Pemahaman guru mengenai karakteristik yang membuat IPAFisika

bidang IPA tetapi ada juga yang memiliki pola pikir yang berbeda, yaitu siswa yang memilih jurusan IPA mempunyai peluang lebih besar untuk masuk ke bidang karier yang lain selain karier di bidang IPA. Pandangan yang berdasarkan bahwa siswa yang memilih jurusan IPA akan berkarier dalam bidang IPA memiliki pengaruh yang lebih baik untuk guru yang bersangkutan dan untuk siswa terutama. Hal ini dikarenakan dengan perpandangan bahwa siswa yang memilih jurusan IPA akan berkarier dalam bidang IPA maka dalam pembelajaran guru akan berfokus pada pengajarannya untuk mengarahkan siswa mempelajari IPA, dalam hal ini adalah ilmu fisika. Dengan kata lain, guru berfokus pada siswa untuk memberi penguasaan konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Pemahaman guru mengenai karakteristik yang membuat IPAFisika

berbeda Nama Guru Pernyataan Analisis Guru A “Kalau orang IPA kan ciri khasnya berpikir kritis yah, berpikir sains gitu, memecahkan masalah gitu yah, dengan metode tahapan seperti itu. Ada masalah dia prediksi sendiri lalu cari benaranya seperti apa, dari prediksinya itu benar apa ngga entah lewat eksperimen, entah lewat membaca, entah lewat Menurut data yang diperoleh dari hasil wawacara, Guru A mengatakan bahwa ciri khas orang IPA adalah berpikir kritis dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Cara memecahkan masalah yang dihadapi adalah dengan memprediksi kemungkinan jawaban yang mencoba hal-hal yang sederhana seperti itu.” [pernyataan Guru A hal 89] ada kemudian dibuktikan. Cara pembuktiannya yaitu melalui eksperimen, membaca, dan mencoba hal-hal yang sederhana. Dari hasil analisis Pernyataan Guru A, dapat dikatakan bahwa Guru A memahami Karakteristik IPAFisika berbeda, dimana pemahaman Guru A lebih menekankan pada Aspek Proses dan Aspek Sikap yang harus dimiliki oleh siswanya yang ada di jurusan IPAFisika. Guru B “Yang membedakan ilmu fisika dengan ilmu yang lain, ilmu fisika itu kan ilmu fakta alam jadi sebisa mungkin apa yang kita sampaikan itu anak membuktikan. Lalu saya selalu menekankan ke anak bahwa fisika itu bukan pelajaran diawang-awang tapi yang dekat dengan kita. Jadi selalu saya hubungkan dengan keseharian yang sering kita alami gitu. jadi untuk soal ini dalam kasarannya, dalam kehidupan sehari-hari contohnya seperti ini. Kadang saya yang mencari, kadang anak yang saya minta suruh mencari, mungkin bedanya disitu kalau dengan pelajaran yang lain”. [pernyataan Guru B hal 92] Menurut data yang diperoleh dari hasil wawancara, Guru B mengatakan bahwa ilmu fisika itu adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena atau kejadian-kejadian alam jadi dalam mempelajarinya harus diperlukan pembuktian akan fakta-fakta yang terjadi. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar Guru B mengaitkan materi pengajaran fisika dengan kejadian sehari-hari yang dialami oleh siswa. Dari hasil analisis pernyataan Guru B, dapat dikatakan bahwa Guru B memahami Karakteristik IPAFisika berbeda, dimana pemahaman Guru B lebih menekankan kepada Aspek Pengetahuan. Guru C “terutama fisika itu kan harus dengan praktek mas, tidak hanya sekedar teori saja, sejauh yang kita laksanakan dalam proses pembelajaran itu yah selain teori juga praketek. Itu kan istilahnya apa tadi, pembelajaran sains yah”. [pernyataan Guru C hal 98] Menurut data yang diperoleh dari hasil wawacara, Guru C mengatakan bahwa sains itu selalu berkaitan dengan teori dan praktikum. Artinya bahwa kedua hal ini sangat berkaitan erat. Pembelajaran IPAFisika harus dipraktekkan tidak hanya teorinya saja atau tidak hanya sekedar teori saja yang diberikan kepada siswa. Dengan pembelajaran lewat praktikum ini membuat siswa yang lebih berperan aktif dan menemukan sendiri atau membuktikan sendiri teori-teori yang sudah ada. Dari hasil analisis pernyataan Guru C, dapat dikatakan bahwa Guru C memahami karakteristik IPAFisika berbeda, dimana pemahaman Guru C lebih menekankan kepada Aspek Pengetahuan dan Aspek Proses. Guru D “cuman biasanya kalau untuk yang bahasa itu tidak ada dasar matematikanya jadi penyampaiannya mungkin penyampaian seperti itu”. [pernyataan Guru D hal 103] “Perbedaanya adalah nanti kita IPA nanti itu ada angka-angka sedangkan kalau itu bahasa atau itu nanti biologi tetap nanti dia cuman hafalan. Cuman bedanya kalau biologi itu banyak istilah Menurut data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Guru D, pembelajaran IPAFisika itu berbeda dengan ilmu yang lain semata-mata pada materi yang disampaikan. Perbedaan yang paling mendasar menurut Guru D adalah dasar matematikanya. Dalam ilmu lain, misalkan ilmu bahasa, di sana tidak ada dasar matematikanya. Selain itu Guru D tidak memiliki pemahaman yang menyeluruh terkait bidang asing. Kalau IPA nanti harus ada matematikanya”. [pernyataan Guru D hal 103] IPA. Pemahaman yang tidak menyeluruh disini terkait dengan lingkup bidang IPA, misalkan Biologi. Guru D memiliki pandangan bahwa Biologi hanya ilmu yang semata-mata berupa hafalan, padahal di sini ilmu biologi termasuk dalam ruang lingkup IPA dimana karakteristiknya atau hakekatnya sama dengan ilmu fisika. Dari hasil analisis di atas, dapat dikatakan bahwa Guru D kurang memahami karakteristik yang membuat IPAFisika itu berbeda Guru E “Ya kalau fisika menurut saya, kalau fisika saya lebih suka karena apa fisika tuh ada abstraksinya ada bayangan. Kita di fisika selain belajar ilmu kita juga belajar merenung. Setelah belajar teori, kita pahami, kita abstrasikan, kita renungkan lalu kita lakukan penelitian. Memang fisika tuh menangnya dipenelitiannya jadi kita bisa mencari kesimpulan misalnya diteori ini ideal ternyata di lab kok ngga ideal berarti ada istilahnya kita ada cari sesuatu disitu, misalnya ada ralat atau apa banyak sekali, yah seperti itulah”. [pernyataan Guru E hal 114] Menurut data yang diperoleh dari hasil wawancara, Guru E mengatakan bahwa karaketeristik yang membuat IPAFisika itu berbeda adalah dari segi penelitian. Penelitian ini yang mendasari lahirnya suatu teori. Dan dari penelitian itu kita bisa menemukan masalah dan kita harus memahami masalah tersebut. Dengan penelitian kita bisa mencari suatu kesimpulan dari suatu masalah, misalkan dalam percobaan di laboratorium hasil yang diperoleh berbeda dengan teori yang ada sehingga di situ kita harus mencari tahu di mana letak masalahnya sehingga data yang didapatkan tidak sesuai dengan teori yang ada. Dari hasil analisis di atas, dapat dikatakan bahwa Guru E memahami Karakteristik IPAFisika berbeda, dimana pemahaman Guru E lebih menekankan kepada Aspek Pengetahuan dan Aspek Proses. Table 4.3 Pemahaman Guru mengenai Karakteristik yang Membuat IPAFisika Berbeda Guru A Guru A memahami Karakteristik IPAFisika berbeda, dimana pemahaman Guru A lebih menekankan pada Aspek Proses dan Aspek Sikap yang harus dimiliki oleh siswanya yang ada di jurusan IPAFisika. Guru B Guru B memahami Karakteristik IPAFisika berbeda, dimana pemahaman Guru B lebih menekankan kepada Aspek Pengetahuan. Guru C Guru C memahami Karakteristik IPAFisika berbeda, dimana pemahaman Guru C lebih menekankan kepada Aspek Pengetahuan dan Aspek Proses. Guru D Guru D kurang memahami karakteristik yang membuat IPAFisika itu berbeda. Guru E Guru E memahami Karakteristik IPAFisika berbeda, dimana pemahaman Guru E lebih menekankan kepada Aspek Pengetahuan dan Aspek Proses. Pandangan dari guru untuk mempersiapkan karier dalam bidang IPAFisika juga tidak telepas dari pemahaman guru mengenai karakteristik pengajaran IPAFisika itu sendiri. Dengan memahami karateristik IPAFisika, maka dalam pengajarannya guru akan lebih mengutamakan pengajaran yang sesuai dengan hakekat pengajaran IPAFisika itu sendiri.

3. Cara Guru mengembangkan keterampilan proses sains atau kerja