35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktifitas antiinflamasi topikal pada ekstrak Milk Thistle dan mengetahui persen penghambatan inflamasi
ekstrak Milk Thistle pada mencit betina galur Swiss, melihat jumlah sel-sel neutrofil, dan ekspresi COX-2 pada jaringan subkutan.
Hasil yang akan dibahas dalam penelitian meliputi ekstrak Milk Thistle, uji orientasi karagenin, dan pengujian efek antiinflamasi ekstrak Milk Thistle.
A. Ekstrak Milk Thistle
Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan determinasi dan proses ekstraksi secara langsung karena peneliti mendapatkan ekstrak Milk Thistle dari
NATUREX dengan disertakan sertifikat resmi yang menyatakan kebenaran bahwa ekstrak tersebut adalah ekstrak Milk Thistle.
Menurut sertifikat dari NATUREX, ekstrak Milk Thistle ini berbentuk serbuk dan berwarna kuning kecoklatan. Ekstrak ini merupakan ekstrak etanol air
dengan total etanol residual 0,1 yang berarti bahwa ekstrak ini aman bagi tubuh. Dalam sertifikat tersebut juga dicantumkan kandungan dari ekstrak,
kandungannya sesuai dengan kandungan ekstrak Milk Thistle seperti Silymarin yang berpotensi memberikan efek antiinflamasi mencapai 80. Sehingga
peneliti langsung melakukan tahap pengujian perlakuan dengan menggunakan ekstrak Milk Thistle.
B. Uji Orientasi Karagenin
Uji orientasi karagenin dilakukan sebelum uji efek antiinflamasi topikal ekstrak Milk Thistle. Tujuan dilakukan uji orientasi adalah untuk menetapkan
konsentrasi karagenin yang akan digunakan dalam penelitian. Tahap awal dilakukan uji orientasi adalah penetapan konsentrasi dari karagenin yang akan
diinjeksikan pada mencit sebagai penginduksi terjadinya inflamasi. Pada penelitian ini, konsentrasi yang digunakan dalam orientasi adalah 1,5; 2 dan 3.
Dibagi berdasarkan tiga kelompok perlakuan, setiap kelompok terdapat satu ekor mencit dan diberikan injeksi karagenin dengan rute peberian secara subkutan.
Setelah mencit diinjeksikan dengan karagenin, mencit diamati dengan mengukur ketebalan dari lipat kulit punggung yang sudah diinjeksi karagenin, dilakukan
setiap satu jam sekali selama enam jam. Setelah punggung mencit diinjeksidengan karagenin, akan menunjukkan peningkatan dari tebal lipat kulit punggung mencit
sekitar 2-3 kali dari tebal lipat kulit pada awal pengukuran, sehingga tebal tersebut yang akan dipilih menjadi konsentrasi karagenin penginduksi inflamasi. Kurva
grafik dari hasil pengukuran peningkatan tebal lipat kulit punggung mencit yang menunjukkan adanya edema yang terjadi di setiap jamnya selama enam jam dapat
dilihat pada gambar 6. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 6.Kurva grafik peningkatan tebal lipat kulit selama enam jam.
Pada uji efek antiinflamasi ini hasil pengukuran tebal lipat kulit mencit yang sudah diinduksi karagenin menunjukkan adanya edema pada setiap jamnya
selama enam jam. Kelompok perlakuan konsentrasi karagenin 1,5 peningkatan tebal lipat kulit punggung sebesar 1,17 kali. Pengukuran awal tebal lipat kulit 0,35
mm, setelah diinjeksi dengan karagenin pada satu jam pertama tebal kulit hanya menjadi 0,41 mm. Konsentrasi karagenin 2 peningkatan tebal lipat kulit
punggung sebesar 2,31 kali dari 1,27 mm menjadi 2,94 mm. Konsentrasi karagenin 3 peningkatan tebal lipat kulit punggung sebesar 4,52 kali dari
pengukuran tebal awal 0,75 mm menjadi 3,39 mm. Dari hasil pengukuran menunjukan bahwa konsentrasi karagenin 1,5 belum memperlihatkan
peningkatan penebalan hingga 2-3 kali dari tebal lipat kulit awal. Konsentrasi karagenin 2 sudah menunjukan peningkatan penebalan hingga 2-3 kali dari tebal
lipat kulit awal, tetapi edema terbentuk terdapat gelembung berisi cairan dan edema yang terbentuk tidak bertahan selama enam jam pengamatan. Konsentrasi
karagenin yang digunakan sebagai penginduksi inflamasi pada penelitian ini
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
1 2
3 4
5 6
E d
e m
a m
m
waktu jam
Karagenin 1,5 Karagenin 2
Karagenin 3
adalah konsentrasi karagenin 3 karena pada konsentrasi karagenin 3 sudah menunjukan peningkatan tebal lipat kulit punggung mencit pada jam pertama
yaitu lebih dari 2-3 kali dari lipat kulit awal dan tetap menunjukan edema lebih dari 2-3 kali dari lipat kulit awal selama enam jam pengamatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Balian et al. 2006, konsentrasi karagenin yang digunakan pada uji efek antiinflamasi Milk Thistle diinduksi
dengan karagenin 1. Namun dalam prapenelitian antiinflamasi ekstrak etanol buah Sylibum marianum L. apabila diberikan karagenin dengan konsentrasi 1,
tidak menghasilkan edema yang diharapkan. Pada uji orientasi yang dilakukan, konsentrasi edema dinaikan menjadi 1,5; 2; dan 3, dan konsentrasi karagenin
yang digunakan sebagai penginduksi inflamasi adalah karagenin dengan konsentrasi 3 karena dari hasil peningkatan tebal lipat kulit, konsentrasi 3
menunjukan peningkatan lebih dari 2-3 kali dari pengukuran awal.
C. Hasil Pengujian Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Milk Thistle