Kabupaten Langkat 2.170 Ton. Harga biji kakao yang berlaku dalam pasar adalah harga domestik dan harga Internasional. Harga domestik adalah harga yang berlaku pada pasar dalam negeri, sedangkan harga Internasional adalah harga yang berlaku pada pasar Internasional. Setiap tahunnya harga biji kakao mengalami perubahan, hal ini disebabkan ketidakstabilan permintaan dan penawaran terhadap biji kakao. Harga yang berfluktuasi mampu mempengaruhi jumlah permintaan maupun penawaran terhadap biji kakao, demikian juga sebaliknya. Tabel 10. Perkembangan Harga Domestik Sumatera Utara dan Harga Internasional Biji Kakao Tahun Harga Domestik RpKg Harga Internasional USTon 2000 8.042 1.253 2001 8.042 1.946 2002 12.392 2.270 2003 12.882 1.818 2004 11.538 1.814 2005 11.041 1.738 2006 11.402 2.021 2007 14.562 2.646 2008 10.660 2.633 2009 25.892 3.299 2010 23.756 3.105 2011 23.663 2.322 2012 21.314 2.240 2013 23.196 2.817 2014 33.379 2.807 Sumber : Dinas Perkebunan Sumatera Utara dan ICCO 2000-2014 Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa perkembangan harga domestik dan harga Internasional biji kakao cenderung berfluktuatif. Pada harga domestik biji kakao Universitas Sumatera Utara 41 Sumatera Utara, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 15.232 Kg 143 , sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp. 1.344 Kg 10.4 . Sedangkan pada harga Internasional biji kakao, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 693 US 55.3 , dan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 783 US 25.2 . Tabel 11. Perkembangan Volume Ekspor, Nilai Ekspor, dan Harga Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara Tahun Volume Ekspor Ton Nilai Ekspor 000 US Harga Ekspor USTon 2000 28.427 18.705 658 2001 28.053 22.616 806 2002 34.015 41.585 1.223 2003 25.798 36.937 1.432 2004 33.622 44.891 1.335 2005 34.418 43.762 1.272 2006 39.523 47.060 1.191 2007 46.594 70.244 1.508 2008 47.821 102.567 2.145 2009 51.516 126.688 2.459 2010 51.402 139.240 2.709 2011 32.609 94.983 2.913 2012 29.505 67.916 2.302 2013 30.023 69.435 2.313 2014 9.796 29.748 3.037 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2000-2014 Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa volume ekspor biji kakao Sumatera Utara memiliki trend penurunan negatif selama lima belas tahun terakhir, dengan rata- rata penurunan sebesar 2.9 . Sedangkan nilai ekspor biji kakao Sumatera Utara memiliki trend peningkatan positif selama lima belas tahun terakhir, dengan rata-rata peningkatan sebesar 9.5 . Pada volume ekspor biji kakao Sumatera Utara, penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 20.227 Ton 67.4 dan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar 7.824 Ton 30.3 . Universitas Sumatera Utara 42 Pada nilai ekspor biji kakao Sumatera Utara, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2002 sebesar 18.968.439 US 83.9 dan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 39.686.949 US 57.1 . Harga ekspor biji kakao Sumatera Utara memiliki trend peningkatan positif selama lima belas tahun terakhir. Selama periode tersebut, harga ekspor biji kakao Sumatera Utara tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 3.037 USTon dan terendah terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 658 USTon. Tabel 12. Nilai Ekspor Komoditi Kakao Sumatera Utara Tahun 2014 Komoditi Volume Ekspor Nilai Ekspor Ton 000US Cocoa Beans, WholeBroken, RawRoasted 9.796 76.4 29.748 74.3 Cocoa Shells, Husks, Skins Other Cocoa Waste 125 1 123 0.3 Cocoa Paste, WhollyPartly Defatted 1.560 12.2 2.099 5.2 Cocoa Butter, Fat Oil 1.140 8.9 7.728 19.3 Cocoa Powder, Not Containing Add Sugar Or Other Sweetening Matter 188 1.5 344 0.9 Jumlah 12.809 100 40.042 100 Sumber : BPS 2014 Dari Tabel 12 dapat dilihat hampir sebagian besar kakao Sumatera Utara diekspor dalam bentuk biji kakao yang mencapai 76.4 dari total ekspor kakao Sumatera Utara. Hal tersebut dikarenakan proses olahan yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama sehingga petani lebih memilih untuk mengekspor kakao dalam bentuk biji kering.

4.2 Perdagangan Biji Kakao Sumatera Utara ke Malaysia