Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan fungsi puskesmas di perkotaan merupakan pengembangan aspek pengelolaan masalah kesehatan yang ada. Sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama, Puskesmas harus melaksanakan upaya kesehatan wajib yang terdiri dari upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan upaya pengobatan. Disamping upaya kesehatan wajib, puskesmas perkotaan memiliki peluang untuk melaksanakan usaha kesehatan pengembangan yang dilaksanakan berdasarkan prioritas masalah dan ketersediaan pelayanan kesehatan di puskesmas. Pengembangan upaya pelayanan penunjang di puskesmas dapat dilakukan dalam bentuk : 1. Pemenuhan kebutuhan akan pelayanan yang lebih lengkap dengan mengadakan peralatan yang modern. 2. Meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan di puskesmas perkotaan seperti penggunaan komputer. 3. Pengembangan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat seperti pengadaan rawat inap Depkes RI, 2005.

2.3.2. Pengembangan Sarana dan Prasarana Puskesmas

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat, puskesmas perlu meningkatkan berbagai sarana pendukung pelayanan dengan tetap memperhatikan kemampuan sumberdaya yang ada. Hal ini ditujukan untuk mewujudkan pelayanan yang bermutu, profesionalisme, aman dan nyaman melalui penyediaan :1. Tenaga kesehatan yang sesuai dengan upaya yang diselenggarakan, misalnya mengadakan dokter spesialis di puskesmas. 2. Peralatan medis dan non medis untuk penunjang upaya kesehatan. 3. Penambahan ruangan pelayanan, pengaturan tata ruang , serta penyediaan fasilitas rawat inap di puskesmas. 4. Sarana transportasi dan komunikasi. 5. Fasilitas penunjang seperti tempat tidur, kursi, papan alur pelayanan, tempat parkir dll Depkes, 2005.

2.4. Penelitian Terdahulu

1. Sri Monarita, 2006. Judul penelitian ”Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap RSU. Mayjend. H.A.Thalib Kerinci Tahun 2006” menunjukkan hasil sebagai berikut : Pengujian parsial terhadap variabel dari 5 aspek penentu mutu pelayanan yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien telah menghasilkan kesimpulan ada 2 variabel penentu mutu pelayanan yang paling Universitas Sumatera Utara berpengaruh yaitu : a. Variabel reabilitas keandalan dan b variabel empati yang ditunjukkan oleh petugas terhadap pasien. Variabel tersisa yaitu responsiveness kesigapan atau ketanggapan, assurance kepastian pelayanan dan tangible penampilan fisik, fasilitas dan kelengkapan sarana tidak memiliki pengaruh yang bermakna. Universitas Sumatera Utara 2. Hayati 2003 Judul penelitian ”Analisa Persepsi Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Langsa Tahun 2003, dengan hasil penelitian faktor yang paling berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien adalah dimensi assurance yang meliputi jaminan pengetahuan dan kemampuan petugas, keamanan, kesopanan dan dapat dipercaya. 3. Sondang G. Siagian 2007 Judul penelitian ”Pengaruh Persepsi Tentang Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bhayangkara Medan”, dengan hasil penelitian: Melalui analisa multivariat menunjukkan koefisien determinasi adalah 0,897 yang menyatakan bahwa aspek kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Medan sebesar 89,7. Secara serempak terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi kualitas tangible, reabiliti, responsiveness, assurance, empathy dengan kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Dimensi kualitas yang paling dominan memengaruhi kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Medan adalah dimensi mutu tangible, dengan nilai β dimensi kualitas tangible adalah sebesar 1,017 dengan nilai signifikan 0,000 p 0,05. 2.5. Kerangka Konsep Penelitian Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pasien dan berakhir dengan kepuasan pasien. Tingkat kualitas pelayanan kesehatan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang Puskesmas tetapi harus dipandang dari sudut pandang Universitas Sumatera Utara pasien. Menurut Azwar 1996 kualitas pelayanan kesehatan adalah mengacu pada tingkat kesempurnaan layanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pasien, karena kualitas memberikan dorongan kepada pasien untuk menjalin ikatan hubungan yang lebih kuat dengan Puskesmas dan pada akhirnya kepuasan pasien dapat meningkatkan jumlah kunjungan Puskesmas Agar pelayanan memiliki kualitas dan memberikan kepuasan pada pengguna jasa maka perlu diperhatikan dimensi yang berperan menciptakan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang disebut dengan SERVQUAL Parasuraman, Zeithml, dan Barry dalam Lupiyoadi, 2001, yaitu: 1. Bukti fisik Tangibles, 2. Keandalan Reliability, 3. Ketanggapan Responsiveness, 4. Jaminan Assurance, 5. Perhatian Emphaty. Kelima dimensi kualitas pelayanan berhubungan dengan apa yang biasanya diharapkan dari suatu pelayanan jasa kesehatan. Ketika pihak pasien mengalami pelayanan tersebut secara realistis, maka mereka kemudian akan merasa dipuaskan terutama bila pelayanan yang mereka peroleh sepadan bahkan lebih dari apa yang mereka harapkan, tetapi bila pengalaman kualitas pelayanan yang dirasakan ada kesenjangan dengan apa yang diharapkan, maka pasien akan merasa tidak puas dan kecewa. Penilaian terhadap kepuasan ini dapat diukur dengan berbagai macam cara Kotler, 1997 yaitu 1. Sistem keluhan dan saran. 2. Belanja siluman. 3. Analisa pelanggan yang hilang. 4. Survey kepuasan pelanggan. Melalui survey kepuasan pelanggan akan dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan yaitu pemahaman Universitas Sumatera Utara pengguna jasa tentang pelayanan yang akan diterimanya, sikap peduli emphaty yang ditunjukkan petugas kesehatan, biaya, penampilan fisik tangibles petugas dan kondisi bangunan, jaminan keamanan assurance serta jadwal kunjungan dokter, keandalan reliability dan keterampilan petugas, dan kecepatan petugas memberi tanggapan terhadap keluhan pasien responsiveness. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan terarah akan alur penelitian ini dengan memperhatikan tinjauan kepustakaan serta landasan teori, digambarkan dalam kerangka konsep seperti berikut ini : Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Kualitas Pelayanan: 1. Bukti fisik tangible 2. Keandalan reliability 3. Daya tanggap responsiveness 4. Jaminan assurance 5. Empati emphaty Kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas Kota Medan. - Tangible - responsiveness - Assurance - Reliability - Empathy Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan tipe explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis Singarimbun dan Effendi, 1989, yaitu menjelaskan bagaimana pengaruh kualitas pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien untuk dirawat inap di Puskesmas di Kota Medan Tahun 2009.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di puskesmas-puskesmas di Kota Medan yang mempunyai rawat inap. Penelitian dimulai dari persetujuan judul penelitian, survei pendahuluan, studi kepustakaan, penelitian lapangan terhitung mulai bulan September 2008 sampai dengan Agustus 2009.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat inap di Puskesmas di Kota Medan yang dirawat di Puskesmas rawat inap Kota Medan pada bulan Januari 2009 sampai Mei 2009 berjumlah 74 orang. Oleh karena jumlah populasi relatif kecil maka seluruh populasi diambil sebagai sampel total sampling. 3.4. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang telah didesain, kemudian dilakukan wawancara terhadap pasien Universitas Sumatera Utara