Tabel III. Data replikasi seri baku kurkumin
Baku kurkumin Replikasi I
Replikasi II Replikasi III
Seri Baku
µgml AUC
Tinggi peak
Seri Baku
µgml AUC
Tinggi peak
Seri baku
µgml AUC
Tinggi peak
50 2524,3
68,8 49
2434,3 67,5
50 2543,3
68,5 100
6870,3 172,8
98 6162,4
166,6 100
6722 170,5
150 10964,8 275,1
147 9956,3
267,6 150 10710,2
272,8 200 14335,4
372,4 196
13971,2 363,3
200 13495,5 369,9
250 18322,3 443,7
245 17373,3
434,4 250 17487,3
441,3 300 21434,4
484,2 294
20832,5 472,1
300 20351,6 481,4
350 24593,2 528,2
343 24342,2
516 350 24976,6
525,5 A
521,1 A
1058 A
721,3 B
73,35 B
74,69 B
72,38 r
0,9979 r
0,9999 r
0,9979 Seri baku yang digunakan adalah seri baku yang memiliki linearitas yang
baik. Linearitas menyatakan adanya hubungan respon pengukuran yang secara langsung proporsional terhadap konsentrasi jumlah analit. Suatu seri baku
memiliki linearitas yang baik apabila memiliki nilai r 0,99 Rohman, 2009.
G. Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis dilakukan untuk membuktikan bahwa metode analisis yang digunakan memenuhi persyaratan validitas sehingga memberikan
hasil analisis yang dapat dipercaya. Validasi dilakukan dengan 3 seri konsentrasi sebanyak 5 replikasi. Konsentrasi yang digunakan merupakan konsentrasi rendah,
sedang, dan tinggi dari konsentrasi seri baku, yaitu 50 gml, 200 gml, dan 350 gml. Pemilihan ketiga seri konsentrasi ini adalah untuk mewakili setiap
konsentrasi dari seri baku, yaitu 50 gml sampai 350 gml. Parameter yang
digunakan dalam penentuan validitas metode ini adalah selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, dan range.
1. Selektivitas
Selektivitas menyatakan kemampuan metode penetapan kadar kurkumin dalam temulawak untuk mengukur respon analit dalam sampel secara akurat
diantara semua komponen yang terdapat dalam matriks sampel. Pengambilan analit dari matriks sampel, dilakukan dengan mengekstraksi sampel dengan
etanol. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan ultrasonikator. Gelombang ultrasonik yang dihasilkan akan memberikan energi atau getaran yang akan
mendorong kurkumin keluar dari serbuk simplisia yang tersuspensi dalam sampel, kemudian adanya etanol akan dapat menarik dan melarutkan kurkumin. Hal ini
disebabkan karena kurkumin memiliki kelarutan yang baik dalam etanol. Namun banyak senyawa-senyawa dalam sampel yang juga memiliki kelarutan yang baik
dalam metanol, sehingga dapat ikut terekstraksi bersama kurkumin,seperti demetoksikurkumin dan bis-demetoksikurkumin, serta minyak atsiri. Oleh karena
itu, selektivitas yang baik dari metode diperlukan untuk mengukur analit secara akurat tanpa terganggu oleh senyawa-senyawa lain yang terdapat dalam
sampel.Cara menganalisis hasil dari parameter spesifisitas pada metode validasi penetapan kadar kurkumin dalam temulawak dalam penelitian ini adalah dengan
membandingkan data Rfdari baku dan data Rfdari sampel dalam campuran pada kondisi yang sama. Nilai Rf merupakan parameter analisis kualitatif suatu
senyawa dalam campuran pada metode KLT, sehingga dapat digunakan sebagai parameter selektivitas. Parameter lain dari selektivitas adalah resolusi, dimana
suatu metode dikatakan memilikiselektivitas yang baik apabila memiliki nilai