Proses Penerimaan Diri Penerimaan Diri
31
hasil bahwa angka kebutaan akibat glaukoma masih cukup tinggi. Dari 149 penderita kebutaan, 69 orang diakibatkan karena penyakit glaukoma.
Penyakit glaukoma diketahui sebagai penyebab kebutaan yang tidak dapat dipulihkan kebutaan permanen dan risikonya semakin meningkat
seiring bertambahnya usia. Secara psikososial ditemukan bahwa usia rata – rata penderita kebutaan adalah 48 tahun, hal ini berarti terjadi pada usia
yang masih produktif, sehingga berdampak pada sosioekonomi seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Tak hanya berdampak pada
diri sendiri, melainkan juga keluarga dan lingkungan sekitar. Penelitian tentang permasalahan psikologis pada penderita
glaukoma pernah dilakukan oleh Shu-Xin Xi di Cina. Penelitian ini dilakukan di sebuah rumah sakit mata di Cina. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengalaman penderita glaukoma terkait dengan permasalahan psikologis yang dialaminya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara dan Focus Group Discussion FGD dalam proses pengumpulan datanya.
Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan 24 subjek, 10 pria dan 14 wanita yang berusia 23 sampai 43 tahun. Pasien yang dipilih adalah mereka yang
memiliki riwayat sakit glaukoma selama satu bulan sampai dua belas tahun.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa penderita glaukoma mengalami perubahan psikologis dan emosional seperti rasa tidak berdaya,
rasa bersalah, takut akan ancaman kebutaaan, merasa hidup dengan
32
keterbatasan, khawatir jika penyakit glaukoma menyerang keluarga mereka, dan mengalami gangguan emosional seperti mudah marah.
Namun, hal positifnya ada beberapa dari mereka yang menilai bahwa dengan berdoa membuat kondisi mereka lebih baik. Dengan kondisi yang
dialami, mereka juga berusaha mengelola diri agar tidak menjadi beban bagi keluarga mereka. Penderita glaukoma juga mencari info sebanyak
mungkin untuk menambah pemahaman mereka tentang glaukoma dan melakukan seni bela diri dari Tai Chi untuk membantu dalam mengelola
kondisi mereka Shu – Xin Xi, 2011 .
Berdasarkan deskripsi tentang penelitian sebelumnya, terdapat beberapa peluang untuk dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang
penerimaan diri pada penderita glaukoma. Pertama, penyakit glaukoma diketahui sebagai penyebab kebutaan yang tidak dapat dipulihkan
kebutaan permanen dan risikonya semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Kedua, adanya kelemahan pada penelitian
sebelumnya yang hanya memaparkan permasalahan psikologis pada penderita glaukoma tanpa mengekplorasi lebih mendalam sebab dan cara
penderita glaukoma mengatasi permasalahannya. Penelitian sebelumnya hanya memaparkan bahwa usaha subjek untuk mengelola kondisi dengan
berdoa dan seni bela diri, tanpa meneliti lebih mendalam perubahan dan dinamika psikologis yang dialami subjek ketika melakukan usaha tersebut.
Selain itu, terdapat alasan sehingga penelitian selanjutnya tentang penerimaan diri pada penderita glukoma akan dikaji secara kualitatif
33
dengan metode pengumpulan data melalui wawancara secara personal, karena penelitian sebelumnya memiliki kelemahan pada metode yang
digunakan. Penggunaan Focus Group Discussion FGD kurang efektif untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya pada masing
– masing subjek, karena terdapat kemungkinan subjek menjawab tidak sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya. Hal ini dapat terjadi apabila subjek merasa tidak nyaman berbagi pengalaman dalam sebuah kelompok. Pada saat
berada dalam kelompok memungkinkan seseorang menjawab pertanyaan dengan tidak jujur untuk menghindari pandangan atau dampak negatif dari
perilaku dan pernyataan yang dibuatnya. Keberhasilan metode ini sangat tergantung pada kemampuan moderator dalam proses diskusi. Apabila
moderator tidak menguasai situasi diskusi, akan timbul kemungkinan subjek diskusi menjadi bosan atau didominasi orang-orang tertentu saja.
Jumlah subjek yang terlalu banyak juga kurang dapat mengekplorasi sebuah pengalaman dari masing
– masing individu. Kondisi seperti itu bisa diminimalisir apabila diwawancara secara personal pada masing
– masing subjek.