Opini Audit Landasan Teori

3 Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 4 Penekanan atas suatu hal. 5 Laporan audit yang melibatkan auditor lain. c. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan. Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan kepada perusahaan yang berada dalam kondisi sebagai berikut: 1 Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit. 2 Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan dia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. d. Pendapat tidak wajar adverse opinion Pendapat tidak wajar diberikan auditor apabila laporan keuangan audite tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. e. Tidak memberikan pendapat disclaimer of opinion Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika dia tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila dia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

3. Going Concern

Kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukan hal yang berlawanan. Biasanya, informasi yang secara signifikan berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup entitas adalah berhubungan dengan ketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang lain. Standar Audit seksi 341, PSA No. 30. Going concern menilai apakah suatu perusahaan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam waktu jangka panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam waktu jangka pendek. PSA 30 paragraf 2 menyebutkan, auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit selanjutnya periode tersebut akan disebut dengan jangka waktu pantas. Evaluasi auditor berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan peristiwa yang ada pada atau yang telah terjadi sebelum pekerjaan lapangan selesai. Informasi tentang kondisi dan peristiwa diperoleh auditor dari penerapan prosedur audit yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang bersangkutan dengan asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan yang sedang diaudit, sebagaimana dijelaskan dalam SA seksi 326 PSA No. 7 Bukti Audit. Hery 2013: 98-99 menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan keraguan yang besar mengenai kelangsungan hidup going concern perusahaan: a. Kerugian operasi atau defisit modal yang terus berulang dan dalam jumlah yang signifikan. b. Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi hampir seluruh kewajibannya yang telah jatuh tempo. c. Kehilangan pelanggan terbesarnya “pelanggan mahkota” d. Bencana yang tidak dijamin oleh asuransi, seperti banjir dan gempa bumi yang bersifat sangat destruktif dan signifikan merugikan perusahaan. e. Masalah ketenagakerjaan yang sangat serius. f. Tuntutan pengadilan yang dapat “membahayakan” status serta kemampuan perusahaan untuk beroperasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2001 dalam PSA No. 30 apabila auditor merasa terdapat keraguan mengenai going concern suatu perusahaan maka auditor harus melakukan beberapa hal sebagai berikut: a. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan suatu usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu tertentu, maka auditor harus: 1 Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak dan kondisi yang menyebabkan suatu usaha tersebut tidak dapat bertahan lama. 2 Menganalisis apakah ada kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif dilaksanakan oleh manajemen. b. Jika manajemen tidak memiliki rencana yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak kondisi atau suatu peristiwa yang menyebabkan suatu usaha tersebut dinilai tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor harus mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer. c. Jika manajemen memiliki rencana tersebut, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh auditor adalah menyimpulkan berdasarkan pertimbangannya efektivitas rencana tersebut.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 129 96

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 43 85

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure Klien, dan Opini Audit Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2007-2011)

1 17 150

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, FINANCIAL DISTRESS DAN OPINI AUDIT TAHUN Pengaruh Reputasi Auditor, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Financial Distress Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

0 2 16

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Ukuran Perusahaan Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Ukuran Perusahaan Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).

0 2 8

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Ukuran Perusahaan Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada

0 3 19

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2012 - 2014).

0 1 25

ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, KUALITAS AUDIT TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

0 0 21