Sectio Caesarea PENELAAHAN PUSTAKA

7

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Sectio Caesarea

Operasi sesar atau sectio caesarea SC adalah prosedur pembedahan di mana sayatan dibuat melalui perut ibu laparatomi dan rahim histerotomi untuk mengeluarkan bayi. Sayatan dibuat baik secara horisontal maupun vertikal di dalam rahim. Pada beberapa kondisi, kecil kemungkinannya untuk mencoba melahirkan melalui vagina di kehamilan berikutnya Thapa, et al., 2012. Operasi sesar dapat dilakukan atas permintaan pasien dengan pertimbangan tenaga medis. Pada umumnya operasi sesar dilakukan bila persalinan tidak dapat dilakukan melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik, sudah pernah melakukan operasi sesar sebelumnya, gawat janin, dan prolaps tali adalah beberapa indikasi umum dari kelahiran sesar Shamna, Kalaichelvan, Marickar, and Deepu, 2014. Keputusan untuk melakukan SC didasarkan pada pertimbangan keamanan. Pada kondisi tertentu, operasi sesar lebih aman untuk ibu dan bayi daripada persalinan normal. Beberapa pertimbangan sehingga dokter memutuskan untuk melakukan operasi sesar menurut Mayo Clinic Staff 2012, yaitu: 1. Persalinan normal tidak berjalan dengan lancar. 2. Bayi tidak mendapatkan cukup oksigen. 3. Bayi berada dalam posisi yang abnormal. 8 4. Bayi kembar; kembar tiga atau lebih. 5. Ada masalah dengan plasenta pasien 6. Ada masalah dengan tali pusar. 7. Ibu memiliki masalah kesehatan, seperti penyakit jantung yang tidak stabil atau tekanan darah tinggi, dan infeksi yang dapat ditularkan kepada bayi selama persalinan pervaginam seperti herpes genital atau HIV. 8. Bayi memiliki masalah kesehatan, misalnya hidrosefalus. 9. Riwayat sesar sebelumnya. Risiko yang mungkin terjadi setelah persalinan dengan operasi sesar adalah infeksi. Infeksi pada atau di sekitar lokasi sayatan umum terjadi pasca operasi, termasuk operasi sesar. Infeksi pasca operasi sesar dapat berupa infeksi endometritis yang merupakan peradangan dan infeksi pada selaput yang melapisi rahim Mayo Clinic Staff, 2012.

B. Infeksi Pasca SC

Dokumen yang terkait

Korelasi Drug Related Problems (DRP) Penggunaan Antibiotika Terhadap Outcomes Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Periode Oktober-Desember 2010 dan Januari-Maret 2011

2 74 111

Evaluasi drug related problems obat antidiabetes pada pasien geriatri dengan diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat inap rumah sakit umum pelabuhan periode januari-juni 2014

4 24 164

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015

8 22 167

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015.

0 2 167

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pengobatan pasien HIV dengan kandidiasis di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2010-Juni 2014.

3 13 142

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) penggunaan diuretik pada pasien geriatri dengan hipertensi komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 - Juni 2013.

0 3 123

Evaluasi drug related problems pada pasien geriatri dengan hipertensi disertai vertigo di RS Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 - Juni 2013.

1 3 9

Evaluasi drug related problems pada pasien geriatri dengan hipertensi disertai vertigo di RS Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 Juni 2013

0 0 7

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) penggunaan diuretik pada pasien geriatri dengan hipertensi komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 Juni 201

0 14 121

Persetuj uan Pembimbing EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DAN ANTIDIABETES PADA PASIEN GERIATRI DENGAN HIPERTENSI DISERTAI DM TIPE2 DI RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI

0 0 145