Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, seseorang memilih makanan yang sesuai dengan seleranya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap seseorang dalam pemilihan makanan yaitu lingkungan masyarakat; lingkungan keluarga; dan dorongan dalam diri Marwanti, 2000:2. Makanan rakyat yang dikonsumsi dalam lingkungan masyarakat tertentu dan diturunkan secara turun-temurun disebut makanan tradisional Marwanti, 2000:112. Makanan tersebut termasuk salah satu aset budaya warisan nenek moyang, oleh sebab itu wajib dijaga dan dilestarikan. Salah satu cara menjaga dan melestarikan makanan tradisional yaitu dengan mempelajari dan senang mengkonsumsinya. Pada zaman sekarang, para konsumen makanan terutama generasi muda khususnya siswa SD di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai mengabaikan keberadaan makanan tradisional. Hadirnya makanan cepat saji fast food yang secara penyajian lebih cepat dan dari segi bentuk atau rupa lebih menarik, menjadi daya pikat tersendiri. Hal ini membuat makanan tradisional tersisihkan dan kalah bersaing. Saat ini, makanan tradisional asli Daerah Istimewa Yogyakarta mulai sulit ditemui di berbagai tempat. Salah satu tempat yang masih menjual makanan tradisional yaitu pasar tradisional, pasar yang memakai nama pasaran Jawa seperti Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi. Bergesernya minat konsumen dari makanan tradisional ke makanan cepat saji dikarenakan tingkat pengetahuan tentang makanan tradisional dari generasi ke generasi mengalami penurunan. Fakta di lapangan, ketika peneliti menyebar kuesioner di SDN Petinggen pada hari Kamis, 3 Desember 2015 dengan responden kelas IVA dan VA yang berjumlah 58 siswa mendapatkan data sebanyak 62,1 menyukai makanan cepat saji, sedangkan hanya 37,9 menyukai makanan tradisional. Data tingkat pengetahuan mereka mengenai makanan tradisional DIY yaitu sebanyak 75,9 masuk dalam kategori tidak tahu dan hanya mengetahui beberapa, sedangkan hanya 24,1 masuk dalam kategori tahu. Hal ini sangat memprihatinkan, mengingat mereka adalah generasi muda yang seharusnya dapat menjaga dan melestarikan warisan leluhurnya. Rendahnya pengetahuan tentang makanan tradisional, tidak terlepas dari minimnya buku yang membahasnya. Pada umumnya buku membahas sebatas pada resep, itupun hanya beberapa makanan tradisional. Padahal masih banyak makanan tradisional yang belum dikenal oleh generasi muda. Berdasarkan hasil wawancara pada saat analisis kebutuhan dengan guru dan siswa SDN Petinggen, menyebutkan bahwa di perpustakaan SD belum ada buku yang membahas mengenai makanan tradisional. Peneliti menemui hal serupa saat melakukan observasi di perpustakaan SD Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, SDN Ngento, dan satu toko buku di Yogyakarta. Peneliti belum menjumpai adanya sebuah buku yang fokus membahas makanan tradisional di Yogyakarta. Peneliti hanya menjumpai buku Ensiklopedi Makanan Tradisional Indonesia Sumatera, sebuah buku ensiklopedi yang membahas makanan tradisional di Sumatera. Pernyataan peneliti mengenai belum menjumpai adanya buku ensiklopedi yang membahas makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta diperkuat dengan hasil kuesioner, yaitu sebanyak 82,7 ragu- ragu dan belum pernah menemui ada buku ensiklopedi yang membahas makanan tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan 17,3 pernah menjumpainya. Berdasarkan data kuesioner, jika kelak akan adaterbit sebuah buku ensiklopedi makanan tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta, sebanyak 63,8 tertarik untuk membaca, sedangkan 36,2 tidak tertarik dan biasa saja. Data tersebut menunjukkan bahwa keinginan untuk mempelajari makanan tradisional masih ada dalam diri generasi muda khususnya siswa SD. Hal ini sejalan dengan Izzaty 2008:109 yang menyebutkan bahwa anak yang berada pada usia 10-12 tahun siswa SD kelas atas akan mencapai puncaknya pada gemar membaca dan dapat menyerap isi bacaan yang lebih luas. Berdasarkan paparan di atas, buku ensiklopedi makanan tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi sarana yang tepat bagi generasi muda khususnya siswa SD untuk menambah pengetahuan. Ensiklopedi ini merupakan buku yang menjelaskan atau mendeskripsikan suatu hal atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI konsep secara mendalam yang tersusun berdasarkan abjad Chaer, 2007:181. Adanya ensiklopedi ini diharapkan pengetahuan siswa mengenai makanan tradisional akan bertambah, sehingga kelak mampu menjaga dan melestarikan makanan tradisional tersebut. Dengan demikian, aset budaya berupa makanan tradisional tidak hilang dan tetap ada hingga generasi berikutnya. Dari analisis tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pengembangan dengan judul “Pengembangan Ensiklopedi Makanan Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah