F. Penetapan kadar kurkumin dalam Cuplikan disolusi Ekstrak Temulawak
dengan TLC-Densitometri 1. Pembuatan fase gerak
Fase gerak yang digunakan dalam penelitian menggunakankloroform : etanol : aquadest 25:0,96:0,04. Fase gerak dibuat dalam labu ukur 50
mLkemudian digojog.
2. Pembuatan larutan baku kurkumin
a. Pembuatan larutan stok kurkumin 2000 gml.
Sejumlah lebih kurang50 mg baku kurkumin ditimbang seksama kemudian dilarutkan dalam etanolhingga volume tepat 25,0 mL.
b. Pembuatan seri larutan baku.
Sebanyak 0,25 mL; 0,5mL; 0,75 mL; 1 mL; 1,25 mL; 1,5, mL; dan 1,75 mL larutan stok kurkumin diambil dandimasukkan ke dalam labu ukur 10
ml kemudian diencerkan dengan etanol hingga tanda, sehingga didapatkan konsentrasi 50
gml, 100 gml, 150 gml, 200 gml, 250 gml, 300
gml, dan 350 gml. c.
Penetapan panjang gelombang maksimum. Seri larutan baku konsentrasi 50
gml, 200 gml, dan 350 gml masing- masing ditotolkan dengan volume penotolan 1 µ L pada plat KLT dengan
fasediam silika gel GF 60 dan setelah kering dikembangkan dalam bejana kromatografiyang telah dijenuhi dengan fase gerak. Setelah mencapai jarak
rambat 6,5 cm, platdikeluarkan dari bejana dan dikeringkan. Plat hasil
pengembangan kemudiansecepatnya discan panjang gelombang serapan maksimumnya dengandensitometer.
d. Pembuatan kurva baku dan pengamatan nilai Retardation Factor Rf
kurkumin. Seri larutan baku konsentrasi 50
gml, 100 gml, 150 gml, 200 gml, 250
gml, 300 gml, dan 350 gml.masing-masing ditotolkan dengan volume penotolan 1 µL pada plat KLT dengan fase diam silika gel G 60 dan
setelah kering dikembangkan dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhi dengan fase gerak. Setelah mencapai jarak rambat 6,5 cm, plat dikeluarkan
dari bejana dan dikeringkan. Plat hasil pengembangan kemudian secepatnya diukur AUC dengan densitometer. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali dan
pilih persamaan kurva baku yang paling baik. Selain itu dilihat pula nilai Rf dari masing-masing seri baku kurkumin.
e. Penentuan recovery dan Coefficient of Variations CV baku.
Seri larutan baku konsentrasi 50 gml, 200 gml, dan 350 gml
diberiperlakuan seperti pada poin 2.d Replikasi dilakukan sebanyak 5 kali. Selanjutnyadihitung kadar terukur dengan menggunakan persamaan kurva
baku yang telahdibuat pada poin 2.d. Berdasarkan data ini dapat ditentukan recovery dan CVnya.
f. Penentuan recovery dan Coefficient of Variations CV baku dalam matriks
sampel. 1
Pembuatan larutan sampel LS Sejumlah lebih kurang 50 mgekstrak temulawak ditambah etanol hingga
volume 50 mL. Replikasi dilakukan sebanyak 5 kali. 2
Pembuatan larutan sampel dengan penambahan baku kurkumin LSK. Sejumlah 2,25 mL larutan baku kurkumin
dengan konsentrasi λ0 gml dimasukkan dalam labu takar 50 mL, kemudian ditambahkan 50 mg
ekstrak temulawak dan ditambahkan medium disolusi hingga tanda, setelah itu di ekstraksi menggunakan etil asetat kemudian dikeringkan
dengan udara mengalir, setelah itu ditambahkan etanol hingga tanda . Replikasi dilakukan sebanyak 5 kali.
3 Pengembangan dan pengukuran.
LSdan LSKdiberi perlakuan sepertipada poin 2.d Setelah itu dihitung kadar baku kurkumin dalam sampel menggunakan persamaan kurva baku
yang telah dibuat pada poin 2.d. Kadar bakukurkumin dalam sampel adalah selisih kadar LSKdengan kadar LSSelanjutnyadihitung recovery
dan CV nya.