26
D. Drug related problems DRPs
Permasalahan dalam farmasi klinis terutama muncul karena pemakaian obat yang disebut dengan drug related problems DRPs adalah kejadian atau efek
yang tidak diinginkan yang dialami pasien dalam proses terapi dengan obat dan secara aktual atau potensial bersamaan dengan outcome yang diharapkan pada
saat mendapat perawatan akibat dari suatu penyakit. Masalah –masalah dalam
kajian DRP menurut Cipolle, Strand, Morley, Ramsey, and Lamsam 2004 antara lain:
a. Memerlukan obat tambahan, yaitu jika kondisi baru yang membutuhkan obat,
kondisi kronis yang membutuhkan kelanjutan terapi obat, kondisi yang membutuhkan kombinasi obat, dan kondisi yang mempunyai risiko kejadian
efek samping dan membutuhkan obat untuk pencegahannya. b.
Obat tidak diperlukan, yaitu jika obat yang diberikan tidak sesuai dengan indikasi pada saat itu, pemakaian obat kombinasi yang seharusnya tidak
diperlukan, kondisi yang lebih cocok mendapat terapi non farmakologi, meminum obat dengan tujuan untuk mencegah efek samping obat lain yang
seharusnya dapat dihindari, dan penyalahgunaan obat. c.
Obat tidak efektif, yaitu jika obat yang diberikan kepada pasien kurang sesuai dengan indikasinya, pasien mempunyai alergi terhadap obat tersebut, obat
yang diberikan mempunyai kontraindikasi dengan obat lain, dan antibiotika yang sudah resisten terhadap infeksi pasien.
27
d. Dosis kurang, jika dosis obat terlalu rendah, interval dosis tidak cukup, durasi
terapi obat terlalu pendek untuk dapat menghasilkan respon, serta interaksi obat yang dapat mengurangi jumlah obat yang tersedia dalam bentuk aktif.
e. Dosis berlebih, yaitu jika dosis obat terlalu tinggi untuk memberikan efek,
dosis obat dinaikkan terlalu cepat, frekuensi pemberian obat terlalu pendek, dan durasi terapi pengobatan terlalu panjang.
f. Efek samping obat, yaitu jika obat menimbulkan efek yang tidak diinginkan
tetapi tidak ada hubungannya dengan dosis, interaksi obat yang menyebabkan reaksi yang tidak diharapkan tetapi tidak ada hubungannya dengan dosis, ada
obat lain yang lebih aman ditinjau dari faktor resikonya, regimen dosis yang telah diberikan atau diubah terlalu cepat, dan hasil laboraturium berubah
akibat penggunaan obat. g.
Ketidaktaatan pasien, yaitu jika pasien tidak memahami aturan pemakaian, pasien tidak menerima regimen obat yang tepat, pasien lupa untuk
menggunakan obat, pasien tidak membeli obat yang disarankan karena mahal, pasien tidak menggunakan obat karena ketidaktahuan cara memakai obat,
pasien tidak menggunakan obat karena ketidakpercayaan dengan produk obat yang dianjurkan.
Farmasis diharapkan dapat mengidentifikasi DRPs. Tidak berhenti sampai di situ, farmasis juga harus mampu membuat solusi terhadap DRPs
tersebut, sehingga tercapainya obat yang diharapkan yaitu: tepat indikasi, efektif, aman, dan ditaati pasien Cipolle, Strand, Morley, Ramsey, and Lamsam, 2004.
28
E. Keterangan Empiris