Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

14 glaukoma, karena hasil dari penelitian penerimaan diri pada subjek penderita leukemia dan HIV tidak dapat digenaralisasikan pada subjek penderita glaukoma. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan kondisi yang dialami pada penderita leukemia maupun HIV jika dibandingkan dengan penderita glaukoma. Pada penderita leukemia dan HIV permasalahan psikologis yang dialami adalah ketakutan akan kematiaan, adanya stigma, dan diskriminasi dari masyarakat sekitar. Sedangkan pada penderita glaukoma, permasalahan psikologis yang dialami adalah ketakutan akan terjadinya kebutaan. Peneliti juga mengkaji metode yang dipilih pada penelitian sebelumnya dengan topik penerimaan diri. Salwa, dkk 2007 pernah melakukan sebuah penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dan persepsi terhadap vonis dengan penerimaan diri pada narapidana wanita. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan matode analisis dengan teknik analisis regresi ganda dan korelasi parsial. Para peneliti melibatkan 92 narapidana wanita yang telah mengikuti masa hukuman dibawah tiga bulan sebagai subjek penelitian. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan skala penerimaan diri, skala dukungan sosial keluarga, dan skala persepsi terhadap vonis. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara dukungan sosial keluarga dan persepsi terhadap vonis dengan penerimaan diri dengan R = 0,561 dan Fhitung = 20,628 dengan p=0,000p0,01. Terdapat hubungan positif yang sangat singnifikan 15 antara dukungan sosial keluarga dengan penerimaan diri narapidana wanita ini. Nilai yang diperoleh adalah ry1-2= 0,553 dengan p=0,000 p0,01. Sumbangan efektif variabel dukungan sosial keluarga terhadap penerimaan diri sebesar 30,8 . Hubungan yang positif ini memiliki arti bahwa makin tinggi dukungan sosial keluarga, maka makin tinggi pula penerimaan dirinya. Hasil lain dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan persepsi terhadap vonis. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat dukungan sosial keluarga yang tinggi, sehingga mempengaruhi pada penerimaan diri narapida wanita ini. Penelitian ini memiliki kelemahan pada metode yang digunakan. Penggunaan skala kurang dapat menggali informasi yang lebih jelas tentang hubungan dukungan sosial keluarga dan penerimaan diri seseorang. Metode skala tidak dapat melihat dinamika psikologis yang terjadi dalam proses penerimaan diri seseorang yang mendapat dukungan dari lingkungan sosialnya, karena pernyataan pada sebuah skala tidak semua menggambarkan kondisi yang sebenarnya dialami oleh subjek. Penggunaan metode skala juga membutuhkan ketelitian dari subjek dalam membaca dan memahami pernyataan agar subjek dapat menjawab dengan sungguh – sungguh. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti memilih metode kualitatif dengan wawancara secara personal pada masing – masing subjek agar dapat menggali penerimaan diri subjek secara lebih mendalam 16

2. Pemahaman tentang Penerimaan Diri

Penerimaan diri menurut Wiley dalam Josephine dan Srisuini, 1998 merupakan persepsi terhadap diri sendiri mengenai kelebihan dan keterbatasannya yang dapat digunakan secara efektif. Hal ini dipertegas oleh Hurlock 1974 bahwa penerimaan diri adalah suatu tingkat kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala karakteristik dirinya. Jersild 1985 juga mendefinisikan penerimaan diri sebagai tingkat kemampuan seseorang untuk memahami karakteristik dirinya. Sheerer dalam Cronbach, 1963 menjelaskan bahwa penerimaan diri adalah sikap dalam menilai diri dan keadaan diri sendiri secara objektif. Menurut Hurlock 1974 orang yang memiliki penerimaan diri positif diartikan sebagai individu yang tidak bermasalah dengan dirinya sendiri, yang tidak memiliki beban perasaan terhadap diri sendiri sehingga individu tersebut lebih banyak memiliki kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini sesuai pernyataan Wiley dalam Josephine dan Srisuini, 1998 penerimaan diri positif meningkatkan toleransi terhadap orang lain dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Seseorang yang memiliki penerimaan diri positif berarti dapat mengenali kekurangannya sendiri serta berusaha untuk memperbaiki diri. Jersild 1985 juga memaparkan bahwa orang yang memiliki penerimaan diri positif, mampu menerima kondisi yang ada, menyadari potensi-potensi yang dimiliki sehingga mereka mampu melakukan sesuatu