E. Karagenin
Karagenin adalah polimer linear yang tersusun dari sekitar 25.000 turunan galaktosa
yang strukturnya
tergantung pada
sumber dan
kondisi ekstraksi.Karagenin dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama yaitu kappa, iota,
dan lambda karagenin. Karagenin lambda λ karagenin adalah karagenin yang diisolasi dari ganggang Gigartina pistillata atau Chondrus crispus, yang dapat
larut dalam air dingin Chaplin, 2005. Karagenin dipilih untuk menguji obat antiinflamasi karena tidak bersifat antigenik dan tidak menimbulkan efek sistemik
Chakraborty et al., 2004.
F. Biocream®
Obat topikal terdiri dari vehikulum bahan pembawa dan zat aktif. Saat ini, banyaknya sediaan topikal yang tersedia ditujukan untuk mendapat efi kasi
maksimal zat aktif obat dan menyediakan alternatif pilihan bentuk sediaan yang terbaik Strober,2008.
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.Formulasi krim
ada dua, yaitu sebagai emulsi air dalam minyak WO dan minyak dalam air OW misalnya biocream. Krim ini bersifat ambifilik artinya berkhasiat sebagai
WO atau OW. Krim dipakai pada kelainan yang kering, superfi sial Djuanda,1994.
G. Hidrokortison Asetat
Hidrokortison adalah golongan kortikosteroid yang mempunyai daya kerja antialergi dan antiradang. Kortikosteroid bekerja dengan cara mencegah reaksi
alergi, mengurangi peradangan, dan menghambat sel epidermis. Hidrokortison asetat C
23
H
32
O
6
digolongkan ke dalam obat antiinflamantori analgesik yang dapat mengurangi radang, rasa gatal, dan rasa sakit pada kulit. Indikasi krim ini
,menekan reaksi radang pada kulit yang bukan diseba kulit 2-3 kali sehari. Hidrokortison dalam bentuk krim biasanya dikombinasikan dengan suatu asam,
misalnya bila dikombinasikan dengan suatu asam asetat maka nama dari sediaan tersebut adalah hidrokortison asetat Anief, 1996 .
Untuk mengatasi gangguan fungsi dan struktur kulit, digunakan obat topikal yang mengandung obat-obat seperti golongan antibiotika, kortikosteroid,
antiseptik lokal, antifungi, dan lain-lain.Bentuk obat topikal dapat berupa salep, krim, lotio, dan pasta. Pemilihan bentuk obat topikal dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain, parahnya kerusakan kulit, daya kerja obat yang dikehendaki, kondisi penderita, dan daerah kulit yang diobati. Biasanya obat topikal
mengandung obat yang dimaksudkan untuk bekerja pada lapisan kulit yang lebih dalam dari permukaan kulit, misalnya pada opengobatan penyakit kulit kronik
dengan obat topikal yang mengandung kortikosteroid Sartono, 1996. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. Landasan Teori