Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
oleh manajemen, laporan auditor independen juga memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan tentang kemampuan perusahaan
untuk melanjutkan usahanya going concern. Pengeluaran opini going concern
sangat berguna bagi pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan yang tepat, karena kondisi keuangan perusahaan perlu diketahui
oleh semua pihak yang berkepentingan. Hal ini membuat auditor mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mengeluarkan opini going concern yang
konsisten dengan keadaan sesungguhnya. Likuiditas suatu perusahaan sering diukur dengan rasio lancar yaitu
membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Makin rendah nilai rasio lancar menunjukkan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Januarti dan Fitrianasari 2008 menunjukkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
opini audit going concern. Hal ini menunjukan semakin tingginya likuiditas, maka perusahaan dianggap mampu untuk melakukan kewajiban jangka
pendeknya sehingga dapat menghindarkan dari penerimaan opini audit going concern
oleh auditor. Mutchler 1985 dalam Setyowati 2009 menyatakan bahwa rasio likuiditas sebagai salah satu rasio keuangan yang digunakan
auditor dalam membuat keputusan opini audit going concern dengan tingkat akurasi 83.
Mutchler 1985 dalam Santosa dan Wedari 2007 menyatakan bahwa perusahaan yang kecil akan lebih berisiko menerima opini audit going concern
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Namun hal ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhany 2004 dan Januarti dan Fitrianasari 2008 bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern. Reputasi audit yang biasanya diproksi dengan kantor akuntan publik
KAP besar big four memiliki kualitas yang lebih tinggi dalam pelatihan dan pengakuan Internasional, sehingga akan mempertinggi skala kantor
akuntan tersebut dibandingkan dengan kantor akuntan non big four Margaretta, 2005 dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008. Oleh sebab itu KAP
besar akan lebih berani memberikan opini going concern jika memang ditemukan adanya masalah pada perusahaan yang diaudit Mutchler dkk, 1997
dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008. Mengingat betapa pentingnya opini going concern, maka penulis tertarik
untuk menganalisis likuiditas, ukuran perusahaan, dan reputasi audit terhadap penerimaan opini audit going concern. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013. Alasan pemilihan perusahaan
manufakur karena transaksi perusahaan manufaktur lebih besar, lebih kompleks dan lebih bervariasi dibanding sektor lainnya. Judul penelitian ini
adalah
“Analisis Pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, dan reputasi audit terhadap penerimaan opini audit going concern Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013
”.