Linearitas Akurasi Validasi Metode Analisis
menit. Dispersi padat maupun campuran fisik dimasukkan ke dalam kapsul ukuran 00 dan dilakukan uji pada medium disolusi buffer fosfat pH 6. Medium
disolusi tersebut dibuat dengan mencampur 3,12 g NaH
2
PO
4
dengan 5 g SLS kemudian ditambah dengan NaOH sampai dengan pH 6 dan di tambah aquadest
hingga 1000 mL. Medium disolusi yang digunakan sebanyak 500 mL dituang ke alat disolusi. Supaya cangkang kapsul tidak bergerak, maka cangkang kapsul
tersebut ditahan di dasar sistem disolusi dengan menggukan saringan alumunium. Uji disolusi menggunakanrotating paddle method diatur pada suhu 37±0,5
o
C dan dengan kecepatan 100 rpm. Pengujian dilakukan selama 120menit dengan
pengambilan cuplikan dilakukan pada menit ke 0, 5, 10, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120untuk setiap sampel.
Pengambilan cuplikan tersebut sebanyak 5 ml, kemudian ditambah lagi medium 5 ml ke dalam sistem disolusi. Cuplikan yang mengandung kurkumin
yang terdisolusi tersebut disaring, lalu diekstraksi menggunakan etil asetat beberapa kali hingga fase air menjadi jernih. Hasil ekstraksi kurkumin tersebut
dimasukkan ke dalam flacon dan diuapkan hingga kering. Sebelum ditotol di plat KLT, dalam flacon dimasukkan pelarut ethanol.Cuplikan kemudian diukur
kadarnya dengan KLT-densitometri dan dihitung persen kurkumin yang terdisolusi.
Tabel VII. Hasil perhitungan persentase kurkumin terdisolusi dalam dispersi padat dan serbuk campuran fisik ekstrak rimpang temulawak
– HPMC E-5 Waktu
menit Rata-rata kurkumin terdisolusi X±SD
DP Formula
1:1 DP
Formula 1:2
DP Formula
1:4 0,00
0,00 0,00
5 0,00
0,00 0,00
10 0,00
0,00 10,13 ± 0,48
15 2,97 ± 0,25
2,16 ± 0,03 10,18 ± 1,32
30 4,54 ± 0,41
5,41 ± 0,13 16,54 ± 0,33
45 7,06 ± 0,71
10,11 ± 0,13 19,83 ± 0,82
60 7,23 ± 0,63
15,89 ± 0,75 20,89 ± 0,4
90 9,30 ± 0,86
20,21 ± 0,55 23,05 ± 0,85
120 14,83 ± 0,88
21,87 ± 0,23 24,91 ± 0,78
Keterangan : DP = Dispersi Padat
Saat pengujian disolusi terhadap serbuk campuran fisik isolat ekstrak temulawak- HPMC E-15 diketahui bahwa serbuk tersebut tidak terdisolusi, tetapi
membentuk suspensi, hal tersebut ditunjukkan dengan medium disolusi yang tidak jernih dan membentuk agregat. Berbeda dengan dispersi padat ekstrak temulawak
- HPMC E-15, serbuk dalam cangkang tersbut terdisolusi dengan sempurna yang digambarkan dengan medium disolusi yang jernih, tetapi sampai menit ke 120,
dispersi padat ekstrak temulawak tidak habis terdisolusi. Hal ini disebabkan karena HPMC membentuk lapisan seperti gel yang membuat penetrasi air ke
dalam serbuk menjadi sulit, sehingga proses disolusi menjadi lebih lambat. Maka dapat diketahui bahwa HPMC E-15 kemungkinan dapat digunakan sebagai bahan
pembawa untuk obat-obatan controlled release. Jika
dibandingkan dengan
serbuk campuran
fisik, dispersi
padatmemberikan profil disolusi yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena