b. Container
c. Papan lilin dan pines
d. Gunting bedah
e. Pinset
f. Formalin 10
E. Tata cara Penelitian
1. Pembuatan krim ekstrak Milk Thistle
Konsentrasi krim ekstrak Milk Thistleditentukan bedasarkan konsentrasi zat aktif Hidrokortison asetat 2,5 pada Hidrokortison® cream sebagai krim
kontrol positif. Konsentrasi tersebut dijadikan konsentrasi tengah konsentrasi kedua untuk sedian krim ekstrak Milk Thistle.Konsentrasi pertama diturunkan
1,5 kalinya dan konsentrasi ketiga dinaikan 1,5 kalinya. Maka diperoleh tiga konsentrasi ekstrak Milk Thistledalam krim yaitu 1,67; 2,5; dan 3,75 bb.
Pembuatan krim ekstrak Milk Thistledengan menimbang ekstrak seberat 0,167; 0,25; dan 0,375 g yang dilarutkan dalam 10 g basis boicream®.
2. Penyiapan Hewan Uji
Dibutuhkan hewan uji sebanyak 30 ekor mencit betina, berumur 2-3 bulan, dengan bobot 20-30 gram. Hewan uji ini dibagi menjadi 6 kelompok yaitu
kelompok karagenin, Biocream®, Hidrokortison®, ekstrak Milk Thistle1,67; 2,5; dan 3,75 bb. Masing-masing Kelompok terdiri dari lima ekor mencit
yang dipilih secara acak random untuk memenuhi syarat representative dari sampel.Hewan uji terlebih dahulu dicukur bulu punggungnya dengan gunting,
kemudian dioleskan Veet® untuk merontokkan bulu yang belum tercukur sempurna.Kulit punggung yang telah dicukur bulunya ini dibiarkan selama 2
hari untuk menghindari timbulnya inflamasi yang disebabkan oleh pencukuran dan pemberian Veet®.
3. Uji pendahuluan
Uji pendahuluan bertujuan untuk menetapkankonsentrasikarageninoptimal yang akandigunakansebelumpenelitimelakukanujiefek
anti inflamasitopikal.
Konsentrasi karagenin 1,5; 2 dan 3 dibuat dengan menimbang masing- masing karagenin sebanyak 1,5; 2; dan 3g karagenin dan melarutkanya dengan
larutan fisiologis NaCl 0,9 dalam gelas beaker yang kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan larutan NaCl 0,9 hingga batas
tanda.Tiga ekor mencit yang digunakan dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan konsentrasi karagenin, yaitu karagenin 1,5; 2; dan 3 masing-
masing kelompok dinjeksi sebanyak 0,1 mL secara subkutan pada kulit punggung mencit yang telah dicukur bulunya. Tebal lipat kulit diukur setelah
pemberian karagenin setriap 1 jam selama 6 jam. Kelompok karagenin yang dipilih,apabila edema yang timbul menunjukkan penebalan lipatan kulit sebesar
2-3 kali dari tebal lipat kulit awal . 4.
Pembuatan larutan karagenin Karagenin 3 dibuat dengan melarutkan 0,75 gram karagenin kedalam larutan
NaCl 0,9 kemudian dimasukan kedalam labu ukur 25mL, di add sampai tanda. Sehingga akan diperoleh larutan karagenin 3.
5. Pengujian ekstrak Milk Thistle
Sebanyak 30 ekor mencit betina dibagi secara acak menjadi enam kelompok perlakuan :
a. Kelompok I
Terdiri dari lima ekor mencit sebagai kontrol negatif karagenin. Mencit diinjeksi karagenin dengan konsentrasi 3.
b. Kelompok 2,3,4, 5, dan 6
Masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor mencit sebagai perlakuaan Biocream®, Hidrokortison®, ekstrak Milk Thistle 1,67; 2,5; dan 3,75 bb.
Ekstrak seberat 1,67; 2,5; dan 3,75 gram masing-masing dicampur dengan basis krim Biocream seberat 10 gram sehingga didapat konsentrasi 1,67;
2,5 dan 3,75 BB. Biocream®, Hidrokortison®, dan masing-masing konsentrasi ekstrak dalam basis krim diambil sebanyak 0,1 gram untuk
dioleskan seluas 2,25 cm
2
disekitar suntikan. 6.
Pengambilan Bagian kulit punggung mencit untuk data histopatologi Dua puluh empat jam setelah diinjeksi karagenin 3 mencit dikorbankan dengan
cara dislokasi tulang leher mencit dan dilakukan pengambilan kulitpunggung mencit dengan cara dibedah yang dilakukan dipapan bedah. Area pengambilan
kulit disekitar daerah injeksi subkutan dengan ukuran 1 x 1cm. Hasil pemotongan jaringan kulit diletakkan di container yang telah berisi larutan fiksatif yaitu
formalin 10 hingga potongan kulit terendam sempurna yang kemudian dibawa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ke bagian Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada untuk pembuatan preparat histologi. Pengecatan
hematoksilin dan eosin HE dikerjakan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada dan imunohistokimia
dengan antibodi anti-COX-2 dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RS Dr. Sardjito, Yogyakarta.Hasil pengecatan dianalisis di bawah mikroskop cahaya
Olympus CX21 dengan perbesaran 400xdi Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.
F. Tata Cara Analisis Hasil