Disolusi KLT-Densitometri Landasan Teori

pembawa yang mudah larut diantaranya: polivinilpirolidon, polietilen glikol, dan urea dengan tujuan untuk memperkecil ukuran partikel, meningkatkan laju dissolusi obat yang tidak larut dalam air. Drug loadyaitu jumlah kurkumin yang terkandung dalam keseluruhan total kurkumin dan pembawa. Semakin tinggi nilai drug load menunjukkan bahwa semakin banyak obat yang terkandung dalam dispersi padat sedangkan jumlah pembawa yang ada semakin sedikit sehingga disolusi obat menjadi lebih rendah. Uji disolusi menggunakan alat uji disolusi. Metode uji disolusi yang dilakukan adalah dengan metode klasik. Metode ini mengukur jumlah zat aktif yang terlarut hanya pada waktu tertentu. Kemudian kadar kurkumin diukur dengan KLT-Densitometri.

I. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori, dapat dihipotesiskan bahwa proporsi drug load berpengaruh terhadap peningkatan disolusiefisiensi kurkumin ekstrak temulawak dalam HPMC dengan spray drying,dimana semakin kecil proporsi drug load diperkirakan semakin besardisolusiefisiensikurkuminekstrak temulawak. 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental karena adanya perlakuan terhadap senyawa uji. Rancangan penelitian ini adalah rancangan penelitian acak pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

a. Variabel bebas. Proporsi drug load yang digunakan yaitu 2,4 , 4 dan 6 b. Variabel tergantung. Persen kurkumin yang terdisolusi c. Variabel pengacau. 1 Variabel pengacau terkendali. Intensitas cahaya selama penyimpanan 2 Variabel pengacau tak terkendali. Suhu dan kelembaban ruangan

2. Definisi operasional

a. Dispersi padat adalah mendispersikan ekstrak temulawak pada pembawa HPMC, yang disiapkan dengan cara dilarutkan. b. Drug load adalah kurkumin yang terkandung dalam keseluruhan total antara pembawa HPMC dan ekstrak temulawak. Drug load yang digunakan dalam penelitian iniadalah 2,4, 4 dan 6. c. Spray drying adalah metode yang digunakan untuk mengeringkan dengan cara bahan yang ingin dikeringkan, diubah ke dalam bentuk butiran-butiran air dengan cara diuapkan menggunakan atomizer. Air dari bahan yang telah berbentuk tetesan-tetesan tersebut kemudian di kontakan dengan udara panas. Peristiwa pengontakkan ini menyebabkan air dalam bentuk tetesan- tetesan tersebut mengering dan berubah menjadi serbuk. Selanjutnya proses pemisahanantara uap panas dengan serbuk dilakukan dengan cyclone. d. Disolusi didefinisikan sebagai suatu proses melarutnya dispersi padat ekstrak temulawak ke dalam suatu medium buffer phosphat. e. Pengukuran kelarutan dan disolusi kurkumin pada dispersi padat dilakukan dengan KLT-Densitometri. f. Disolusi Efisiensi adalah merupakan perbandingan luas di bawah kurva disolusi dengan luas segi empat seratus persen kurkumin yang terlarut dalam medium buffer phosphat pada menit 120.

C. Bahan Penelitian

Ekstrak TemulawakPT Phytochemindo Reksa, baku kurkuminDari Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt.,kapsul cangkang keras gelatin No.00PT. Brataco Chemika,kloroform, etanolMerck-Germany, HPMCMethocel E15, Aquadest, MeOH, Asam Asetat, NaOH, etanol 96PT. Brataco Chemika, Sodium Lauril Sulfat Merck-Germany, NaH 2 PO 4 .2H 2 O Merck-Germany.

D. Alat Penelitian

Alat-alat gelas,Dissution tester Erweka,micropipete SocorexPropettemortir, stamper, neracaanalitis Sartorius, Metler Toledo, TLC- Densitometri Camag , sentrifuge,dry box, magnetic stirer Labinco BV- Netherlands, ph indikator universal Merc,spray dryerLabPlant.

E. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan dispersi padat

Dispersi padat isolat ekstrak rimpang temulawak - HPMC E-15 dibuat dengan menimbang serbuk isolat ekstrak rimpang temulawak kemudian dilarutkan dalam 100 mL etanol 96. Campuran ini kemudian ditambahkan ke dalam HPMC E-15 yang terlebih dahulu dilarutkan dengan aquades, kedua campuran tersebut kemudian diaduk menggunakan magnetic stirer hingga homogen.Sistem dispersi padat ini dibuat dengan menggunakan metode pelarutan. Larutan ekstrak temulawak - HPMC E-15 dihilangkan pelarutnya dengan menggunakan spray dryer dengan kondisi pengoperasianμ suhu “inlet”, 120°C; suhu “outlet”, 60 - 70°C; pump speed, 8 mlmenit dan ukuran “nozzle”, 1 mm. Serbuk dispersi padat isolat ekstrak rimpang temulawak - HPMC E-15yang diperoleh ditimbang kemudian dimasukkan dalam cangkang kapsul keras ukuran 00. Proses ini diusahakan dilakukan dalam ruangan dengan RH 50 dan terlindung dari cahaya. Tabel II. Perbandingan HPMC dan Ekstrak temulawak dalam tiap formula F1 F2 F3 HPMC 5000 mg 10.000 mg 20.000 mg Eksrak Temulawak 5000 mg 5000 mg 5000 mg Perbandingan HPMC :Eksrak Temulawak 1 : 1 2 : 1 4 : 1 Drugload 6 4 2,4

2. Pembuatan campuran fisik

Campuran fisik dibuat dengan mencampurkan serbuk ekstrak ekstrak temulawak dan HPMC, yang masing-masing telah diayak sebelumnya denganayakan no. mesh 50. Jumlah serbuk ekstrak temulawak dan HPMC yang dicampurkan dihitung berdasarkan jumlah dispersi padat yang diperoleh tiapreplikasinya.

3. Uji disolusi

Uji disolusi dilakukan dengan mendisolusikan dispersi padat dan campuran fisik ke dalam medium disolusi, yaitu Buffer Phosphat pH 6. Buffer Phosphat dibuat dengan menimbang 3,12 g NaH 2 PO 4 .2H 2 O kemudian dilarutkan ke dalam aquades 1000 mL dan ditambahkan NaOH. Dalam larutan tersebut kemudian ditambahkan SLS 5 g. Kemudian medium disolusi dimasukkan ke alat uji disolusi sebanyak 500 ml dengan pengaturan kecepatan putar pedal 100 rpm dan suhu 37° ± 0,5 C. Cuplikan diambil pada menit ke 0, 5, 10, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120. Setiap pengambilan cuplikan pada menit yang ditentukan, cuplikan diambil sebanyak 5 ml dan setelah itu ditambahkan 5 ml medium disolusi ke dalam alat uji disolusi. Cuplikan yang telah diambil kemudian disaring dan di ekstraksi dengan etil asetat dan dianalisis kadarnya dengan KLT-Densitometri.

F. Penetapan kadar kurkumin dalam Cuplikan disolusi Ekstrak Temulawak

dengan TLC-Densitometri 1. Pembuatan fase gerak Fase gerak yang digunakan dalam penelitian menggunakankloroform : etanol : aquadest 25:0,96:0,04. Fase gerak dibuat dalam labu ukur 50 mLkemudian digojog.

2. Pembuatan larutan baku kurkumin

a. Pembuatan larutan stok kurkumin 2000 gml. Sejumlah lebih kurang50 mg baku kurkumin ditimbang seksama kemudian dilarutkan dalam etanolhingga volume tepat 25,0 mL. b. Pembuatan seri larutan baku. Sebanyak 0,25 mL; 0,5mL; 0,75 mL; 1 mL; 1,25 mL; 1,5, mL; dan 1,75 mL larutan stok kurkumin diambil dandimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml kemudian diencerkan dengan etanol hingga tanda, sehingga didapatkan konsentrasi 50 gml, 100 gml, 150 gml, 200 gml, 250 gml, 300 gml, dan 350 gml. c. Penetapan panjang gelombang maksimum. Seri larutan baku konsentrasi 50 gml, 200 gml, dan 350 gml masing- masing ditotolkan dengan volume penotolan 1 µ L pada plat KLT dengan fasediam silika gel GF 60 dan setelah kering dikembangkan dalam bejana kromatografiyang telah dijenuhi dengan fase gerak. Setelah mencapai jarak rambat 6,5 cm, platdikeluarkan dari bejana dan dikeringkan. Plat hasil

Dokumen yang terkait

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 / Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin.

2 7 60

Pengaruh rasio poloxamer 407/Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin.

0 2 64

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying.

2 6 96

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying.

0 2 87

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin

1 2 58

Pengaruh rasio poloxamer 407 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin

2 2 62

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam polivinil pirolidon dengan vaccum rotary evaporator.

1 3 90

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying

0 2 94

Pengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma donestica C 95)-HPMC E-5 - USD Repository

0 2 118

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam polivinil pirolidon dengan vaccum rotary evaporator - USD Repository

0 0 88