berguna untuk mendeteksi adanya komponen patogen yang bersifat infektif. Pemeriksaan ini dilakukan melalui pemeriksaan terhadap perubahan-perubahan
abnormal pada tingkat jaringan. Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk memeriksa penyakit atau dalam hal ini adalah mendiagnosa penyakit dilihat dari kondisi
jaringan Harmita, 2006. Sejauh pengamatan yang dilakukan penulis terkait penelitian tentang efek
antiinflamasi topikal ekstrak Milk Thistle yang terinduksi karagenin 3 secara subkutan yang didukung hasil pengamatan kualitatif histopatologi kulit mencit
dan secara kuantitatif dengan menghitung jumlah netrofil pada kulit mencit yang mengalami peradangan belum pernah dilaporkan.
1. Rumusan masalah
Berdasarkan beberapa uraian yang sudah disampaikan diatas, rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah ekstrak Milk Thistle memiliki aktifitas antiinflamasi topikal pada mencit betina yang diinduksi karagenin 3?
b. Bagaimana aktifitas antiinflamasi topikal yang dilihat dari besar rerata jumlah sel neutrofil ekstrak Milk Thistle pada mencit betina yang
diinduksi karagenin 3 ? c. Bagaimana aktifitas antiinflamasi topikal yang dilihat dari persen
penghambatan ekspesi COX-2 ekstrak Milk Thistle pada mencit betina yang diinduksi karagenin 3?
2. Keaslian penelitian
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sonnenbichler et al. 1999 bagian yang diteliti dari tanaman Milk Thistle antara lain buah, daun, dan biji. Bagian
tanaman tersebut mengandung silymarin di mana silybin merupakan zat yang paling aktif secara biologis konstituen. Dehmlow et al. 1996 melaporkan bahwa
mekanisme aktifitas antiinflamasi dari tanaman Milk Thistle dilakukan dengan menghambat pembentukan hydrogen peroksida. Efek silybin yang terkandung
pada daun Milk Thistle menghambat sintesis leukotrien B4 pada tikus terisolasi sel Kupffer, namun tidak berpengaruh pada pembentukan prostaglandin E2. Menurut
penelitian yang dilakukan Balian et al. 2006 bahwa aktivitas antiinflamasi
dalam ekstrak etanol dari daun Milk Thistle dalam pengujiannya dilakukan pada tikus albino. Tanaman Milk Thistle telah terbukti memiliki efek antiinflmasi yang
spesifik untuk inflamasi akut. Silymarin yang merupakan ekstrak bioaktif Silybum marianum L.
mengandung flavonolignans seperti silychristin, isosilychristin, silydianinsilybin A dan B, isosilybin A dan B. Serta asam, 35 lemak, flavonoid dan polifenol.
Untuk menguji adanya efek antiinflamasi Milk Thistle diuji dengan mengekstraksi pada 96 etanol, dan adanya aktivitas penangkapan radikal bebas dalam DPPH
2,2-difenil-1-pycryl-hydrazyl. Ekstrak tanaman ini menunjukan aktivitas hepatoprotektif pada tikus yang terinduksi parasetamol Hadaruga et al.,2009
Penelitian yang dilakukan oleh Balian et al. 2006 pemberian ekstrak daun Silybum marianum L. menunjukan adanya aktivitas antiinflamasi pada tikus yang
terinduksi karagenin 1 secara subkutan pada punggung tikus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sejauh penelusuran yang dilakukan penulis, penelitian terkait uji efek antiinflamasi topikal ekstrak Milk Thistle pada mencit betina terinduksi karagenin
belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian