Analisis pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, dan reputasi audit terhadap penerimaan opini audit going concern studi empiris pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP PENERIMAAN

OPINI AUDIT GOING CONCERN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern, mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern, mengetahui pengaruh reputasi audit terhadap penerimaan opini audit going concern.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 – 2013. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dan menghasilkan sampel sebanyak 80 perusahaan. Data diuji dengan analisis regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Sementara itu, ukuran perusahaan dan reputasi audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Kata kunci: opini audit going concern, likuiditas, ukuran perusahaan, reputasi audit.


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, COMPANY SIZE, AND AUDIT REPUTATION OF THE ACCEPTANCE

GOING CONCERN AUDIT OPINION

(an Empirical Study at Manufacturing Companies Listed at Indonesian Stock Exchange)

Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The aim of this research is to analyze liquidity, company size and audit reputation of the acceptance going concern audit opinion.

The research was an empirical study. The sample used in this research were manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange in 2011-2013. Those companies were selected by purposive sample method. There were 80 companies. The data were tested by logistic regression analysis.

The result showed that liquidity was the only factor, that significantly influenced the acceptance going concern audit opinion. In contrast, company size and reputation audit were not have any significant influenced to the acceptance going concern audit opinion.

Keywords: going concern audit opinion, liquidity, company size and audit reputation.


(3)

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN

PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN

PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh

kepercayaan, kamu akan menerimanya. (Matius 21:22)

Bukankah telah Ku-perintahkan kepadamu: kuatkan dan

teguhkanlah hatimu? Jangan kecut dan tawar hati, sebab Tuhan,

Allahmu, menyertai engkau, kemanapun engkau pergi. (Yosua 1:9)

Kupersembahkan skripsi ini kepada: Tuhan Yesus Kristus. Kedua orangtuaku, Jan Superdi Sinurat & Hotni Nainggolan Adikku, Yunita, Veni dan Lora sahabat dan teman-teman terkasih.


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 10 Desember 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Desember 2015 Yang membuat pernyataan,


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama: Friska Kristiani Sinurat

NIM: 112114136

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 31 Desember 2015

Yang menyatakan,


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013). Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi pada Program Sarjana Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Hormat dan terima kasih penulis haturkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas berkat, penyertaan dan kasih yang tak terhingga. 2. Drs, Johannes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3. Dr. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini.

4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 5. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing yang telah


(11)

viii

6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma atas ilmu dan bantuan yang bermanfaat selama penulis belajar.

7. Papa tersayang Jan Superdi Sinurat dan Mama tercinta Hotni Nainggolan yang telah berusaha memenuhi kebutuhan pendidikan penulis. Selalu memberikan kasih, kehangatan, dan dukungan yang tidak terbatas. Terimakasih atas doa dan kasih sayang yang tak terbatas kepada penulis. 8. Adik-adikku tercinta: Yunita Yarista Sinurat, Veni Sendiana Sinurat dan

Aprillia Lorensi Sinurat, yang selalu memberikan dukungan dan doa terhadap penulis.

9. Sefanya Premi Aji, yang menjadi penyemangat buat penulis. Terimakasih atas segala dukungan, doa, dan cintanya. I’m so lucky to have you!

10.Sahabat sekaligus teman seperjuangan: Meta Nusati, Rima Ayu Anggraini, Monica Raditya, Tresia Agapa, Anis Wuryansari, Venansius Dicky Roni, dan Bernardus Unggul yang selalu ada saat penulis senang maupun sedih. Tangis, tawa, susah dan senang selalu bersama.

11.Teman-teman kos Beo 49: Mbak Nia, Desti, Mela, Angela, dan Dikta yang secara langsung maupun tidak langsung ikut mendukung dan mendoakan. 12.Sahabat terbaik, Nila Agustina Sijabat yang selalu ada saat penulis sedih,

selalu mendengarkan segala keluh kesah penulis.

13.Teman-teman Akuntansi 2011 tersayang (terutama kelas C) yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung dan ikut mendoakan.


(12)

ix

Atas perhatian yang telah diberikan kepada penulis, dengan ketulusan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktur dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Desember 2015


(13)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL & GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 20


(14)

xi

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 25

D. Pengembangan Hipotesis ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 29

C. Devinisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ... 30

D. Populasi dan Sampel ... 32

E. Teknik Pengambilan Sampel... 32

F. Sumber Data ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 39

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 39

B. Deskripsi Sampel ... 39

1. Sampel Penelitian ... 39

2. Analisis Statistik Deskriptif ... 40

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Analisis Data ... 43

1. Menilai Kelayakan Model Regresi... 43

2. Menilai Keseluruhan Model Fit ... 44

3. Koefisien Determinasi ... 45

4. Analisis Regresi Logistik ... 46


(15)

xii

BAB VI. PENUTUP ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Keterbatasan Penelitian ... 51

C. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(16)

xiii

DAFTAR TABEL & GAMBAR

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 23

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 26

Tabel 4.1 Penentuan Sampel Penelitian ... 40

Tabel 4.2 Distribusi Opini Audit ... 40

Tabel 4.3 Distribusi Reputasi Auditor ... 41

Tabel 4.4 Analisis Diskriptif ... 42

Tabel 5.1 Hosmer and Lemeshow Test ... 43

Tabel 5.2 -2 Log Likelihood (Block Number = 0) ... 44

Tabel 5.3 -2 Log Likelihood (Block Number = 1) ... 45

Tabel 5.4 Koefisien Determinasi... 45


(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel ... 54

Lampiran 2.Data Perusahaan Sampel ... 60

Lampiran 3. Data Ekstrim Likuiditas ... 64


(18)

xv

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP PENERIMAAN

OPINI AUDIT GOING CONCERN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern, mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern, mengetahui pengaruh reputasi audit terhadap penerimaan opini audit going concern.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 – 2013. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dan menghasilkan sampel sebanyak 80 perusahaan. Data diuji dengan analisis regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Sementara itu, ukuran perusahaan dan reputasi audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Kata kunci: opini audit going concern, likuiditas, ukuran perusahaan, reputasi audit.


(19)

xvi

ABSTRACT

ANALYSIS THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, COMPANY SIZE, AND AUDIT REPUTATION OF THE ACCEPTANCE

GOING CONCERN AUDIT OPINION

(an Empirical Study at Manufacturing Companies Listed at Indonesian Stock Exchange)

Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The aim of this research is to analyze liquidity, company size and audit reputation of the acceptance going concern audit opinion.

The research was an empirical study. The sample used in this research were manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange in 2011-2013. Those companies were selected by purposive sample method. There were 80 companies. The data were tested by logistic regression analysis.

The result showed that liquidity was the only factor, that significantly influenced the acceptance going concern audit opinion. In contrast, company size and reputation audit were not have any significant influenced to the acceptance going concern audit opinion.

Keywords: going concern audit opinion, liquidity, company size and audit reputation.


(20)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan sarana penting untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada stakeholder. Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 8 dijelaskan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Agar dapat memberikan informasi yang berguna, maka laporan keuangan harus berkualitas. Informasi yang berkualitas sangat penting karena informasi tersebut akan mempengaruhi stakeholder dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan alokasi sumber daya lainnya.

Untuk menghindari adanya kecurangan laporan keuangan maka dibutuhkan pihak ketiga antara manajemen dan stakeholder, pihak ketiga dalam hal ini adalah auditor independen atau akuntan publik. Namun, dalam beberapa kasus auditor gagal untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Contohnya, pada tahun 2002 Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen lalai dalam menjalankan tugasnya sehingga perusahaan Enron dan Worldcom akhirnya bangkrut karena kasus manipulasi data laporan keuangan. Adapun kasus KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang gagal mengungkapkan terjadinya fraud accounting pada Xerox Corp pada tahun 2001. Kasus-kasus tersebut


(21)

menyebabkan auditor banyak mendapat kritikan. Auditor yang diharapkan mampu mendeteksi kecurangan dan mengungkapkan informasi mengenai perusahaan secara menyeluruh, belum mampu melakukan perkerjaan dengan baik.

Auditor sebagai pihak independen perusahaan mempunyai peranan yang penting sebagai perantara antara perusahaan dengan pihak-pihak berkepentingan yang menggunakan laporan keuangan. Isi dari laporan keuangan yang diaudit merupakan tanggungjawab dari pihak manajemen, sedangkan auditor hanya bertanggungjawab terhadap opini yang diberikan.

Standar Audit (SA) seksi 341 menyebutkan bahwa auditor bertanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam perioda waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit. Selain itu, Statement on Auditing Standards (SAS) No. 59 juga menyatakan bahwa auditor harus mengungkapkan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan.

Opini going concern yang diterima oleh sebuah perusahaan menunjukkan adanya kondisi dan peristiwa yang menimbulkan keraguan auditor akan kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh auditor dalam memberikan opini going concern adalah meramalkan apakah auditee akan mengalami kebangkrutan atau tidak. Selain memperoleh informasi mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan


(22)

oleh manajemen, laporan auditor independen juga memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya (going concern). Pengeluaran opini going concern sangat berguna bagi pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan yang tepat, karena kondisi keuangan perusahaan perlu diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. Hal ini membuat auditor mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mengeluarkan opini going concern yang konsisten dengan keadaan sesungguhnya.

Likuiditas suatu perusahaan sering diukur dengan rasio lancar yaitu membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Makin rendah nilai rasio lancar menunjukkan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Januarti dan Fitrianasari (2008) menunjukkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern. Hal ini menunjukan semakin tingginya likuiditas, maka perusahaan dianggap mampu untuk melakukan kewajiban jangka pendeknya sehingga dapat menghindarkan dari penerimaan opini audit going concern oleh auditor. Mutchler (1985) dalam Setyowati (2009) menyatakan bahwa rasio likuiditas sebagai salah satu rasio keuangan yang digunakan auditor dalam membuat keputusan opini audit going concern dengan tingkat akurasi 83%.

Mutchler (1985) dalam Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang kecil akan lebih berisiko menerima opini audit going concern dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Namun hal ini tidak


(23)

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhany (2004) dan Januarti dan Fitrianasari (2008) bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Reputasi audit yang biasanya diproksi dengan kantor akuntan publik (KAP) besar (big four) memiliki kualitas yang lebih tinggi dalam pelatihan dan pengakuan Internasional, sehingga akan mempertinggi skala kantor akuntan tersebut dibandingkan dengan kantor akuntan non big four (Margaretta, 2005 dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008). Oleh sebab itu KAP besar akan lebih berani memberikan opini going concern jika memang ditemukan adanya masalah pada perusahaan yang diaudit (Mutchler dkk, 1997 dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008).

Mengingat betapa pentingnya opini going concern, maka penulis tertarik untuk menganalisis likuiditas, ukuran perusahaan, dan reputasi audit terhadap penerimaan opini audit going concern. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013. Alasan pemilihan perusahaan manufakur karena transaksi perusahaan manufaktur lebih besar, lebih kompleks dan lebih bervariasi dibanding sektor lainnya. Judul penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, dan reputasi audit terhadap penerimaan opini audit going concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)”.


(24)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah reputasi audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis rasio likuiditas terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh reputasi audit terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(25)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

1. Memberikan kontribusi bagi pengembang teori dan pengetahuan di bidang akuntansi, terutama yang berkaitan dengan opini audit khususnya going concern.

2. Manajer Perusahaan

Dengan melihat hasil pengaruh penelitian ini dapat memudahkan manajemen dalam memberi keputusan yang berkaitan dengan manfaat ekonomi di masa yang akan datang serta dalam mempertahankan dan mengembangkan perencanaan usaha.

3. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan dan sebagai bahan acuan penelitian yang sama di masa yang akan datang.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat menambah referensi kepustakaan di perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

5. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menjadi wadah bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan khususnya ilmu tentang pengauditan. Selain itu, penulis mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang going concern.


(26)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun sebagai berikut: Bab I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II KAJIAN PUSTAKA

Berisi landasan teori, penelitan terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.

Bab III METODE PENELITIAN

Berisi tentang jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Berisi tentang gambaran umum objek penelitian dan deskripsi sampel.

Bab V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang analisis data dan pembahasan. Bab VI PENUTUP


(27)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Auditing (Pengauditan)

Menurut Agoes (2012: 4) pengertian auditing adalah:

“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”

Menurut Mulyadi (2002), auditing adalah:

“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Sunyoto (2014: 21-23), menyebutkan standar dalam auditing yang berlaku secara umum ada tiga, yaitu:

a. Standar umum

Standar umum dalam auditing sebagai berikut:

1) Audit harus dilakukan oleh seorang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.

2) Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam semua hal yang berhubungan dengan audit.


(28)

3) Auditor harus menerapkan kemahiran profesional dalam melaksanakan audit dan menyusun laporan. b. Standar pekerjaan lapangan

Standar lapangan pekerjaan yang dimaksud adalah:

1) Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua asisten sebagaimana mestinya. 2) Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup

mengenai entitas serta lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai resiko salah saji yang material dalam laporan keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan selanjutnya untuk merancang sifat, waktu serta luas prosedur audit.

3) Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit.

c. Standar pelaporan

Standar pelaporan yang dimaksud adalah:

1) Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2) Auditor dalam laporan auditnya harus mengidentifikasi mengenai keadaan dimana prinsip akuntansi tidak


(29)

secara konsisten diikuti selama periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

3) Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan secara informatif belum memadai, auditor harus menyatakannya dalam laporan audit.

4) Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak dapat diberikan. Jika auditor tidak dapat memberikan suatu pendapat, auditor harus menyebutkan alasan-alasan yang mendasarinya dalam laporan auditor. Dalam semua kasus jika nama seorang auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, auditor ini harus secara jelas (dalam laporan auditor) menunjukkan sifat pekerjaannya, jika ada, serta tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor bersangkutan.

Jusup (2001: 15-16) menyebutkan audit dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan laporan keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan. Kriteria yang digunakan


(30)

adalah Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Laporan keuangan yang diperiksa meliputi neraca (laporan posisi keuangan), laporan laba-rugi, dan laporan arus kas, termasuk catatan kaki (footnotes). Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai tujuan. Oleh karena itu akan lebih efisien untuk menggunakan satu auditor untuk melakukan suatu audit dan menarik kesimpulan yang bisa diandalkan oleh berbagai pihak daripada menyeluruh tiap pemakai laporan melakukan audit secara sendiri-sendiri.

b. Audit Kesesuaian

Audit kesesuaian dilakukan untuk menentukan pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan yang ditetapkan oleh pihak yng berwenang atau tidak. Hasil audit kesesuaian biasanya dilaporkan kepada seseorang atau pihak tertentu yang lebih tinggi yang ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

c. Audit Operasional

Audit operasional dilakukan untuk pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metode yang ditetapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi


(31)

efisiensi dan efektivitas. Hasil dari suatu audit operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi.

2. Opini Audit

Pendapat auditor (opini audit) adalah bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit. Menurut PSA No. 04 (SA Seksi 230:12), pendapat auditor atas laporan keuangan didasarkan pada konsep pemerolehan keyakinan memadai, auditor bukanlah penjamin dan laporannya tidak merupakan suatu jaminan. Laporan keuangan yang diaudit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian bukanlah penjamin bahwa perusahaan yang diaudit bebas dari kebangkrutan.

Menurut Mulyadi (2002: 416-422), ada lima jenis pendapat auditor, yaitu:

a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut ini terpenuhi:

1) Semua laporan neraca, laba–rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan.


(32)

2) Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor.

3) Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melakukan tiga standar pekerjaan lapangan.

4) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

5) Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas atau modifikasi kata – kata dalam laporan audit.

b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified opinion with explanatory language)

Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas atau bahasa penjelas yang lain dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi kata–kata dalam laporan audit baku adalah:

1) Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum. 2) Keraguan besar tentang kelangsungan hidup perusahaan.


(33)

3) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

4) Penekanan atas suatu hal.

5) Laporan audit yang melibatkan auditor lain.

c. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan. Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan kepada perusahaan yang berada dalam kondisi sebagai berikut:

1) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit.

2) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan dia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.

d. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Pendapat tidak wajar diberikan auditor apabila laporan keuangan audite tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.


(34)

Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika dia tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila dia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

3. Going Concern

Kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukan hal yang berlawanan. Biasanya, informasi yang secara signifikan berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup entitas adalah berhubungan dengan ketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang lain. (Standar Audit seksi 341, PSA No. 30). Going concern menilai apakah suatu perusahaan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam waktu jangka panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam waktu jangka pendek.

PSA 30 paragraf 2 menyebutkan, auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (selanjutnya periode tersebut akan disebut dengan


(35)

jangka waktu pantas). Evaluasi auditor berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan peristiwa yang ada pada atau yang telah terjadi sebelum pekerjaan lapangan selesai. Informasi tentang kondisi dan peristiwa diperoleh auditor dari penerapan prosedur audit yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang bersangkutan dengan asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan yang sedang diaudit, sebagaimana dijelaskan dalam SA seksi 326 (PSA No. 7) Bukti Audit.

Hery (2013: 98-99) menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan keraguan yang besar mengenai kelangsungan hidup (going concern) perusahaan:

a. Kerugian operasi atau defisit modal yang terus berulang dan dalam jumlah yang signifikan.

b. Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi hampir seluruh kewajibannya yang telah jatuh tempo.

c. Kehilangan pelanggan terbesarnya (“pelanggan mahkota”)

d. Bencana yang tidak dijamin oleh asuransi, seperti banjir dan gempa bumi yang bersifat sangat destruktif dan signifikan merugikan perusahaan.

e. Masalah ketenagakerjaan yang sangat serius.

f. Tuntutan pengadilan yang dapat “membahayakan” status serta kemampuan perusahaan untuk beroperasi.


(36)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam PSA No. 30 apabila auditor merasa terdapat keraguan mengenai going concern suatu perusahaan maka auditor harus melakukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan suatu usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu tertentu, maka auditor harus:

1) Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak dan kondisi yang menyebabkan suatu usaha tersebut tidak dapat bertahan lama.

2) Menganalisis apakah ada kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif dilaksanakan oleh manajemen. b. Jika manajemen tidak memiliki rencana yang dapat digunakan

untuk mengurangi dampak kondisi atau suatu peristiwa yang menyebabkan suatu usaha tersebut dinilai tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor harus mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer).

c. Jika manajemen memiliki rencana tersebut, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh auditor adalah menyimpulkan (berdasarkan pertimbangannya) efektivitas rencana tersebut.


(37)

d. Jika auditor berkesimpulan rencana manajemen tersebut tidak efektif, auditor harus menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer).

e. Jika auditor mendapatkan kesimpulan bahwa rencana tersebut akan berjalan secara efektif dan klien mengungkapkan keadaan tersebut di dalam catatan laporan keuangan, auditor dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).

f. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut akan dapat berjalan secara efektif namun klien tidak mengungkapkan keadaan tersebut di dalam catatan laporan keuangan, auditor dapat memberikan pendapat tidak wajar (adverse opinion).

4. Opini Audit Going Concern

Opini audit going concern adalah opini audit yang dikeluarkan oleh auditor untuk mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2011).

Jika auditor berkesimpulan bahwa terdapat keraguan besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan, tanpa memperhatikan pengungkapan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). Dalam hal ini auditor memberikan opini audit going concern.


(38)

SA Seksi 341, PSA No. 30 (SPAP, 2011) memberikan contoh paragraf penjelasan mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya yang dicantumkan pada laporan auditor jika auditor memberikan opini audit going concern kepada auditee, seperti berikut ini:

“Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan anggapan

Perusahaan akan melanjutkan usahanya secara berkelanjutan. Seperti yang diuraikan dalam Catatan X atas laporan keuangan, Perusahaan telah mengalami kerugian yang berulangkali dari usahanya dan mengakibatkan saldo ekuitas negatif serta pada tanggal 31 Desember 20X2, jumlah liabilitas lancar Perusahaan melebihi jumlah aset sebesar Rp YYY. Rencana manajemen untuk mengatasi masalah ini juga telah diungkapkan dalam Catatan X. Laporan keuangan terlampir tidak

mencakup penyesuaian yang berasal dari masalah tersebut.”

5. Likuiditas dan Opini Audit Going Concern

Likuiditas dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek (Sartono, 2010). Likuiditas dapat ditentukan dengan menggunakan rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio kas (cash ratio) dan cash flow liquidity ratio. Rasio lancar merupakan salah satu rasio keuangan yang paling banyak digunakan oleh para praktisi audit (Purba, 2006 dalam Setyowati, 2009).

Semakin tinggi rasio likuiditas, semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya (Gallagher, 2007 dalam Andhita, 2015). Kemampuan perusahaan yang rendah dalam melaksanakan kewajibannya akan menyebabkan auditor ragu akan


(39)

kelangsungan hidup perusahaan, sehingga opini audit going concern lebih mudah didapat (Januarti dan Fitrianasari, 2008).

Sutedja (2010) mengatakan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern dikarenakan perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang rendah akan semakin dipantau kemampuan pihak manajemennya dalam melanjutkan usaha oleh debtholder dan regulator karena perusahaan tersebut memiliki tingkat risiko yang tinggi. Dengan adanya monitoring tersebut maka perusahaan akan berusaha menyelesaikan kesulitan keuangannya.

6. Ukuran Perusahaan dan Opini Audit Going Concern

Machfoedz (1994) dalam Suwito dan Herawaty (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm).

Auditor akan lebih sering mengeluarkan opini going concern bagi perusahaan yang lebih kecil, dengan alasan bahwa perusahaan besar akan lebih mudah mengatasi masalah keuangan karena memiliki jajaran manajemen yang lebih baik sehingga pihak kreditor akan lebih bisa percaya untuk memberikan kredit kepada perusahaan besar, kondisi ini


(40)

diperhatikan auditor untuk menunda memberikan opini going concern (Mutchler, 1986 dalam Setyowati, 2009).

7. Reputasi Audit dan Opini Audit Going Concern

Kantor Akuntan Publik menjaga reputasinya dengan cara memiliki tim auditor yang berkualitas, karena pendapat atas suatu laporan keuangan akan lebih bermanfaat bagi pengguna untuk pengambilan keputusan ekonomi jika pendapat tersebut diberikan oleh auditor yang berkualitas (Setyowati, 2009).

De Angelo (1981) dalam Setyowati (2009) menyatakan bahwa kantor akuntan publik besar melakukan audit lebih baik karena mereka mempunyai reputasi yang lebih baik dibandingkan pada kantor akuntan publik skala kecil. Disamping itu, kantor akuntan publik yang lebih besar mempunyai sumber daya manusia yang lebih banyak sehingga mereka bisa memperoleh karyawan yang lebih trampil. Kantor akuntan publik besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi resiko proses pengadilan. Oleh sebab itu kantor akuntan publik besar akan lebih berani memberikan opini going concern jika memang ditemukan adanya masalah pada perusahaan yang diaudit (Mutchler et al. dalam Januarti (2009).

American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) menggolongkan kantor akuntan kedalam kantor akuntan besar dan kantor akuntan kecil (Setyowati, 2009). Kantor akuntan publik besar yang


(41)

dimaksud dalam penelitian ini adalah kantor akuntan yang berafiliasi, sedangkan kantor akuntan publik kecil adalah kantor akuntan yang tidak berafiliasi. Kantor akuntan publik besar lebih independen dibandingkan dengan kantor akuntan publik kecil karena untuk kantor akuntan publik besar hilangnya satu klien tidak begitu mempengaruhi pendapatannya dan kantor akuntan publik besar biasanya memiliki departemen audit yang terpisah dengan departemen yang memberikan jasa lain kepada klien sehingga dapat mengurangi akibat negatif terhadap independensi akuntan publik.

Di Indonesia Kantor Akuntan Publik dikelompokkan menjadi KAP yang berafiliasi (The Big Four) dan KAP yang tidak berafiliasi (non the Big Four). KAP The Big Four adalah:

a.KAP yang berafiliasi dengan Price Water House Coopers (PWC).

b.KAP yang berafiliasi dengan Delloite Touche Tohmatsu.

c.KAP yang berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG).


(42)

B. Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu mengenai opini audit going concern: Peneliti

(Tahun) Judul

Variabel dan Pengukuran

Alat

Analisis Hasil Penelitian Agatha Indah Bima Prasetyani (2008) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap opini audit Kualitas audit diukur dengan dummy, pertumbuhan perusahaan diukur dengan rasio pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan diukur dengan besarnya total aktiva dan opini audit tahun sebelumnya diukur dengan menggunakan dummy. Regresi Logistik Kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit, sedangkan ukuran perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit.

Junaidi dan Jogiyanto Hartono (2010)

Faktor non keuangan pada opini going

concern

Tenure diukur dengan skala interval sesuai dengan lama hubungan KAP dengan

perusahaan, reputasi auditor diukur dengan variabel dummy, disclosure diukur dengan indeks tingkat

pengungkapan atas informasi dengan peraturan BAPEPAM SE-02/PM/2002, dan ukuran

perusahaan diukur dengan

menggunakan natural log dari

Regresi Logistik Tenure, reputation, dan disclosure berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. Sedangkan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.


(43)

Peneliti

(Tahun) Judul

Variabel dan Pengukuran

Alat

Analisis Hasil Penelitian aset total

perusahaan. Mirna

Dyah Praptitorini dan Indira Januarti (2011)

Analisis pengaruh kualitas audit, debt default dan opinion shopping terhadap penerimaan opini audit going

concern

Kualitas audit, debt default dan opinion shopping diukur dengan variabel dummy.

Regresi Logistik

Variabel debt default

berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern,

sedangkan variabel kualitas audit yang diproksi dengan auditor industry specialization dan opinion shopping tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Dari ketiga penelitian diatas alat analisis yang digunakan adalah regresi logistik, karena variabel terikatnya merupakan data kualitatif yang diukur sebagai variabel dummy. Variabel kualitas auditor pada penelitian Prasetyani (2008) serta Praptitorini dan Januarti (2011) tidak berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan pada penelitian Junaidi dan Hartono (2010) reputasi auditor berpengaruh positif terhadap opini audit going concern. Variabel ukuran perusahaan pada penelitian Prasetyani (2008) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan pada penelitian Junaidi dan Hartono (2010) variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.


(44)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Opini audit going concern merupakan hal yang sangat mempengaruhi eksistensi perusahaan go public, karena merupakan penentuan apakah perusahaan akan terus dapat berlanjut atau tidak. Auditor harus lebih berhati-hati dalam memperberhati-hatikan kondisi perusahaan pada masa pengauditan sampai pada pemberian opini audit. Sedikit kesalahan atas opini audit, bukan hanya perusahaan yang bisa terganggu kelangsungan hidupnya namun juga mempengaruhi persepsi masyarakat tentang auditordan kantor akuntannya.

Semakin rendah nilai likuiditas suatu perusahaan menunjukan semakin rendah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga perusahaan akan lebih mampu memperoleh opini audit going concern. Semakin besar ukuran perusahaan menunjukan bahwa perusahaan perusahaan telah dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang panjang. Semakin baik reputasi audit maka KAP akan lebih berusaha untuk menjaga nama baik dan menghindahi tindakan yang mengganggu nama besar mereka.

Hubungan antara likuiditas, ukuran perusahaan, dan reputasi audit terhadap penerimaan opini going concern dapat digambarkan dalam kerangka sebagaiberikut:


(45)

Gambar 2.1

Variabel Independen Variabel Dependen

D. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh likuiditas terhadap opini audit going concern

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Dalam hubungannya dengan likuiditas makin kecil likuiditas, perusahaan kurang likuid sehingga tidak dapat membayar para krediturnya maka auditor kemungkinan memberikan opini audit going concern). Kemampuan perusahaan yang rendah dalam melaksanakan kewajibannya akan menyebabkan auditor ragu akan kelangsungan hidup perusahaan, sehingga opini audit going concern lebih mudah di dapat (Januarti dan Fitrianasari, 2008). Makin kecil likuiditas suatu perusahaan, menunjukan semakin rendah kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya. Apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendek maka hal tersebut dapat mempengaruhi kredibilitas perusahaan dan dapat dianggap bahwa perusahaan sedang

Reputasi Audit Ukuran Perusahaan Likuiditas

Opini Audit Going Concern


(46)

berada dalam masalah yang dapat mengganggu kelangsungan usahanya. Dan sebaliknya semakin besar likuiditas perusahaan, maka semakin mampu pula perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu. Dari uraian tersebut peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Likuiditas berpengaruh positif terhadap pemberian opini audit going concern.

2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki. Perusahaan dengan total aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah menunjukkan kemampuan dalam menjaga kelangsungan usaha dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang panjang. Semakin tinggi total asset yang dimiliki, maka perusahaan dianggap memiliki ukuran yang besar sehingga mampu mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan besar memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola perusahaan dan menghasilkan laporan keuangan yang lebih berkualitas (Junaidi dan Hartono, 2010). Semakin kecil skala perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih kecil dalam pengelolaan usahanya. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit going concern. Berdasarkan uraian tersebut dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:


(47)

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pemberian opini audit going concern.

3. Pengaruh reputasi audit terhadap opini audit going concern

Auditor bertanggung jawab untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen dan menilai mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. McKinley et al. (1985) dalam Fanny dan Saputra (2005), menyatakan bahwa KAP besar akan berusaha untuk menjaga nama dan menghindari tindakan yang mengganggu nama besar mereka. KAP besar akan lebih berani memberikan opini going concern jika memang ditemukan adanya masalah pada perusahaan yang diaudit (Mutchler et al. dalam Januarti (2009). Oleh karena itu hipotesis yang disajikan sebagai berikut:

H3: Reputasi audit berpengaruh positif terhadap pemberian opini audit going concern.


(48)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris (empirical research), yaitu penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi dan pengalaman (Indriantoro dan Supomo, 2002: 29). Dalam penelitian ini fakta empiris diperoleh dengan cara melakukan pengujian terhadap data-data sekunder perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan keuangan auditan dengan mengakses dan mengunduh situs resmi Bursa Efek Indonesia melalui website

www.idx.co.id. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2011-2013. Perusahaan manufaktur tersebut dipilih dari daftar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (go public) dan terdaftar atau melaporkan kinerja keuangan di ICMD. Beberapa alasan sampel penelitian diambil dari ICMD adalah daftar perusahaan telah dikelompokkan dalam beberapa industri dan sub-sub kelompok industri.


(49)

D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:33). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going concern. Variabel opini audit going concern diukur dengan menggunakan variabel dummy. Kategori 1 untuk perusahaan manufaktur yang menerima opini audit going concern dan 0 untuk perusahaan manufaktur yang menerima opini audit non going concern. Yang termasuk dalam opini audit non going concern adalah laporan keuangan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas mengenai going concern problem (Vanstraelen, 2002).

2. Variabel bebas atau independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2007:33). Variabel independen dalam penelitian ini adalah likuiditas, ukuran perusahaan dan reputasi audit:

a. Likuiditas (X1)

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar.


(50)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Likuiditas diukur dengan rumus sebagai berikut:

b. Ukuran Perusahaan (X2)

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara. Ukuran perusahaan diukur menggunakan natural log dari total aset perusahaan. Total aset dipilih sebagai proksi atas ukuran perusahaan karena mempertimbangkan bahwa nilai aset relatif lebih stabil dibanding nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002). Dalam penelitian ini total aset dijadikan dalam bentuk logaritma natural. Hal ini dilakukan karena ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset dinyatakan dalam jutaan rupiah sehingga membuat digit data terlalu besar, nilai data, dan sebarannya juga lebih besar dari variabel lain.

c. Reputasi Audit (X3)

Reputasi audit adalah nama baik yang dimiliki oleh KAP. Skala KAP dipilih sebagai proksi reputasi audit. Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy. Angka 1 diberikan pada perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang


(51)

berafiliasi dengan KAP The Big Four Auditor. Sedangkan angka 0 diberikan kepada perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP The Big Four Auditor.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan obyek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik yang terbatas maupun tidak terbatas. (Sumarni dan Wahyuni, 2006:69). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan-perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang termuat di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) pada tahun 2011-2013.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Sumarni dan Wahyuni, 2006:70). Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI yang termuat di Indonesia Capital Market Directory (ICMD) periode 2011-2013.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling method, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut :


(52)

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011, 2012 dan 2013.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah, karena penelitian ini dilakukan di Indonesia.

3. Laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

4. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2011-2013.

E. Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Umar, 2003: 69). Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesian Capital Market Direktory (ICMD). Data ICMD diperoleh dari pojok BEI Universitas Sanata Dharma periode pengamatan tahun 2011-2013.

F. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara mengunduh data-data perusahaan melalui website resmi Indonesia Stock Exchange yaitu www.idx.co.id. Data terkait informasi yang diperlukan dalam penelitianini dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.


(53)

G. Teknik Analisis Data

Rumusan masalah 1-3 akan dijawab dengan menggunakan tahapan-tahapan pengujian yaitu sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini, yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai minimum dan maksimum, serta deviasi standar.

2. Analisis Regresi Logistik (Logistic Regression)

Model binary logistic adalah model regresi yang memiliki variabel dependen berupa data kategori, sedangkan variabel independennya berupa data numerik (Nawari, 2010: 185). Data kategori tersebut berupa nilai dummy 1 atau 0. Pengujian dengan model regresi logistik dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi logistik karena variabel terikatnya yaitu opini audit going concern merupakan data kualitatif yang menggunakan variabel dummy dan variabel bebasnya merupakan kombinasi antara variabel metrik dan non-metrik (Sumodiningrat, 2007: 334). Ghozali (2006: 225) menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi


(54)

normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006: 225). Analisis regresi logistik dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows 16.00.

Untuk menguji hipotesis, menggunakan variabel yang dimodelkan sebagai berikut:

a + b1 Likuiditas + b2 SIZE + b3 REPUT + e Keterangan:

GC = opini going concern (variabel dummy, 1 jika opini going concern, 0 jika opini non going concern)

Likuiditas = Rasio Likuiditas

SIZE = ukuran perusahaan menggunakan natural log dari aset total perusahaan

REPUT = reputasi auditor (variabel dummy, 1 untuk auditor yang tergabung dalam skala besar (kantor akuntan publik big four) dan 0 untuk auditor yang tidak tergabung dalam skala besar (kantor akuntan publik non big four).

a = konstanta


(55)

Tahapan-tahapan pengujian regresi logistik yaitu sebagai berikut: a. Menilai Kelayakan Model Regresi

Tes statistik yang digunakan untuk menilai data adalah Hosmer and Lomeshow Goodness. Hosmer and Lomeshow Goodness of fit menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data). Jika nilai Hosmer and Lomeshow Goodness of fit sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Hosmer and Lomeshow Goodness of fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer and Lomeshow Goodness of fit lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data b. Menilai Keseluruhan Model Fit

Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan fungsi Likelihood. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0), dimana model hanya


(56)

memasukkan konstanta dan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1), dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Apabila nilai -2LL Block Number = 0 > nilai -2LL Block Number = 1, hal ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006: 233).

c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Nagelkerke R Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan dan mempengaruhi variabel dependen. Nilai Nagelkerke R Square bervariasi antara 1 (satu) dan 0 (nol). Semakin mendekati nilai 1 maka model dianggap semakin goodness of fit semenatara semakin mendekati 0 maka model semakin tidak goodness of fit.

d. Menguji Hipotesis

Level of signifikanst (a) sebesar 5%. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis berdasarkan pada p-value (probabilitas value). Jika p-value > a (0,05) maka hipotesis nol diterima, jika p-value ≤ a (0,05) maka hipotesis nol ditolak.


(57)

Ho1: b1 ≤ 0 Likuiditas tidak berpengaruh positif terhadap opini audit going concern.

Ha1 : b1 > 0 Likuiditas berpengaruh positif terhadap opini audit going concern.

Ho2 : b2 ≤ 0 Ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap opini audit going concern.

Ho2 : b2 > 0 Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap opini audit going concern.

Ho3 : b3 ≤ 0 Reputasi auditor tidak berpengaruh positif terhadap opini audit going concern.

Ho3 : b3 > 0 Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap opini audit going concern.


(58)

39 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2011 hingga 2013. Berdasarkan data pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD), populasi perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013 sebanyak 149 perusahaan.

B. Deskripsi Sampel 1. Sampel Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2011-2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Atas dasar kriteria yang telah ditetapkan, maka proses pengambilan sampel dijelaskan pada tabel 4.1 berikut ini:


(59)

Tabel 4.1. Penentuan Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah Perusahaan

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011, 2012 dan 2013.

149

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah.

(23)

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember.

(4)

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen

(38)

Data Ekstrim (4)

Jumlah sampel akhir 80

Tahun pengamatan 3

Jumlah pengamatan 240

2. Analisis Statistik Deskriptif a. Analisis Frekuensi

Hasil analisis frekuensi opini audit dan reputasi audit di sajikan pada tabel 4.2 dan 4.3.

4.2 Distribusi Opini Audit Pada Sampel Penelitian

Opini Audit Frekuensi Persen

0 1 22 218 9,2 90,8

Total 240 100

Variabel terikat atau dependen yaitu opini audit going concern diukur dengan variabel dummy, dimana kategori 1 diberikan pada perusahaan yang memperoleh opini audit going concern. Sedangkan kategori 0 diberikan pada


(60)

perusahaan yang memperoleh opini audit non going concern. 218 perusahaan (90,8%) memperoleh opini audit non going concern dan 22 perusahaan (9,2%) memperoleh opini audit going concern.

4.3 Distribusi Reputasi Auditor Pada Sampel Penelitian

Opini Audit Frekuensi Persen

0 1

146 94

60,8 39,2

Total 240 100

Variabel bebas atau independen yaitu reputasi audit diukur dengan variabel dummy, dimana kategori 1 diberikan pada perusahaan yang menggunakan jasa KAP The Big Four Auditor. Sedangkan kategori 0 diberikan pada perusahaan yang tidak berafiliasi dengan KAP The Big Four Auditor. 146 perusahaan (60,8%) menggunakan jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four Auditor dan 94 perusahaan (39,2%) menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan The Big Four Auditor.

b. Analisis Deskriptif

Hasil analisis Deskriptif likuiditas dan ukuran perusahaan disajikan pada tabel 4.4


(61)

Tabel 4.4 Statistik Destkriptif N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Likuiditas 240 .21 7.65 1.9595 1.35408

Size 240 9.27 19.18 14.1896 1.67788

Valid N

(listwise) 240

Tabel 4.4 menginformasikan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 240. Likuiditas menunjukan nilai rata-rata 1,9595 dari skor minimum 0,21 dan maximum 7,65. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan sampel secara rata-rata baik. Angka rata-rata rasio likuiditas tersebut menunjukkan bahwa perusahaan sampel memiliki aktiva lancar di atas kewajiban lancar sehingga perusahaan diharapkan mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.

Nilai rata-rata ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 14,1896 dengan nilai minimum 9,27 dan maksimum 19,18. Nilai rata-rata sebesar 14,1896 lebih cenderung pada nilai minimum 9,27, hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak perusahaan sampel yang ukurannya tergolong berskala kecil.


(62)

43 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Hasil analisis data untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua, dan ketiga dengan teknik sebagai berikut:

1. Menilai Kelayakan Model Regresi

Tes statistik yang digunakan untuk menilai data ini adalah Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit. Berdasarkan analisis dengan bantuan program SPSS for Windows 16.0 diperoleh hasil uji kelayakan model regresi menggunakan Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test.

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang disajikan dalam tabel 5.1.

Tabel 5.1 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.

1 4.442 8 .815

Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodness of fit model tidak baik karena tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol diterima dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya (data empiris cocok atau


(63)

sesuai dengan model, tidakada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).

Nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test adalah 4,442 denganprobabilitas signifikansi 0,815 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai

observasinya ataudapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

2. Menilai Keseluruhan Model Fit

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1).

Tabel 5.2

-2 Log Likelihood (Block Number = 0) Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 153.624 1.650

2 142.872 2.195

3 142.425 2.336

4 142.423 2.345


(64)

Tabel 5.3

-2 Log Likelihood (Block Number = 1) Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant Likuiditas Size Reput Step

1

1 144.068 -.275 .205 .107 .001

2 121.165 -2.058 .579 .228 .053

3 110.874 -3.407 1.234 .272 .190

4 107.078 -3.852 1.910 .252 .289

5 106.670 -3.991 2.194 .244 .324

6 106.664 -4.006 2.228 .243 .329

7 106.664 -4.006 2.228 .243 .329

Berdasarkan hasil di atas, nilai -2 Log Likelihood (-2LL) Block Number = 0 adalah 142,423, sementara nilai -2 Log Likelihood (-2LL) Block Number = 1 menjadi 106,664. Penurunan nilai -2LL menunjukan bahwa hipotesis nol diterima (model yang dihipotesiskan bersifat fit dengan data) dan model regresi adalah model yang baik.

3. Koefisien determinasi (Nagelkerke R square)

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke R square. Hasil uji Nagelkerke R square disajikan dalam tabel 5.4

Tabel 5.4. Koefisien Determinasi Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 106.664a .164 .309

Berdasarkan hasil pengujian Nagelkerke R square nilai Nagelkerke R square adalah sebesar 0,309 yang berarti variabilitas variabel


(65)

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 30,9 persen, sedangkan sisanya sebesar 69,1 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.

4. Analisis Regresi Logistik (Logistic Regression)

Hasil analisis regresi logistik dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows 16.00 yang sajikan pada Tabel 5.3.

Model regresi yang terbentuk sebagai berikut:

-4.006 + 2,228Likuiditas+ 0,243SIZE + 0,329REPUT + e

Tabel 5.5 Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a Likuiditas 2.228 .549 16.479 1 .000 9.283

Size .243 .190 1.641 1 .200 1.275

Reput .329 .632 .272 1 .602 1.390

Constant -4.006 2.545 2.477 1 .116 .018

Hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini:

Ho1: b1 ≤ 0 Likuiditas tidak berpengaruh positif terhadap opini audit

going concern.

Ha1 : b1 > 0 Likuiditas berpengaruh positif terhadap opini audit going concern.

Ho2 : b2 ≤ 0 Ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap

opini audit going concern.

Ha2 : b2 > 0 Ukuran perusahaan berpengaruh postif terhadap opini audit going concern.


(66)

Ho3 : b3 ≤ Reputasi auditor tidak berpengaruh positif terhadap opini

audit going concern.

Ha3 : b3 > Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap opini audit going concern.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (a) = 5% (0,05). Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diinterpretasikan hasil sebagai berikut ini.

a. Pengujian hipotesis pertama

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa likuiditas memiliki nilai koefisien regresi sebesar 2,228 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa p value 0,000 < 0,05, maka Ho1 ditolak sehingga Ha1 diterima. Berarti likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap opini audit going concern. b. Pengujian hipotesis kedua

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,243 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,200 yang lebih besar dari a (5%). Dapat disimpulkan bahwa Ho2 diterima, sehingga Ha2 ditolak. Atau dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.


(67)

c. Pengujian hipotesis ketiga

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa reputasi auditor memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,329 dengan signifikansi sebesar 0,602. Berdasarkan hal tesebut dapat disimpulkan bahwa Ho3 diterima, sehingga Ha3 ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern..

B. Pembahasan

1. Pengaruh likuiditas terhadap opini audit going concern

Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap opini audit going concern. Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan current ratio. Makin rendah nilai current ratio menunjukkan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, hal tersebut dapat mempengaruhi kredibilitas perusahaan dan dapat dianggap sebagai suatu tanda perusahaan sedang menghadapi masalah. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Setyowati (2009) dan Andhita (2015) yang menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap opini audit going concern.


(68)

2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Penggunaan logaritma total aset dapat mewakili ukuran perusahaan karena dapat menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajibannya dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan aktiva yang dimiliki. Perusahaan dengan total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tergolong dalam perusahaan besar karena arus kas perusahaan positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif panjang. Perusahaan skala besar yang mengalami financial distress akan lebih mudah mengatasi permasalahan kesulitan keuangannya dibanding perusahaan kecil karena perusahaan besar memiliki jajaran manajemen yang lebih kuat (Mutchler, 1986 dalam Setyowati, 2009). Perusahaan besar maupun perusahaan kecil sama-sama memiliki peluang untuk menerima opini going concern. Junaidi dan Hartanto (2010) mengatakan bahwa, KAP dalam melaksanakan auditing tidak terpengaruh terhadap ukuran perusahaan yang mungkin memberikan fee yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang kecil. Auditor dalam memutuskan opini yang diberikan lebih banyak menggunakan ukuran keuangan dibandingkan ukuran perusahaan sehingga besar kecilnya perusahaan tidak berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern (Setyowati, 2009). Penelitian ini mendukung penelitian Januarti dan Fitrianasari


(69)

(2008) serta Junaidi dan Hartanto (2010). Tetapi berbeda dengan hasil penelitian Santosa dan Wedari (2007).

3. Pengaruh reputasi audit terhadap opini audit going concern

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa reputasi audit tidak berpengaruh pada opini audit going concern. Hal ini berarti bahwa KAP yang berafiliasi dengan KAP Big 4 maupun non big four sama-sama memberikan kualitas audit yang baik dan bersikap independen dalam mengeluarkan opini audit going concern. KAP dalam melaksanaan audit atas laporan keuangan harus berdasarkan pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. KAP yang sudah memiliki reputasi baik akan berusaha mempertahankan reputasinya dan menghindar dari hal-hal yang bisa merusak reputasinya, sehingga akan selalu bersikap objektif terhadap pekerjaannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian Setyarno dkk. (2006), serta Praptitorini dan Januarti (2007). Namun penelitian ini tidak sejalan dengan temuan penelitian Junaidi dan Hartono (2010).


(1)

Kode

Perusahaan Opini Audit Reputasi Audit Ukuran Perusahaan Likuiditas

SKLT 1 1 1 0 0 0 12,27484283 12,42819968 12,61814587 1,740955377 1,414770616 1,23383607 STTP 1 1 1 0 0 0 13,74805151 14,0385269 14,20081309 0,952399571 0,997451409 1,142364885 AISA 1 1 1 0 0 0 15,09374883 15,16813851 15,42910462 1,893521423 1,269469029 1,750259085 TBLA 1 1 1 0 0 0 15,26116239 15,4636983 15,64205125 1,378348052 1,588052462 1,120387124 ULTJ 1 1 1 0 0 0 14,59507256 14,69960573 14,84927174 1,476608613 2,018185867 2,470062828 RMBA 1 1 1 1 1 1 15,66143572 15,75217827 16,038188 1,119641361 1,642741069 1,178701091 GGRM 1 1 1 1 1 1 17,48134411 17,54142866 17,74282113 2,244793698 2,170216856 1,722079337 HMSP 1 1 1 1 1 1 16,77715633 17,08308233 17,12622122 1,774705535 1,775790372 1,752573246 HDTX 1 1 1 0 0 0 13,82899424 14,1248663 14,68207645 0,98555079 0,925231023 0,449076957 RDTX 1 1 1 0 0 0 13,89459157 14,00439801 14,25355579 0,429573309 0,610953001 0,240504073 SRSN 1 1 1 0 0 0 12,79713727 12,90447848 12,94987016 3,174825517 2,75207827 3,281266696 BATA 1 1 1 1 1 1 13,15511901 13,26057281 13,43085492 2,127655 2,123838163 1,534642093 TIRT 1 1 1 0 0 0 13,44579814 13,42933177 13,49140928 1,445028795 1,194364386 0,98032436 ALDO 1 1 1 0 0 0 12,1246565 12,28438925 12,61642579 1,208763924 1,300074256 1,299721563 FASW 1 1 1 1 1 1 15,41208489 15,53440072 15,55458278 1,321254437 0,583801934 1,419530141 SPMA 1 1 1 0 0 0 14,25491128 14,32494702 14,38485374 1,218854048 2,646484311 1,20052044 AKRA 1 1 1 1 1 1 15,94586655 16,28255233 16,49879945 1,354125065 1,441860063 1,1713898 LTLS 1 1 1 1 1 1 15,21182901 15,21540551 15,32668162 1,035971337 0,818194689 1,139630725 EKAD 1 1 1 0 0 0 12,3783102 12,5204928 12,74723929 1,903629185 2,410925763 2,328717401 AKPI 1 1 1 1 1 1 14,25801516 14,35482684 14,55007172 1,394778617 1,404431568 1,359136012 AMFG 1 1 1 0 0 0 14,80527292 14,95187485 15,0794658 4,42294646 3,887013118 4,177812474 APLI 1 1 1 0 0 0 12,72099586 12,71849799 12,62344656 1,454268202 1,436722428 1,840791401


(2)

Kode

Perusahaan Opini Audit Reputasi Audit Ukuran Perusahaan Likuiditas

IGAR 1 1 1 0 0 0 12,78150554 12,65185722 12,65952442 5,773297811 4,363507663 3,389140447 LMPI 1 1 1 0 0 0 13,43848129 13,6111311 13,61972679 1,477183565 1,239462591 1,193543591 SIAP 1 1 1 0 0 0 12,00293391 12,12468362 12,51575346 2,079743795 1,318327779 0,996569195 TRST 1 1 1 1 1 1 14,5477068 14,5985574 14,99751992 1,400154527 1,303320224 1,133181352 YPAS 1 1 1 0 0 0 12,31720696 12,76408143 13,32755312 1,482215231 1,34346079 1,176345412 SMCB 1 1 1 1 1 1 16,20889577 16,3143626 16,51653547 1,465835293 1,404606664 0,639184698 INTP 1 1 1 1 1 1 16,71425445 16,94030249 17,09669395 6,982079064 6,02762901 6,148065993 ALMI 1 1 1 0 0 0 14,4376804 14,44761656 14,82786682 1,201506675 1,292042873 1,059095308 BTON 1 1 1 0 0 0 11,68448937 11,88518533 12,0790117 3,137563781 3,295909106 3,630822937 GDST 1 1 1 0 0 0 13,79271572 13,96734799 13,99072106 3,021768979 2,313939122 2,988832852 PICO 1 1 1 0 0 0 13,23897239 13,2956711 13,33973028 1,162495614 1,241422035 1,313494358 TIRA 1 1 1 0 0 0 12,31883867 12,38974329 12,36395208 1,457218078 1,377605075 1,201009877 KICI 1 1 1 0 0 0 11,37846793 11,46116891 11,49573861 7,64820088 4,800061852 5,774093264 KDSI 1 1 1 0 0 0 13,28374556 13,25438062 13,65326688 1,358159873 1,591053735 1,444549824 ARNA 1 1 1 1 1 1 13,6309962 13,75082269 13,94235904 1,015777535 1,166232111 1,299328695 IKAI 1 1 1 0 0 0 13,21547113 13,1371042 13,08581764 0,564911124 0,574429452 1,042864991 TOTO 1 1 1 1 1 1 14,10785922 14,23597199 14,37293938 1,882690824 2,154355926 2,194984844 KBLI 1 1 1 1 1 1 13,89572925 13,96539329 14,10595531 2,187525384 3,070765381 2,550160309 VOKS 1 1 1 0 0 0 14,26851998 14,34500758 14,48632521 1,287158635 1,333935987 1,134840766 ASGR 1 1 1 0 0 0 13,93423093 14,03056306 14,18777732 1,59161301 1,592985991 1,583880636 MTDL 1 1 1 1 1 1 14,05574404 14,32370131 14,647111 1,874927766 1,519153557 1,619041457 ASII 1 1 1 1 1 1 18,85453245 19,02102161 19,18145854 1,34363115 1,399073425 1,241962918


(3)

Kode

Perusahaan Opini Audit Reputasi Audit Ukuran Perusahaan Likuiditas

AUTO 1 1 1 0 0 0 15,75629718 15,99949701 16,3506094 1,325770888 1,164935899 1,889863721 GJTL 1 1 1 1 1 1 16,26733549 16,3703935 16,54667515 1,749283613 1,719869339 2,308809187 INDS 1 1 1 0 0 0 13,94628879 14,32520294 14,60238394 2,40243884 2,360861238 3,855907934 LPIN 1 1 1 0 0 0 11,96636135 12,05681249 12,18786285 2,888471757 2,901227459 2,484134026 NIPS 1 1 1 0 0 0 13,00961564 13,17057051 13,59037502 1,080486766 1,106390457 1,051102809 SMSM 1 1 1 0 0 1 14,18381017 14,25776651 14,34678742 2,520274638 2,051200785 2,097616467 UNTR 1 1 1 1 1 1 17,65367305 17,73352822 17,86489687 1,783352642 1,946481485 1,910223737 MDRN 1 1 1 1 1 1 13,86999496 14,36614096 14,45066203 1,751720732 2,302870904 1,629127885 DVLA 1 1 1 1 1 1 13,73532492 13,88754374 13,98950924 4,893311521 4,310200399 4,241756508 INAF 1 1 1 0 0 0 13,92427707 13,98830269 14,07364358 1,53798835 2,102472801 1,265220159 KLBF 1 1 1 1 1 1 15,92869558 16,05812874 16,24164523 3,675896869 3,40539739 2,839259029 KAEF 1 1 1 0 0 0 14,40009321 14,54612114 14,72051383 2,747545106 2,803132632 2,426697743 MERK 1 1 1 1 1 1 13,27832214 13,2523929 13,45446321 7,515183934 3,871240445 3,97947476 PYFA 1 1 1 0 0 0 11,678728 11,81930661 12,07322102 2,539869496 2,413370866 1,536793342 TSPC 1 1 1 0 0 0 15,26251754 15,34871193 15,50338213 2,983526471 3,093309392 2,961941897 MRAT 1 1 1 0 0 0 12,95392816 13,02909172 12,9935841 6,066147643 6,017119667 6,054120826 UNVR 1 1 1 1 1 1 16,16519982 16,29916467 16,4068912 0,683856836 0,668263203 0,696357193


(4)

Lampiran 3. Data Ekstrim Likuiditas

Data Ekstrim

Tahun

Likuiditas

Kode

Nama Perusahaan

INCI

PT. Intanwijaya Internasional Tbk

2011

11,20080863

INCI

PT. Intanwijaya Internasional Tbk

2013

13,87211397

JKSW

PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk

2011

12,35478125

JKSW

PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk

2013

11,49280767

JPRS

PT. Jaya Pari Steel Tbk

2013

247,5351522

TCID

PT. Mandom Indonesia

2011

11,74290408


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 129 96

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 43 85

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure Klien, dan Opini Audit Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2007-2011)

1 17 150

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, FINANCIAL DISTRESS DAN OPINI AUDIT TAHUN Pengaruh Reputasi Auditor, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Financial Distress Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

0 2 16

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Ukuran Perusahaan Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Ukuran Perusahaan Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).

0 2 8

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Ukuran Perusahaan Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada

0 3 19

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2012 - 2014).

0 1 25

ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, KUALITAS AUDIT TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

0 0 21