Pembahasan PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kemampuan Berpikir Geometris Level Visualisasi Pada kemampuan berpikir geometris level visualisasi dengan indikator menggambar garis tinggi pada segitiga, siswa yang memiliki kategori kemampuan tinggi sebanyak 12 siswa 36,36. Siswa yang memiliki kategori kemampuan sedang sebanyak 13 siswa 39,39. Sedangkan siswa yang memiliki kategori kemampuan rendah sebanyak 8 siswa 24,24. Soal yang digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan visualisasi siswa adalah sebagai berikut: Lukislah segitiga lancip ABC , kemudian lukis garis tinggi dari titik sudut C Berikut ini disajikan jawaban subjek pada masing-masing kemampuan: Gambar 4.6 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Visualisasi Tinggi S9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari jawaban S9 tersebut dapat terlihat bahwa siswa mampu melukiskan segitiga lancip ABC dengan tepat. Selain itu, siswa juga mampu melukiskan garis tinggi dari titik sudut C dengan langkah- langkah yang lengkap dan tepat. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan S9 sebagai berikut: 1. P : Bagaimana kamu menggambarkan segitiga lancip ABC? Langkah-langkah apa yang kamu lakukan untuk melukis garis tinggi dari titik sudut C? 2. S10 : P ertama saya membuat segitiga lancip menggambarkan segitiga lancip ABC setelah itu melukis garis tinggi dari titik C menggunakan jangka, saya membuat garis busur dari jangka dari titik C. Setelah itu memotong sini dan sini siswa melukiskan garis busur yang memotong ruas garis AB didua titik. Setelah itu jarum jangka dipindah ke sini terus buat busur di daerah sini menunjuk salah satu titik potong di ruas garis AB dan membuat busur dibawah ruas garis AB, terus gantian titik satunya jadinya kan memotong terus dari titik C buat garis sama perpotongan busur yang tadi. 3. P : Dari gambar yang sudah ka mu buat, manakah yang merupakan garis tinggi dari titik sudut C? 4. S10 : Hmm dari C ke tadi, titik perpotongan busurnya tadi. Gambar 4.7 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Visualisasi Sedang S32 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI S32 mampu melukiskan segitiga lancip dengan tepat dan siswa mampu memberikan label pada segitiga yang telah dibuat. Namun, dalam melukiskan langkah-langkah garis tinggi kurang tepat. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan S32, ia sedikit bingung dalam menjelaskan langkah-langkah dan lebih cenderung menggambarkannya pada kertas. Hasil wawancara S32 pada kemampuan visualisasi sedang ialah sebagai berikut: 1. P : Menurut kamu bagaimana cara kamu melukiskan segitiga ABC? 2. S32 : P ertama-tama membuat segitiga lancip dulu, terus yang kedua membuat coretan di sini satunya dan disini siswa membuat busur dari dua titik sudut yang memotong sebuah ruas garis dan kedua busur tersebut saling berpotongan di dua titik terus tinggal digaris siswa membuat garis dari kedua titik potong. 3. P : Dari gambar kamu itu, garis manakah yang merupakan garis tinggi dari titik sudut C ? 4. S32 : Yang ini siswa menunjuk garis yang menghubungkan kedua titik potong busur. Gambar 4.8 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Visualisasi Rendah S29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jawaban S29 menunjukkan bahwa ia hanya mampu melukiskan segitiga lancip dengan tepat dan tanpa memberikan label. Jawaban tersebut sesuai dengan hasil wawancara oleh S29 sebagai berikut: 1. P : Bagaimana cara kamu melukis segitiga lancip ABC? 2. S29 : Saya ngawur. 3. P : Kamu diminta untuk melukis garis tinggi dari titik sudut C, langkah-langkah yang kamu lakukan? 4. S29 : P akai jangka 5. P : Garis mana yang merupakan garis tinggi dari titik sudut C? 6. S29 : Yang ini menunjukkan ruas garis yang melalui dua titik perpotongan busur. Dari hasil penjelasan pada masing-masing kategori tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa level visualisasi unggul pada kategori tinggi. Pada level ini sebenarnya semua siswa mampu dalam melukiskan bangun geometris dasar seperti segitiga, tetapi untuk melukiskan unsur-unsur lebih jauh seperti langkah-langkah melukis garis tinggi siswa masih kurang tepat. 2. Kemampuan Berpikir Geometris Level Analisis Pada kemampuan berpikir geometris level analisis dengan indikator menentukan proyeksi pada segitiga siku-siku, segitiga lancip, dan segitiga tumpul, siswa yang memiliki kategori kemampuan tinggi sebanyak 0 siswa 0. Siswa yang memiliki kategori kemampuan sedang sebanyak 26 siswa 78,79. Sedangkan siswa yang memiliki kategori kemampuan rendah sebanyak 5 siswa 15,15. Soal yang digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan analisis siswa adalah sebagai berikut: Perhatikan gambar di atas Tentukan proyeksi garis BA terhadap BD Berikut ini disajikan jawaban subjek pada masing-masing kemampuan: Gambar 4.9 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Analisis Sedang S9 Jawaban S9 menunjukkan bahwa ia mampu untuk melukiskan proyeksi dari titik A ke ruas garis BD . S9 juga mampu menentukan proyeksi garis BA terhadap garis BD dengan tepat, namun ia tidak memberikan tanda tegak lurus pada titik potong garis penghubung dengan ruas garis BD . Padahal saat wawancara S9 mengetahui bahwa proyeksi merupakan suatu garis yang tegak lurus. Berikut disajikan hasil wawancara untuk kemampuan analisis sedang: 3. P : Apa yang kamu ketahui tentang proyeksi? 4. S10 : P royeksi itu garis tegak lurus yang apa ya, lupa. 5. P : Misalkan pada soal yang ditanyakan proyeksi garis BA terhadap BD, berarti garis yang tegak lurus dari mana ke mana? 6. S10 : Itu membuat apa, eee garis penghubung dari A ke C ini jadi penghubung, nah proyeksinya itu garis B ke C atau C ke B. Gambar 4.10 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Analisis Rendah S32 Jawaban S32 tidak menjawab apa yang ditanyakan pada soal. Ia hanya menuliskan CDE pada lembar jawab untuk soal nomor 2. Dari hasil penjelasan mengenai kategori kemampuan berpikir geometris menunjukkan bahwa kemampuan analisis siswa pada materi garis-garis pada segitiga secara umum berada dikategori rendah. Pada umumnya semua siswa mampu dalam melukiskan garis penghubung, tetapi siswa masih mengabaikan sifat-sifat geometris seperti tegak lurus dan siswa masih kurang tepat dalam menentukan proyeksi suatu garis. 3. Kemampuan Berpikir Geometris Level Deduksi Informal Pada kemampuan berpikir geometris level deduksi informal dengan indikator menentukan panjang sisi pada segitiga, kategori kemampuan siswa terbagi sama rata yaitu 11 siswa 33,33 pada masing-masing kategori. Soal yang digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan deduksi informal siswa adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perhatikan gambar berikut Jika diketahui panjang BC = 9 cm, dan CD = 4 cm. Hitunglah panjang ruas garis AD Berikut ini disajikan jawaban subjek pada masing-masing kemampuan: Gambar 4.11 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Deduksi Informal Tinggi S29 Hasil pekerjaan S29 menunjukkan bahwa siswa mampu menentukan rumus panjangruas garis AD dengan tepat. Selain itu, siswa juga bisa menghitung dengan tepat. Gambar 4.12 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Deduksi Informal Sedang S27 Dari jawaban siswa tersebut terlihat bahwa siswa mampu menentukan rumus panjang ruas garis AD dengan tepat. Sebenarnya siswa telah mendapatkan jawaban yang tepat tetapi siswa melakukan kesalahan dalam menyederhanakan bentuk bilangan irasional. Gambar 4.13 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Deduksi Informal Rendah S32 Dari jawaban S32 tersebut terlihat bahwa siswa belum mampu dalam menentukan rumus mencari panjang ruas garis AD . Dari hasil penjelasan tentang kemampuan deduksi informal dengan indikator menentukan panjang sisi pada segitigadi atas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menunjukkan bahwa hanya dari 33 siswa yang memiliki kemampuan deduksi informal dengan kategori tinggi. Siswa yang memiliki kemampuan sedang banyak yang melakukan kesalahan pada penyederhanaan bilangan irasional. Sedangkan pada siswa yang memiliki kemampuan rendah, mereka banyak yang salah dalam menentukan rumus panjang garis AD . Pada kemampuan berpikir geometris level deduksi informal dengan indikator menentukan panjang ruas garis tinggi pada segitiga, siswa yang memiliki kategori kemampuan tinggi sebanyak 30 siswa 90,91. Siswa yang memiliki kategori kemampuan sedang sebanyak 2 siswa 6,06. Sedangkan siswa yang memiliki kategori kemampuan rendah sebanyak 1 siswa 3,03. Soal yang digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan deduksi informal siswa adalah sebagai berikut: Jika diketahui panjang LM = 20 cm, NL =16 cm, hitunglah panjang ruas garis tinggi dari titik M Berikut ini disajikan jawaban subjek pada masing-masing kemampuan: Gambar 4.14 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Deduksi Informal Tinggi S9 Dari jawaban S9 tersebut dapat dilihat bahwa siswa dapat menentukan panjang garis tinggi yang ditanyakan dengan tepat. Selain itu, siswa juga dapat menentukan rumus panjang garis tinggi dengan tepat yaitu dengan teorema Phytagoras dan dapat menghitung dengan tepat. Gambar 4.15 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Deduksi Informal Sedang S32 Jawaban S32 menunjukkan bahwa siswa tidak jelas dalam menentukan panjang ruas garis tinggi yang ditanyakan. Selain itu, siswa juga tidak lengkap dalam menentukan rumus untuk mencari panjang ruas garis tinggi MN dan tidak tepat dalam menghitung. Gambar 4.16 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Deduksi Informal Rendah S30 Dari jawaban siswa tersebut terlihat bahwa S30 tidak menentukan panjang ruas garis tinggi yang ditanyakan. S30 mampu menuliskan bagian dari teorema Phytagoras tetapi tidak jelas dan tidak selesai. Dalam hasil wawancara, diketahui bahwa siswa belum sepenuhnya memahami materi ini dengan baik. Berikut cuplikan hasil wawancara dengan S30: 9. P : mengapa kamu tidak selesai dalam mengerjakan? 10. S30: karena yang lainnya masih kurang paham. 11. P : kurang pahamnya dimana? 12. S30: karena menerangkannya saya masih kurang paham. 13. P : bagaimana pendapatmu tentang materi ini? 14. S30: menurut saya ini cukup sulit untuk saya. 15. P : apakah ada kesulitan ya ng kamu hadapi saat mempelajari materi ini? 16. S30: menurut saya karena saya memang kurang paham dari awal. Dari penjelasan pada masing-masing kategori yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa kemampuan deduksi siswa dikategori tinggi. Pada umumnya semua siswa mampu dalam menentukan panjang ruas garis tinggi yang ditanyakan dan mereka tahu teorema yang harus digunakan untuk menjawab. Pada kemampuan berpikir geometris level deduksi informal dengan indikator menentukan panjang ruas garis berat pada segitiga, siswa yang memiliki kategori kemampuan tinggi sebanyak 7 siswa 21,21. Siswa yang memiliki kategori kemampuan sedang sebanyak 23 siswa 69,70. Sedangkan siswa yang memiliki kategori kemampuan rendah sebanyak 2 siswa 9,09. Soal yang digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan deduksi informal siswa adalah sebagai berikut: Pada gambar di atas, panjang HI = 12 cm, IJ = 8 cm, dan HJ = 6 cm. Hitunglah panjang ruas garis berat dari titik sudut J Berikut ini disajikan jawaban subjek pada masing-masing kemampuan: Gambar 4.17 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Deduksi Informal Tinggi S9 Dari jawaban S9, siswa tersebut mampu menentukan panjang ruas garis yang ditanyakan dengan tepat. Selain itu, siswa juga mampu menentukan rumus panjang ruas garis berat dengan tepat. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan S9, sebagai berikut: 19. P : Untuk nomor 5 kamu suruh mencari panjang ruas garis berat dari titik sudut J, nah garis beratnya itu yang mana? 20. S9 : JK 21. P : Lalu kamu mencarinya menggunakan rumus apa? 22. S9 : 23. P : Kenapa kamu menggunakan rumus itu? 24. S9 : Hmm udah tau duluan gitu rumusnya, dulu pernah diberikan materinya. Gambar 4.18 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Deduksi Informal Sedang S29 Hasil pekerjaan S29 tersebut terlihat bahwa siswa mampu menentukan panjang ruas garis yang ditanyakan dengan tepat. Ia juga mampu menentukan rumus panjang ruas garis berat dengan tepat, namun tidak teliti dalam menghitung sehingga hasil akhir yang diperoleh tidak tepat. Jika dibandingkan dengan hasil wawancara dengan S29, siswa tersebut dapat menentukan rumus panjang ruas garis berat tetapi tidak tahu rumus apa yang digunakan. Berikut cuplikan transkrip wawancaranya: 25. P : Yang nomor lima, bisakah kamu tunjukkan mana garis berat dari titik sudut J? 26. S29: Yang ini menunjuk ruas garis JK 27. P : Okee, kamu mengerjakan itu menggunakan rumus apa? 28. S29: Ngga tau namanya mbak. Gambar 4.19 Jawaban Subjek dengan Kemampuan Deduksi Informal Rendah S32 Dari jawaban S32 tersebut terlihat bahwa siswa tidak menyebutkan ruas garis tinggi yang dicari. Selain itu, ia juga tidak tepat dalam menentukan rumus untuk menghitung panjang ruas garis tinggi. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada S32. S32 menyatakan kesulitan untuk mengerjakan soal nomor 5. Berikut merupakan transkrip wawancara dengan s32: 17. P : Lanjut nomor 5, kamu suruh menghitung panjang garis berat dari titik sudut J, nah garis berat beratnya yang mana? 18. S32: Agak nggak mudeng mbak. Dari hasil penjelasan pada masing-masing kategori kemampuan berpikir geometris level deduksi informal dengan indikator menentukan panjang ruas garis berat, menunjukkan bahwa kemampuan deduksi siswa pada indikator menentukan panjang ruas garis berat pada segitiga dikategori sedang. Banyak siswa yang masih keliru dalam menentukan rumus dalam menentukan panjang ruas garis berat. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, hasil analisis keseluruhan siswa menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan berpikir geometris pada kemampuan tinggi semakin naik ke level berikutnya semakin berkurang jumlah siswa yang mencapai kemampuan tinggi. Namun, terkecuali untuk level analisis dan level deduksi formal dengan indikator menentukan panjang ruas garis tinggi pada segitiga. Pada level analisis, hasil penelitian menunjukkan kemampuan siswa pada kemampuan tinggi sebanyak 0 0, kemampuan sedang sebanyak 26 78,79, dan kemampuan rendah sebanyak 5 15.15. Hal ini dikarenakan instrumen untuk mengukur kemampuan level analisis ini hanya mengukur pemahaman konsep dan tidak ada hitungan sehingga instrumen ini menjadi titik lemah siswa. Sedangkan pada kemampuan level deduksi informal dengan indikator menentukan panjang ruas garis tinggi pada segitiga menunjukkan hasil yang sebaliknya jika dibandingkan dengan level analisis. Pada level tersebut, siswa yang mencapai kemampuan tinggi sebanyak 30 90,91, kemampuan sedang sebanyak 2 6,06, dan kemampuan rendah sebanyak 1 3,03. Hal ini dikarenakan dalam indikator menentukan panjang ruas garis tinggi diselesaikan dengan menggunakan teorema Phytagoras. Teorema Phytagoras sendiri sebelumnya pernah dipelajari dalam sub bab tersendiri dan siswa sangat mengenal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI teorema itu. Selain itu, hitungan yang harus diselesaikan dalam teorema Phytagoras lebih mudah untuk diselesaikan. Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa beberapa penelitian yang menggunakan teori van Hiele menunjukkan jika siswa akan mencapai level berpikir ditingkat yang lebih tinggi apabila siswa tersebut mampu pada level sebelumnya. Salah satunya hasil penelitian dari M Ali Misri dan Achmad Iqbal Zhumni 2013 yaitu seorang siswa akan melalui tingkatan berpikir geometris level dua jika siswa tersebut sudah bisa melewati level pertama dan dalam hal ini tidak dapat seorang siswa mampu mengerjakan soal yang memiliki tingkatan level empat jika siswa tersebut baru berada pada tingkatan berpikir geometris level 1. Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari M Ali Misri dan Achmad Iqbal Zhumni 2013 karena adanya keterbatasan instrumen untuk mengukur kemampuan pada level analisis dan level deduksi informal dengan indikator menentukan panjang ruas garis tinggi pada segitiga.

F. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI SEGIEMPAT BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE

8 90 470

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Pokok Menurut Tingkat Berpikir Geometri van Hiele

1 29 199

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN GARIS LURUS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 WONOGIRI Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Persamaan Garis Lurus pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Wonogiri.

0 4 18

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN GARIS LURUS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 WONOGIRI Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Persamaan Garis Lurus pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Wonogiri.

0 5 17

KESULITAN PADA SISWA KELAS XI DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DITINJAU DARI LEVEL BERPIKIR Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pokok Bahasan Persamaan Garis Singgung Lingkaran Ditinjau Dari Level Berpikir Van Hiele Pada Siswa Kelas Xi Sma

0 3 18

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pokok Bahasan Persamaan Garis Singgung Lingkaran Ditinjau Dari Level Berpikir Van Hiele Pada Siswa Kelas

0 4 16

Analisis kesalahan siswa kelas VIIC SMP Pangudi Luhur Sedayu dalam menyelesaikan soal materi segitiga tahun ajaran 2013/2014.

0 0 282

TINGKAT BERPIKIR SISWA MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DI KELAS VIII SMP

0 0 10

PENGARUH TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI (TEORI VAN HIELE) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL PADA MATERI GARIS DAN SUDUT (Studi Kasus Di Kelas VII SMP Negeri 1 Ciledug) - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 3 116

Profil kemampuan siswa SMA Pangudi Luhur Van Lith kelas X dalam menyelesaikan soal-soal TIMSS grade 8 tipe penalaran - USD Repository

0 1 188