kondisi seperti ini akan mampu menjadikan anak berdaya, yang sangat berperan penting dalam kehidupan mereka sehari-hari
B. Pengajaran Untuk Siswa yang Memilih Jurusan IPA Fisika
Pengajaran fisika di kelas sebelum penjurusan dan sesudah penjurusan tentu akan sedikit berbeda. Perbedaan yang paling mendasar
terletak pada jumlah jam pelajaran. Jumlah jam pelajaran fisika di jurusan IPA akan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah jam pelajaran fisika
pada kelas yang belum dijuruskan. Dilihat dari segi siswanya, dapat dikatakan bahwa siswa yang telah memilih jurusan IPA akan lebih siap
untuk menerima pengajaran di jurusan IPA. Dengan melihat kondisi ini, maka guru fisika yang mengajar di jurusan IPA harus memperhatikan
pengajaran untuk siswa yang telah memilih jurusan IPA. Menurut Suryawan 1989, mengajar fisika hanya dengan ceramah
sebenarnya bukanlah mengajar fisika, melainkan sekedar mengenalkan fisika. Kegiatan laboratorium hendaknya dimasukkan dalam kegiatan
intrakurikuler wajib, bukan sekedar penunjang, karena kegiatan laboratorium adalah inti pengajaran fisika.
Laboratorium fisika adalah suatu tempat untuk melakukan percobaan dan penelitian. Laboratorium fisika pada umumnya berupa
ruangan tertutup, tetapi dapat juga berupa ruangan terbuka. Ditinjau dari tujuan dan fungsi pengajaran fisika di SMA serta
ditinjau dari hakekat dan sejarahperkembangan fisika, laboratorium
sebagai tempat mengadakan percobaan dan penelitian sangat dibutuhkan dan memegang peranan penting essensial. Di lain pihak hasil penelitian
psikologi kependidikan menunjukkan bahwa banyak siswa SMA bahkan mahasiswa yang belum berkembang cara berpikir formalnya. Ternyata
pola berpikir konkrit masih banyak digunakan secara luas. Dalam kaitan inilah laboratorium fisika di SMA semakin terasa dibutuhkan, karena
melalui laboratorium beserta alatnya dapat diperoleh pengalaman langsung dan dapat menampilkan obyekbenda konkrit dalam pengajaran fisika.
Menurut Suryawan 1989, ditinjau dari pendekatan dan metode pengajaran fisika sesuai dengan hakekat fisika, peranan laboratorium
sangat penting dan sangat menunjang. Sebagaimana diketahui dalam perkembangan fisika, peranan laboratorium bagi para ilmuwan dalam
menghasilkan produkilmu sangat dominan. Dengan demikian diharapkan dan selalu ditekankan agar melalui kegiatan laboratorium, peran siswa
dalam proses belajar mengajar mempunyai porsi yang tinggi sehingga dapat diharapkan kemampuan siswa, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik dapat berkembang secara lebih baik. Dalam pengajaran fisika ditekankan tiga metode pokok dalam keseluruhan proses belajar
mengajar, yaitu: metode eskperimen, metode demonstrasi dan metode diskusi informasi. Dua metode yang disebut terdahulu, di samping juga
metode yang ketiga sangat membutuhkan adanya laboratorium serta pemanfaatannya yang optimal.
Ilmu Pengetahuan
Alam fisika
merupakan himpunan
pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang diperoleh dan dikembangkan dengan metode ilmiah seperti observasi, klasifikasi,
eksperimen, dsb. Dengan alasan ini pengajaran fisika tidak hanya menekankan pada perolehan produkhasil penguasaan konsep tetapi juga
proses perolehan produkhasil tersebut. Mengajar dengan pendekatan keterampilan proses berarti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menghayati fisika yang sebenarnya, yaitu yang menyangkut: 1.
hasil ilmu, 2.
proses berpikir atau penemuan, dan 3.
sikap ilmiah. Keterampilan proses dalam fisika mencakup keterampilan proses dasar
dan keterampilan proses lanjutan. Sebagai salah satu sarana dalam pengajaran fisika, laboratorium
fisika dapat digunakan untuk menunjangmengefektifkan kegiatan belajar mengajar fisika di dalam kelas. Tetapi sebaliknya, kegiatan kelas dapat
pula diusahakan agar menunjang kegiatan laboratorium. Agar laboratorium dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya tentulah
harus dilakukan pengelolaan yang baik. Kondisi laboratorium itu sendiri juga menentukan. Penjagaan keamanan, pemeliharaan, pengaturan jadwal
pemakaian, penetapan peraturan dan tata tertib harus dilakukan. Laboratorium fisika harus didesain sedemikian rupa agar memungkinkan
terlaksananya kegiatan-kegiatan laboratorium dengan baik.
Menurut Suryawan 1989, di samping yang sudah disebutkan di atas, dalam rangka mengoptimalkan penggunaan laboratorium perlu
diambil langkah-langkah: 1.
Guru. Guru harus dibekali keterampilan dan ditingkatkan kemampuannya
dalam menggunakan alat-alat laboratorium fisika. Di samping itu faktor kemauan dari guru itu sendiri untuk terus belajar harus ada,
sehingga guru dapat cakap dan terampil dalam mengelola dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan laboratorium.
2. Siswa.
Kemauan dan kesadaran dari siswa harus ada dan perlu terus ditingkatkan. Di samping pemberian keterampilankecakapan dalam
menggunakan alat-alat laboratorium fisika, peningkatan motivasi siswa untuk belajar memahami fisika dengan proses berfikir ilmiah melalui
bantuan laboratorium juga harus terus ditingkatkan. 3.
Petugas laboratorium. Petugas
laboratorium hendaklah
mempunyai dan
terus mengembangkan
pengetahuanpemahaman tentang
alat-alat laboratorium
4. Fasilitas.
Walaupun disadari bahwa fasilitasalat-alat laboratorium tidak mutlak harus canggih hasil teknologi, namun akan lebih baik lagi seandainya
fasilitas laboratorium terus ditingkatkandisempurnakan. Di samping
itu pemilihan alat-alat yang relevan tentu sangat menunjang pendayagunaan laboratorium fisika.
5. Metode.
Untuk lebih mendayagunakan atau mengoptimalkan pengunaan laboratorium, maka metode yang dapat digunakan adalah
a. Metode experiment. Sering disebut metode laboratorium.
b. Metode demonstrasi. Model pembelajaran dengan demonstrasi
diartikan sebagai model mengajar dengan pendekatan visual agar siswa mengamati proses, informasi, perisitiwa, dan alat
dalam pelajaran fisika. c.
Widya wisatakarya wisata Field Trip. Mengajar dengan wisata artinya guru mengajar para siswa untuk belajar fisika
bukan di ruang kelas, tetapi mereka diajak pergi ke tempat wisata yang mengandung nilai fisika atau saintifik.
d. Pameran karya fisika. Yang dimaksud dengan karya fisika
adalah karya siswa entah pribadi atau kelompok, yang memang ditugaskan guru untuk dibuat, dan setelah selesai karya-karya
itu akan dipamerkan untuk umum, untuk siswa sekolah lain, untuk orang tua, dan juga peminat pendidikan.
e. Pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan Karya Ilmiah
Remaja KIR, khususnya yang berkaitan dengan fisika. 6.
Perencanaan dan waktu pelaksanaan.
Perencanaan kegiatan laboratorium hendaknya dilakukan secermat dan setepat mungkin sehingga dengan waktu yang tersedia dapat
dilaksanakan kegiatan-kegiatan laboratorium dengan baik.
C. Peran Guru IPAFisika dalam Membangun Minat Siswa dalam