Presisi Validasi Metode Analisis

Tabel VII. Hasil perhitungan persentase kurkumin terdisolusi dalam dispersi padat dan serbuk campuran fisik ekstrak rimpang temulawak – HPMC E-5 Waktu menit Rata-rata kurkumin terdisolusi X±SD DP Formula 1:1 DP Formula 1:2 DP Formula 1:4 0,00 0,00 0,00 5 0,00 0,00 0,00 10 0,00 0,00 10,13 ± 0,48 15 2,97 ± 0,25 2,16 ± 0,03 10,18 ± 1,32 30 4,54 ± 0,41 5,41 ± 0,13 16,54 ± 0,33 45 7,06 ± 0,71 10,11 ± 0,13 19,83 ± 0,82 60 7,23 ± 0,63 15,89 ± 0,75 20,89 ± 0,4 90 9,30 ± 0,86 20,21 ± 0,55 23,05 ± 0,85 120 14,83 ± 0,88 21,87 ± 0,23 24,91 ± 0,78 Keterangan : DP = Dispersi Padat Saat pengujian disolusi terhadap serbuk campuran fisik isolat ekstrak temulawak- HPMC E-15 diketahui bahwa serbuk tersebut tidak terdisolusi, tetapi membentuk suspensi, hal tersebut ditunjukkan dengan medium disolusi yang tidak jernih dan membentuk agregat. Berbeda dengan dispersi padat ekstrak temulawak - HPMC E-15, serbuk dalam cangkang tersbut terdisolusi dengan sempurna yang digambarkan dengan medium disolusi yang jernih, tetapi sampai menit ke 120, dispersi padat ekstrak temulawak tidak habis terdisolusi. Hal ini disebabkan karena HPMC membentuk lapisan seperti gel yang membuat penetrasi air ke dalam serbuk menjadi sulit, sehingga proses disolusi menjadi lebih lambat. Maka dapat diketahui bahwa HPMC E-15 kemungkinan dapat digunakan sebagai bahan pembawa untuk obat-obatan controlled release. Jika dibandingkan dengan serbuk campuran fisik, dispersi padatmemberikan profil disolusi yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena dengan pembentukan dispersi padat, kurkumin yang molekulnya berbentuk kristal diubah menjadi bentuk amorphous dengan bantuan spray dryer. Pada saat proses spray drying, kurkumin yang awalnya berbentuk kristal dengan adanya penghilangan pelarut etanol 96 yangcepat membuat molekul kurkumintidak sempat menata dirinya sehingga molekulnya tersusun tidak beraturan dan menjadibentuk amorphousGoldberg et al, 1965. Bentuk amorphous memiliki energy state yang besar, untuk membuatkondisinya stabil maka bentuk amorphous memiliki kecenderungan untukmenyerap air dengan cepat, baik air dari udara maupun dari medium yang ada.Maka dari itu ketika dispersi padat kontak dengan air maka obat yang terdispersidalam matriks akan lebih cepat larut. Jadi kurkumin yang diformulasikan dalam dispersi padat akan lebih mudah melarut dalam medium disolusi dibandingkandengan kurkumin yang diformulasikan dalam serbuk campuran fisik karena dalam serbuk campuran fisikkurkumin masih berada dalam bentuk kristalLeuner dan Dressman, 2000. Pada serbuk campuran fisik, karena tidak diberi perlakuaan apapun makakurkumin yang ada dalam sistem tersebut molekulnya masih berbentuk kristalin.Bentuk kristalin memiliki susunan molekul yang teratur dan rapat, sehinggamembuat molekul air sulit untuk masuk. Maka dari itu disolusi kukumin padadispersi padat isolat ekstrak rimpang temulawak-HPMC E-15 memiliki profil yang lebih baik dibandingkan dengan serbuk campuran fisik.Pembentukan dispersi padat juga menghasilkan ukuran partikel yangkecil, karena saat pembentukan dispersi padat, serbuk telah terlebih dahuludidispersikan dalam

Dokumen yang terkait

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 / Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin.

2 7 60

Pengaruh rasio poloxamer 407/Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin.

0 2 64

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying.

2 6 96

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying.

0 2 87

Pengaruh rasio polivinil pirolidon K30 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap disolusi kurkumin

1 2 58

Pengaruh rasio poloxamer 407 Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin

2 2 62

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam polivinil pirolidon dengan vaccum rotary evaporator.

1 3 90

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying

0 2 94

Pengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma donestica C 95)-HPMC E-5 - USD Repository

0 2 118

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam polivinil pirolidon dengan vaccum rotary evaporator - USD Repository

0 0 88