1. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi yang direncanakan pada perusahaan minuman sinbiotik adalah 9360 Ltahun. Produksi 1 tahun dilakukan selama 312 hari kerja. Data kapasitas
produksi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.
2. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu usaha, terdiri dari biaya tidak tetap dan biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang
bersifat independent atau tidak berubah terhadap pemakainan alat. Biaya tetap pada perusahaan minuman sinbiotik meliputi biaya tenaga kerja, biaya penyusunan alat,
sewa bangunan dan sewa mobil. Biaya tidak tetap adalah biaya yang besarnya dapat berubah-ubah sejalan dengan
besarnya produksi yang dilakukan. Biaya ini terdiri dari biaya pembelian bahan baku dan pembantu, pembelian bahan pengemas, utilitas, biaya bahan bakar untuk mobil,
biaya perawatan alat, mobil dan bangunan. Secara singkat total biaya per tahun dari industri minuman sinbiotik adalah
sebagai berikut : Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
= Rp 25.779.553,- + Rp 107.494.200,- =
Rp 133.273.733 ,-
3. Harga Pokok Produksi
Berdasarkan kapasitas produksi tiap tahun dan biaya produksi tiap tahun, maka dapat diketahui harga pokok tiap botol.
Harga Pokok =
= Rp 133.273.733,-
9360 =
Rp 14.238,-
≈ Rp 14.300,- 4. Harga Jual Produksi
Harga jual diperoleh berdasarkan dari harga pokok, harga produk lain dipasarkan dan juga keuntungan yang ingin dicapai ditambah pajak. Keuntungan yang ingin
dicapai 30 dari harga pokok. Pajak 10 dari harga pokok. Harga Jual
= harga pokok + keuntungan 40 + pajak 10 = Rp. 14.300 + Rp. 5.550 + Rp. 1650
= Rp. 21.450 ,- botol = Rp. 22.000,-
5. Break Event Point BEP
Analisis Break Event adalah suatu teknik untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Volume penjualan dimana
penghasilannya tetap sama dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan menderita kerugian dinamakan “Break Event Point”.
Biaya yang termasuk biaya variabel pada umumnya adalah bahan mentah, upah buruh langsung, dan komisi penjualan. Sedangkan yang termasuk golongan biaya tetap pada
umumnya depresiasi aktiva tetap, sewa bangunan, bunga pinjaman, gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staff research, biaya kantor Pujawa, 2002
Total biaya produksi Kapasitas produksi per tahun
Berdasarkan Lampiran 17 diperoleh BEP sebagai berikut: -
BEP biaya titik impas =
Rp 53.934.246 ,-
- BEP titik impas
= 26,19 -
Kapasitas titik impas = 245,138 unittahun
Kapasitas tiitik impas adalah jumlah produksi yang harus dilakukan untuk mencapai titik impas tersebut. Jadi produksi minuman sinbiotik mencapai keadaan
impas jika produksinya sebesar 245,138 unittahun, dengan kapasitas normal sebanyak 9360 Ltahun, hal ini berarti minuman sinbiotik ubi jalar ungu memperoleh keuntungan
karena produksinya diatas kapasitas titik impas juga dapat dinyatakan kapasitas
produksi mencapai 26,19 dari total produksi yang direncanakan. Grafik BEP dapat
dilihat pada Lampiran 17.
6. Net Present Value NPV